Mencari Keadilan, perdamaian dan Keutuhan Ciptaan.
(Yesaya 65:21-25)
1. Pendahuluan
Kitab Trito Yesaya (Yesaya III: pasal 56-66) adalah kitab yang berbicara tentang orang Yehuda sesudah mereka kembali dari pembuangan Babel. Setelah mereka kembali dari Babel, masih ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang mereka lakukan. Misalnya, kesalahan para pemimpin bangsa itu (56:9), Sinkritisme/ kepercayaan terhadap banyak illah (57:3, 65:1 dst, 66:3), motivasi pembangunan rumah ibadah yang berbeda (66:1). Optimisme yang mereka miliki ketika mereka di pembuangan (sebagaimana ditunjukkan Deutro Yesaya) tidak ditemukan di Yerusalem setelah mereka pulang. Namun yang mereka temukan adalah adanya ketidak perdulian antara seorang terhadap sesama, mereka hidup dalam kekelaman. Namun karena kasih Allah terhadap umatNya. Ia tetap memberi nasehat bagi umatNya agar mereka hidup setia kepada Allah. Melakukan keadilan dan kebenaran sesuai dengan kehendak Allah. Sehingga mereka memperoleh pengharapan akan keselamatan.
2. Keterangan
Bagaimana bentuk keselamatan yang akan diberikan Allah kepada UmatNya? Itulah yang hendak dijelaskan dalam perikop (nas) ini. Hal itu perlu bagi mereka agar mereka mendapat kekuatan dan semangat dalam persekutuan mereka dengan Tuhan. Karena itu pada ayat sebelum perikop ini telah dijelaskan beberapa hal, seperti; Penyembuhan dari penyakit-penyakit lama (ay. 17b), memberikan kegembiraan-kegembiraan (ay. 18-19, dan Memberikan hidup (ay. 20). Ini adalah merupakan satu kesatuan dengan ayat-ayat berikut, yang boleh disebut sebagi pengantar.
a. Memberikan keamanan (ay. 21-23a)
b. Membangun persekutuan dengan Allah (ay.23b-24)
c. Kerukunan di antara makhluk-makhluk. (ay.25)
a. Memberikan keamanan (ay. 21-23a).
Tahun 587 SM, rumah-rumah mereka dilunta-lantangkan penguasa Babel, kini kekuasaan itu tidak berdaya lagi. Ketika mereka di Babel mereka diperhamba di negeri orang, mereka tidak dapat mencicipi kesejahtraan karena mereka harus bekerja untuk penguasa. Namun sekarang Allah memberikan janji berkat yang akan diterima mereka. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga.
Bila mereka dahulu dipekerjakan untuk mengawasi, menjaga dan merawat kebun-kebun anggur tuan-tuan tanah yang berkuasa atas mereka, sehingga mereka hanya dapat melihat buah-buah tanaman yang indah saja tetapi tidak untuk mereka makan. Sekarang Allah menjanjikan kesejahtraan buat mereka dengan mengusahai kebun-kebun mereka dan memakan buahnya dengan bebas. Karena mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga. Allah tidak akan membiarkan keadilan dan kebenaran dirusak. Allah menegaskan lagi bahwa mereka tidak akan menanam sesuatu supaya orang lain memakan buahnya. Orang-orang pilihanku akan menikmati pekerjaan tangan mereka.
Kepandaian mereka membangun rumah yang indah dan menawan yang diperuntukkan bagi penguasa di Babel, kini mereka membangun rumah untuk didiami sendiri. Untuk itu Allah berfirman “Mereka tidak akan mendirikan sesuatu supaya orang lain mendiaminya”.
Dengan demikian keadilan dan kesejahtraan akan didapatkan oleh Umat Tuhan. Mereka akan mendapat umur yang panjang karena mereka bekerja dengan tidak bersusah-susah karena mereka memimpin diri sendiri dan bekerja untuk mereka sendiri artinya tidak untuk penguasa penjajah lagi. Untuk itu Allah berfirman “Umur umatku akan sepanjang umur pohon. Mereka tidak akan bersusah-susah dengan percuma”. Sehingga kekayaan Allah itu dinikmati oleh seluruh manusia. Dengan menjamin masa depan manusia itu sampai kepada anak cucunya. Allah berfirman; “tidak akan melahirkan anak yang akan mati mendadak”.
b. Membangun persekutuan dengan Allah (ay.23b-24)
Pemahaman yang mendasar yang diwarisi Umat Tuhan secara turun temurun adalah; bahwa mereka tidak sanggup berbuat apa-apa bila Tuhan (Tabut Tuhan) tidak berada ditengah-tengah mereka. Artinya, hanya dengan kehadiran Allah saja ditengah-tengah mereka maka kemenangan dan keselamatan ada di tengah-tengah mereka. Kini Allah menjanjikan kasih karunia; memberikan lebih dari apa yang diminta, mendengarkan seruan walaupun belum memanggilNya. Firman Tuhan berkata “Sebelum mereka memanggil Aku sudah menjawabnya”. Allah sendiri yang berinisiatif membangun persekutuan yang baik dengan UmatNya. Sebab Dia adalah Allah yang bukan pilihan manusia tetapi Allah yang menyatakan diriNya kepada manusia. Untuk itu Allah mempertegas dengan; “Ketika mereka sedang berbicara aku sudah mendengarkannya. Sebab, mereka itu keturunan orang-orang yang diberkati Tuhan. Anak cucu mereka ada beserta mereka”.
c. Kerukunan di antara makhluk-makhluk. (ay.25).
Kedamaian dan kesejahtraan telah dijanjikan untuk manusia. Kedamaian dan kesejahtraan itu juga akan kembali terpelihara oleh manusia sebagai “mitra” Allah untuk merawat dan menjaga serta melestarikan ciptaan Allah. Manusia yang olehnya diberi tanggungjwab itu harus mengolah alam untuk kemakmuran bersama, tanpa ada yang punah tetapi lestari di hadapan Allah. Tatanan alam yang baik akan selalu memberi hidup yang asri bagi umat manusia. Jadi bila Allah mengatakan “Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput. Singa akan makan jerami seperti lembu. Ular akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di gunug Allah”. Itu berarti bahwa segala sesuatunya diatur oleh Allah untuk UmatNya yang dipilih dan dikasihinya. Manusia dapat menikmati ciptaan itu dalam tanggungjawab dan suka cita yang dari Tuhan.
3. Bahan Diskusi.
a. Bagaimanakah tanggapan kita melihat dunia yang selalu menaruh permusuhan terhadap sesama? Adakah guna permusuh-musuhan itu untuk kehidupan manusia?
b. Apakah kita masih merasakan bahwa persekutuan yang baik bersama Allah selalu membangun kedamaian di dalam hidup sehari-hari dalam masyarakat?
c. Bagaimanakah usaha manusia untuk mempertahankan kedamaian di antara sesama ciptaan, sehingga tatanan kehidupan dapat berjalan dengan baik? Bagaimana pendapat kita bagi mereka yang tidak perduli kepada alam sekitar? Misalnya pembalakan dan penebangan hutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar