Kami menerima tulisan, artikel, laporan kegiatan dan saran-saran untuk dipublikasikan ke blog Pdt. Pahala J. Simanjuntak,MTh dengan mengirim e-mail ke: psh06simanjuntak@yahoo.com .

07 Februari 2009

Pinggan Pasu Pdt. Dr. I.L. Nommensen

Pinggan Pasu Pdt. Dr. I.L. Nommensen ditemukan di Butar

Menurut tradisi orang Batak dahulu dikenal sebuah piring kerajaan yang disebut dengan Pinggan Pasu. Pinggan pasu ini dipergunakan ketika ada acara jamuan makan di antara raja-raja Batak ketika itu. Tidak semua orang dapat memiliki pinggan pasu ini. Salah satu yang memilikinya adalah Pdt. Dr.I.L. Nommensen. Piring tersebut sebagai pemberian raja-raja Batak yang menjadi sahabat-sahabatnya dalam penginjilan di Silindung. Ketika melayani di daerah Butar (sekarang Kec. Pagaran Taput) I.L. Nommensen memberikan sebuah pinggan pasu kepada Raja Balige Bosi Sihombing Lumbantoruan.

Piring kerajaan ini diberikan oleh Nommensen atas ”paralealeon” nya dengan Raja Balige Bosi ini. Sekaligus turut menghantar I.L. Nommensen ke Sigumpar daerah Toba Holbung ketika itu (sekarang Kec. Silaen –Kab.Tobasa). Demikian penuturan B. Sihombing-Lumbantoruan seorang keturunan Raja Balige Bosi Lumbantoruan kepada tim Napak tilas Nommensen (Tim Sigumpar dan Tim Samosir) di HKBP Parsaorannauli Banualuhu-Butar Distrik III Humbang, Kamis 5 Pebruari 2009. Menurut keturunan Raja Balige Bosi ini, Pinggan pasu tersebut masih tetap disimpan dan dijaga baik-baik dan saat ini piring tersebut disimpan di Medan oleh cucu Raja Balige Bosi. Atas penuturan cerita tersebut seluruh rombongan merasa heran dan takjub mengingat perjalanan Nommensen ke daerah ini. Bagi masyarakat Butar kehadiran Ompui I.L.Nommensen sangat berharga terutama membawa masyarakat menerima injil dan percaya kepada Yesus Kristus.

Di samping itu I.L.Nommensen memberikan pengajaran kepada masyarakat dalam hal bercocok tanam, beternak dan hidup bergotong royong. I.L. Nommensen juga mengajari para petani untuk menjadikan ubi kayu (gadong) sebagai makanan utama mengingat beras sulit didapat. Ditambah lagi daerah Butar tidak cocok menanam padi akibat tanah yang tidak subur. Oleh sebab itu masyarakat sekitar juga membuat ubi kayu tersebut menjadi ”tape” (ubi kayu yang dimasak dengan ragi) dan ”karipik” atau keripik.

Ketika I.L. Nommensen berangkat ke Sigumpar untuk misi penginjilan, masyarakat dan orang yang sudah menerima Injil merasa sedih maka sebagai tanda kenang-kenangan I.L.Nommensen memberikan sebuah Pinggan Pasu tadi. Akan tetapi yang paling dibanggakan adalah orang Kristen pertama di Butar telah hidup dengan sejahtera darihasil pertanian mereka dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat.

Menyinggung perjalanan Tim Sigumpar dan Tim Samosir dalam rangka Napak Tilas ini dapat dikatakan sakses. Sebelum menuju tempat ini terlebih dahulu melakukan ibadah dan penanaman pohon di Perkampungan Pemuda Jetun Silangit. Turut dalam acara ini St. BP.Nababan dari HKBP Siborong-borong, Camat P. Sormin, Dr.J. Situmeang Kapuskesmas Siborongborong serta Kapten Pol. P. Simanjuntak (Polsek). Perjalanan kedua Tim ini berakhir di Huta Dame Saitnihuta setelah melalui HKBP Hutaraja dan Pearaja Distrik II Silindung. Turut mendampingi rombongan ini Praeses HKBP Distrik XVI Humbang Habinsaran Pdt. Debora Sinaga, MTh dan Praeses HKBP Distrik II Silindung, Pdt. S. Manogari Silitonga, MTh bersama Koordinator Lapangan (Korlap) Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh Direktur Sekolah Pendeta HKBP dan Pdt. Rikson Hutahaean, MTh Kepala Biro Katwgorial SM dan Pemuda HKBP

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Syalom
Mauliathe ma lae. Saya banyak tahu dari webblog ini.

Hojot Marluga/Hotman Jonathan Lumbagaol

http://hojotmarluga.wordpress.com