Kami menerima tulisan, artikel, laporan kegiatan dan saran-saran untuk dipublikasikan ke blog Pdt. Pahala J. Simanjuntak,MTh dengan mengirim e-mail ke: psh06simanjuntak@yahoo.com .

22 Februari 2009

PA

Hidup dengan Hikmat Allah.
(Yakobus 3:13-18)

Siapakah Yakobus?

Yakobus adalah anak Zebedeus dan saudara Yohanes. Ia adalah seorang nelayan yang dipanggil oleh Yesus agar mengikuti Dia dan menjadi seorang murid/rasul (Mat. 4:17-22). Yakobus dan saudaranya Yohanes diberi nama Boanerge yang artinya ”anak-anak guruh” (Mark. 3:17). Yakobus adalah murid pertama yang menyerahkan hidupnya bagi Yesus Kristus dan Ia dibunuh oleh Herodes pada tahun 44 (Kis. 12:1-2). Yakobus menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem. Dalam Gal. 2:9 Paulus menyebutkan dia adalah ”Sokoguru”. Yakobuslah yang memimpin sidang yang diadakan oleh para rasul dan penatua di Yerusalem seperti yang dilukiskan dalam Kisah para Rasul 15. Setelah Petrus dilepas dari penjara, ia mengirim pesan khusus kepada Yakobus (Kis. 12:17), dan ketika Paulus mengunjungi Yerusalem, ia memberi salam kepada Yakobus dan menyampaikan ”Persembahan kasih” yang khusus dari orang-orang bukan Yahudi (Kis. 21:18-19).

Yakobus pernah meminta Paulus untuk memenangkan orang-orang Kristen di Yerusalem yang masih berpegang teguh pada hukum Taurat. Selanjutnya Yakobus dikenal sebagai seorang yang memberi kesempatan kepada semua golongan untuk mengemukakan pendapatnya lalu memperdamaikan mereka dengan menarik kesimpulan berdasarkan Firman Allah. Yakobus adalah orang yang sangat tekun berdoa. Jadi tidak mengherankan kalau di dalam suratnya ia sangat menekankan pentingnya doa bagi pengikut Yesus Juru Selamat kita. Dikatakan pula bahwa ia begitu banyak berdoa sehingga lututnya menjadi sekeras lutu unta.

Keterangan Nas
Saudara-saudaraku yang kekasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Hikmat yang berasal dari atas yaitu hikmat dari Allah, bekerja dengan suatu cara yang berbeda dari hikmat yang dari dunia, dari nafsu manusia dan dari setan-setan. Setiap insan pasti menginginkan hikmat. Tetapi pertama-atama kita harus memahami dengan benar apakah arti dan makna hikmat yang disebut dalam nas ini. Salah satu hal yang perlu dibuang adalah iri hati, kebencian, kesombongan. Iri hati muncul ketika kita melihat seseorang yang berambisi dan bersemangat untuk menduduki suatu jabatan di pemerintahan atau di gereja lebih tinggi dari kita. Memang ada di antara anggota jemaat yang ingin mendapatkan kedudukan yang tinggi dengan mementingkan diri sendiri dan menuruti hawa nafsu. Para rasul yang pertamapun mempertengkarkan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Dalam 1 Kor 1:29 mengatakan supaya jangan ada seorangpun manusia yang memegahkan diri di hadapan Allah. Memegahkan diri adalah sebuah sifat keangkuhan dan kesombongan pada dirinya sendiri dimana ia dapat dipuji-puji dan diangkat-angkat dalam perkataan yang melibatkan dirinya untk berdusta di hadapan saudaranya ataupun kerabat terlebih di hadapan Tuhan. Inilah hikmat dunia yang salah itu. Seseorang bebas melakukan apa yang dia kehendaki,pada hal sudah bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya dunia kita semakin hancur, sembraut, penuh tipu daya dan dusta. Bukan hikmat yang seperti itu yang dinasehatkan dalam Firman Tuhan melainkan Hikmat rohani yang benar dari Allah misalnya kelemahlembutan. Orang yang lemah lembut tidak memaksakan kehendaknya sendiri. Orang yang lemah lembut hanya mencari kemuliaan Allah dan tidak melayani pujian manusia. Kelemahlembutan ialah salah satu buah Roh (Gal 5:23) dan tidak dapat dihasilkan oleh manusia. Ungkapan Hikmat yang lahir dari kelemahlembutan (Yak 3:13),berarti kedua kata ini untuk orang yang sungguh-sungguh bijaksana akan menunjukkan sikap dan perbuatan dalam kehidupannya sehari-hari bahwa ia betul seorang Anak Allah. Hikmat Allah membahkan kemurnian (3:17).

Ini menunjukkan pentingnya kesucian sebab Allah itu suci. Orang yang suci akan selalu dekat kepada Tuhan. Sebaliknya orang yang dekat kepada Tuhan selalu mengutamakan kesucian. Yakobus menggunakan kata ini dalam pasal 4:8 ”Mendekatlah kepada Allah, dan Ia kan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa. Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati. Hikmat Allah membawa kepada kehidupan yang suci, pendamai, peramah, penurut, penuh belaskasihan. Ia tidak memperoleh apa-apa dari perbuatannya itu, kecuali berkat karena melakukan kehendak Allah. Kita melihat perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang Samaria yang baik hati yang merawat seorang asing bangsa Yahudi (Luk 10:25-37). Dengan perbuatan ini dia menghasilkan buah yang baik dan tidak munafik terhadap sesama manusia. Ia berpegang teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih (Ef 4:15). Inilah Anugerah Allah yang memampukan seseorang untuk semakin merendahkan diri mengutamakan kepentingan Allah, mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Harus hidup solider, mau berkorban. Yang pasti, orang yang dipenuhi dan digerakkan hikmat yang dari Allah, dimanapun dia berada, bertempat tinggal, bekerja, pasti akan mendatangkan sukacita, damai, kehangatan, keharmomisan bagi sesama manusia. Tanpa memandang suku, ras agama dan lan-lain. Kehidupan Kristen ialah kehidupan yang menabur dan menuai, dan kita menuai apa yang kita tabur. Orang Kristen yang menaati hikmat Allah akan menabur kebenaran, damai dan bukan dosa serta kekacauan. Kehidupan yang kita jalani memungkinkan Tuhan untuk memberi kebenaran dan damai dalam kehidupan orang lain. Berbahagialah orang yang mendapat hikmat dari Allah. Orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (Ams 3:13-14)

Diskusi:
  1. Kita sering diperhadapkan dalam kesulitan di tengah keluarga, apalagi akhir-akhir ini, harga kebutuhan selalu melonjak naik. Sebagai seorang ibu rumah tangga/wanita apa yang dapat kita lakukan? Bagaimana kita mengatasi segala kesulitan kita?
  2. Di tengah-tengah keluarga kita pasti kita mengalami berbagai macam persoalan hidup bukan? Barangkali kita mengalami kebingungan untuk menghadapinya. Keadaan yang tidak stabil dalam rumah tangga memungkinkan kita tidak ada ketenangan, inilah hikmat duniawi yang menghasilkan kekacauan (bnd. Ams 31:10). Apa yang harus kita lakukan di tengah-tengah keluarga kita supaya kita beroleh hikmat Allah?

Tidak ada komentar: