Kami menerima tulisan, artikel, laporan kegiatan dan saran-saran untuk dipublikasikan ke blog Pdt. Pahala J. Simanjuntak,MTh dengan mengirim e-mail ke: psh06simanjuntak@yahoo.com .

22 Februari 2009

PA

Hidup dengan Hikmat Allah.
(Yakobus 3:13-18)

Siapakah Yakobus?

Yakobus adalah anak Zebedeus dan saudara Yohanes. Ia adalah seorang nelayan yang dipanggil oleh Yesus agar mengikuti Dia dan menjadi seorang murid/rasul (Mat. 4:17-22). Yakobus dan saudaranya Yohanes diberi nama Boanerge yang artinya ”anak-anak guruh” (Mark. 3:17). Yakobus adalah murid pertama yang menyerahkan hidupnya bagi Yesus Kristus dan Ia dibunuh oleh Herodes pada tahun 44 (Kis. 12:1-2). Yakobus menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem. Dalam Gal. 2:9 Paulus menyebutkan dia adalah ”Sokoguru”. Yakobuslah yang memimpin sidang yang diadakan oleh para rasul dan penatua di Yerusalem seperti yang dilukiskan dalam Kisah para Rasul 15. Setelah Petrus dilepas dari penjara, ia mengirim pesan khusus kepada Yakobus (Kis. 12:17), dan ketika Paulus mengunjungi Yerusalem, ia memberi salam kepada Yakobus dan menyampaikan ”Persembahan kasih” yang khusus dari orang-orang bukan Yahudi (Kis. 21:18-19).

Yakobus pernah meminta Paulus untuk memenangkan orang-orang Kristen di Yerusalem yang masih berpegang teguh pada hukum Taurat. Selanjutnya Yakobus dikenal sebagai seorang yang memberi kesempatan kepada semua golongan untuk mengemukakan pendapatnya lalu memperdamaikan mereka dengan menarik kesimpulan berdasarkan Firman Allah. Yakobus adalah orang yang sangat tekun berdoa. Jadi tidak mengherankan kalau di dalam suratnya ia sangat menekankan pentingnya doa bagi pengikut Yesus Juru Selamat kita. Dikatakan pula bahwa ia begitu banyak berdoa sehingga lututnya menjadi sekeras lutu unta.

Keterangan Nas
Saudara-saudaraku yang kekasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Hikmat yang berasal dari atas yaitu hikmat dari Allah, bekerja dengan suatu cara yang berbeda dari hikmat yang dari dunia, dari nafsu manusia dan dari setan-setan. Setiap insan pasti menginginkan hikmat. Tetapi pertama-atama kita harus memahami dengan benar apakah arti dan makna hikmat yang disebut dalam nas ini. Salah satu hal yang perlu dibuang adalah iri hati, kebencian, kesombongan. Iri hati muncul ketika kita melihat seseorang yang berambisi dan bersemangat untuk menduduki suatu jabatan di pemerintahan atau di gereja lebih tinggi dari kita. Memang ada di antara anggota jemaat yang ingin mendapatkan kedudukan yang tinggi dengan mementingkan diri sendiri dan menuruti hawa nafsu. Para rasul yang pertamapun mempertengkarkan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Dalam 1 Kor 1:29 mengatakan supaya jangan ada seorangpun manusia yang memegahkan diri di hadapan Allah. Memegahkan diri adalah sebuah sifat keangkuhan dan kesombongan pada dirinya sendiri dimana ia dapat dipuji-puji dan diangkat-angkat dalam perkataan yang melibatkan dirinya untk berdusta di hadapan saudaranya ataupun kerabat terlebih di hadapan Tuhan. Inilah hikmat dunia yang salah itu. Seseorang bebas melakukan apa yang dia kehendaki,pada hal sudah bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya dunia kita semakin hancur, sembraut, penuh tipu daya dan dusta. Bukan hikmat yang seperti itu yang dinasehatkan dalam Firman Tuhan melainkan Hikmat rohani yang benar dari Allah misalnya kelemahlembutan. Orang yang lemah lembut tidak memaksakan kehendaknya sendiri. Orang yang lemah lembut hanya mencari kemuliaan Allah dan tidak melayani pujian manusia. Kelemahlembutan ialah salah satu buah Roh (Gal 5:23) dan tidak dapat dihasilkan oleh manusia. Ungkapan Hikmat yang lahir dari kelemahlembutan (Yak 3:13),berarti kedua kata ini untuk orang yang sungguh-sungguh bijaksana akan menunjukkan sikap dan perbuatan dalam kehidupannya sehari-hari bahwa ia betul seorang Anak Allah. Hikmat Allah membahkan kemurnian (3:17).

Ini menunjukkan pentingnya kesucian sebab Allah itu suci. Orang yang suci akan selalu dekat kepada Tuhan. Sebaliknya orang yang dekat kepada Tuhan selalu mengutamakan kesucian. Yakobus menggunakan kata ini dalam pasal 4:8 ”Mendekatlah kepada Allah, dan Ia kan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa. Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati. Hikmat Allah membawa kepada kehidupan yang suci, pendamai, peramah, penurut, penuh belaskasihan. Ia tidak memperoleh apa-apa dari perbuatannya itu, kecuali berkat karena melakukan kehendak Allah. Kita melihat perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang Samaria yang baik hati yang merawat seorang asing bangsa Yahudi (Luk 10:25-37). Dengan perbuatan ini dia menghasilkan buah yang baik dan tidak munafik terhadap sesama manusia. Ia berpegang teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih (Ef 4:15). Inilah Anugerah Allah yang memampukan seseorang untuk semakin merendahkan diri mengutamakan kepentingan Allah, mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Harus hidup solider, mau berkorban. Yang pasti, orang yang dipenuhi dan digerakkan hikmat yang dari Allah, dimanapun dia berada, bertempat tinggal, bekerja, pasti akan mendatangkan sukacita, damai, kehangatan, keharmomisan bagi sesama manusia. Tanpa memandang suku, ras agama dan lan-lain. Kehidupan Kristen ialah kehidupan yang menabur dan menuai, dan kita menuai apa yang kita tabur. Orang Kristen yang menaati hikmat Allah akan menabur kebenaran, damai dan bukan dosa serta kekacauan. Kehidupan yang kita jalani memungkinkan Tuhan untuk memberi kebenaran dan damai dalam kehidupan orang lain. Berbahagialah orang yang mendapat hikmat dari Allah. Orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (Ams 3:13-14)

Diskusi:
  1. Kita sering diperhadapkan dalam kesulitan di tengah keluarga, apalagi akhir-akhir ini, harga kebutuhan selalu melonjak naik. Sebagai seorang ibu rumah tangga/wanita apa yang dapat kita lakukan? Bagaimana kita mengatasi segala kesulitan kita?
  2. Di tengah-tengah keluarga kita pasti kita mengalami berbagai macam persoalan hidup bukan? Barangkali kita mengalami kebingungan untuk menghadapinya. Keadaan yang tidak stabil dalam rumah tangga memungkinkan kita tidak ada ketenangan, inilah hikmat duniawi yang menghasilkan kekacauan (bnd. Ams 31:10). Apa yang harus kita lakukan di tengah-tengah keluarga kita supaya kita beroleh hikmat Allah?

Baca Selengkapnya.....

PA

Sebuah Pertobatan yang benar
(Amos 4:1-5)


Pendahuluan
Amos bernubuat kepada kerajaan utara pada pertengahan abad ke-8 sM, bangsa itu secara lahiriah berada di puncak perluasan wilayah, stabilitas politik dan kemakmuran nasional, tetapi secara batiniah sudah bobrok. Kemunafikan dan penyembahan berhala sudah merata, masyarakat hidup mewah secara berlebihan, kebejatan merajalela, sistim peradilan rusak dan penindasan orang miskin merupakan kebiasaan umum.

Dalam rangka mengikuti panggilan Allah, Amos pergi ke Betel, tempat tinggal raja Yerobeam II dan pusat agama yang dibanjiri para penyembah. Di sanalah Amos dengan berani memberitakan berita keadilan, kebenaran dan hukuman illahi karena dosa kepada umat yang tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan kepada mereka.

Amos dengan tidak gentar langsung menemui orang yang sedang melakukan ibadah di Betel. Di sana Amos juga bertemu dengan para wanita kalangan atas atau isteri-isteri kaum bangsawan dan orang-orang kaya. Nabi Amos mencela gaya hidup para nyonya yang bertentangan dengan norma-norma agama. Amos menuduh perempuan-perempuan Samaria khususnya dan memberitahukan hukuman yang akan datang sebagai akibat dari perbuatan mereka itu.

Penjelasan
Perempuan-Perempuan yang Mabuk kemewahan
Nabi Amos di sini menyapa para kaum perempuan itu dengan sebutan lembu Basan. Daerah Basan terdapat di sebelah timur Danau Galilea, daerah yang sangat subur dan terkenal oleh karena tumbuh-tumbuhannya yang lebat dan berlimpah-limpah dan ternaknya yang gemuk-gemuk dan bagus. Para perempuan Samaria diibaratkan demikian: bentuknya yang indah dan bagus karena cukup makan seperti lembu-lembu Basan yang termasyhur itu!

Bahasa yang dipakai Amos ini adalah kasar, karena mengibaratkan manusia sama dengan binatang. Namun semuanya itu adalah akibat dari perbuatan mereka. Perbuatan mereka yaitu, membuat suami mereka atau Amos menyebut “tuan-tuan mereka” menjadi pencoleng dan menjadi pelayan mereka untuk memuaskan nafsu bejat mereka. Mereka memberi perintah kepada suaminya: “Ayo, berusahalah supaya aku jangan kekurangan apa-apa!”. Seperti lembuh melenguh minta air, demikianlah mereka mengelu minta anggur: “bawalah ke mari (semuanya yang perlu), supaya kita minum-minum!” Mereka mau hidup dengan mewah, mau makan minum dengan kenyang, dan berfoya-foya, dan tentu saja tidak mau ketinggalan dari tetangga dan kenalan dalam hal pakaian, perhiasan dan lain-lain!. Dalam jaman Amos pun semuanya itu mendorong para suami-suami mereka untuk melakukan korupsi dan pelbagai perbuatan gelap. Sebab itu bukan hanya kaum laki-laki saja “yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin!” para kaum perempuan pun terlibat dalam praktek kejahatan itu.

Hukuman atas Perempuan-Perempuan itu
Perbuatan para perempuan itu akhirnya akan mendapat balasan yang setimpal, Allah tidak tinggal diam atas perbuatan mereka. Allah yang Maha Kudus tidak membiarkan kekudusan ibadah itu dipenuhi dengan kepura-puraan atau kemunafikan. Allah bahkan akan mempertaruhkan kekudusannya untuk menghukuman para perempuan zalim itu.

Hukuman itu sendiri diibaratkan sebagaimana kebiasaan orang Asyur menggiring para tawanannya dengan tali pada kait di hidung mereka ( ibarat kerbau dicucuk hidungnya) sehingga meraka tidak sanggup untuk melepaskan dirinya lagi, bahkan untuk merontapun akan merasakan yang luar biasa (band. 2 Raja 19:28). Jadi akan datang masanya “bahwa kamu diangkat dengan kait dan yang tinggal diantara kamu dengan kail ikan.” Kail ikan juga mengambarkan kepada sebuah kaitan yang mempunyai pengait pula yang membuat ikan tidak gampang terlepas dari kaitan dimulutnya (bibir atau hidungnya).

Nabi Amos di sini juga menyebut dengan : “dan yang tinggal di antara kamu” hal itu menunjuk kepada orang yang tingal bersama dengan mereka, yaitu anak-anak dan keluarga mereka. Orang-orang itu akan ikut mengalami imbas dari perbuatan mereka, sehingga ikut serta mengalami penghukuman.

Dalam ayat tiga beberapa penafsir mau membaca sambungan dari kiasan tentang “lembu-lembu” itu: di tempat kata “belahan tembok” itu mungkin terdapat suatu kata yang mirip dengan itu, tetapi yang berarti “kandang” (lihat Hab. 3:17). Jadi: “Kamu, lembu-lembu Basan, akan keluar dari kandangmu….” Tetepi menurut terjemahan yang lazim, ayat 3 itu menggambarkan keruntuhan suatu kota yang tembok-temboknya telah rusak oleh kegiatan peperangan. “Melalui belahan tembok” itu kaum perempuan akan diangkut juga sebagai tawanan “masing-masing lurus ke depan”, yaitu satu demi satu berturut-turut, sehingga menjadi barisan yang panjang, yang berjalan maju ke jurusan yang sama. Kemana? Menurut bahasa Ibrani: “Ke Haharmon” tetapi ungkapan ini tidak terjelaskan. Barangkali dapat dibaca seperti terjemahan baru : “Ke arah Hermon” (=gunung Hermon). Jadi kea rah utara, yakni tempat malapetaka, tempat datangnya bahaya, baik untuk Israel (Asyur) maupun Yehuda (Babel; band. Yer.1:13-14).

Ibadah yang Penuh Kepura-puraan
Amos menunjukkan satu persatu segala “perbuatan suci” yang dilakukan oleh peziarah-peziarah di tempat-tempat suci” itu. Mereka mempersembahkan “korban sembelihan …pada waktu pagi”. “Korban sembelihan” itu adalah “korban persekutuan”, yaitu korban dalam bentuk selamatan atau perjamuan yang menciptakan persekutuan, baik di antara hadirin, maupun antara para hadirin dengan Allah yang dianggap hadir di sana sebagai “Tamu Agung”. Juga “persembahan persepuluhan” yang diberikan kepada bait suci dan imam-imamnya, disebutkan di sini di antara korban-korban persembahan kepada Allah. Justru berkenaan dengan Betel terdapat suatu cerita kuno tentang persembahan persepuluhan (band. Kej.28:22). Sangat boleh jadi upacara ini mendapat perhatian istimewa di Betel; agaknya orang melakukan persembahan tersebut “pada hari yang ketiga” sesudah tiba di kota itu.

Dengan menggambarkan kesibukan keagamaan di Betel itu maka Amos meneruskan: “Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi” (atau menurut Im. 7:13) ”dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu!” atau “maklumkanlah dengan suara nyaring persembahan-persembahan sukarela”, yaitu untuk mengundang banyak orang untuk menghadiri selamatanmu itu.

Ringkasnya: lakukan sajalah dengan rajin kewajiban keagamaanmu dan segala apa yang kamu pandang termasuk dalam adat-istiadat keagamaanmu! “sebab bukankah yang demikian yang kamu sukai, hati orang Israel?”
Ungkapan Amos ini adalah merupakan sindiran kepada ibadah palsu. Kelihatannya mereka telah melakukan ibadah sebagaimana telah ditentukan oleh Musa. Sepertinya mereka telah mengabdi kepada Allah, pada hal sesungghnya mereka sekali-kali bukanlah mengindahkan kebenaran dan keadilan terhadap saudara mereka yang miskin dan lemah! Itulah yang pertama-tama yang ditekankan oleh Amos: dia menentang “keberagamaan” dan “kesalehan” yang tidak menghasilkan apa-apa dalam praktek hidup sehari-hari.

Sebab itu seluruh “keberagamaan” orang Israel itu adalah bersifat dusta dan bohong (band. 2:4). Jadi arti dari ayat-ayat ini dapat disimpulkan dengan apa yang ditulis oleh Yohanes tentang kesatuan antara kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia: “Jika seorang berkata: “Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihisi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini juga kita terima dari Dia: Barang siapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya” (1 Yoh. 4:20-21). Senada dengan hal itu Amos mengatakan dalam pasal 5:4 “Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!” dan dalam pasal 5:14-15a dikatakan: “Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang”.

Penutup
Menurut Yakobus “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. (Yak.1:27). Dan Amos sendiri mengatakan: “Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang.” Biarlah oleh kerajinan kita dalam beribadah mendorong kita untuk semakin berusaha melakukan kebaikan-kebaikan, solider terhadap orang-orang menderita. Ibu-ibu yang rajin mengikuti persekutuan di gereja, misalnya Marari Kamis atau punguan Parompuan, tidak lagi “doyan ngerumpi” melainkan doyan membicarakan firman Tuhan dan firman Tuhan itu mendorong untuk menunjukkan perilaku hidup yang disukai oleh Tuhan.

Alangkah bahagianya keluarga yang mampu mensyukuri apa yang ada, bukan dengan hidup berfoya-foya. Marilah dengan bijak menata dan mengelola rejeki yang Tuhan karuniakan dalam keluarga. Mengelola hasil kerja keluarga atau suami dengan bijak sesuai dengan kebutuhan dan tidak lupa untuk menyisihkan sebagian sebagai persembahan untuk Tuhan. Isteri yang baik mampu menata rumahnya menjadi istana yang penuh kebahagiaan dan yang berkenaan kepada Allah, dialah isteri yang lebih mahal dari permata sekalipun (baca Amsal 31).

Baca Selengkapnya.....

PA

Mencari Keadilan, perdamaian dan Keutuhan Ciptaan.
(Yesaya 65:21-25)

1. Pendahuluan

Kitab Trito Yesaya (Yesaya III: pasal 56-66) adalah kitab yang berbicara tentang orang Yehuda sesudah mereka kembali dari pembuangan Babel. Setelah mereka kembali dari Babel, masih ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang mereka lakukan. Misalnya, kesalahan para pemimpin bangsa itu (56:9), Sinkritisme/ kepercayaan terhadap banyak illah (57:3, 65:1 dst, 66:3), motivasi pembangunan rumah ibadah yang berbeda (66:1). Optimisme yang mereka miliki ketika mereka di pembuangan (sebagaimana ditunjukkan Deutro Yesaya) tidak ditemukan di Yerusalem setelah mereka pulang. Namun yang mereka temukan adalah adanya ketidak perdulian antara seorang terhadap sesama, mereka hidup dalam kekelaman. Namun karena kasih Allah terhadap umatNya. Ia tetap memberi nasehat bagi umatNya agar mereka hidup setia kepada Allah. Melakukan keadilan dan kebenaran sesuai dengan kehendak Allah. Sehingga mereka memperoleh pengharapan akan keselamatan.

2. Keterangan
Bagaimana bentuk keselamatan yang akan diberikan Allah kepada UmatNya? Itulah yang hendak dijelaskan dalam perikop (nas) ini. Hal itu perlu bagi mereka agar mereka mendapat kekuatan dan semangat dalam persekutuan mereka dengan Tuhan. Karena itu pada ayat sebelum perikop ini telah dijelaskan beberapa hal, seperti; Penyembuhan dari penyakit-penyakit lama (ay. 17b), memberikan kegembiraan-kegembiraan (ay. 18-19, dan Memberikan hidup (ay. 20). Ini adalah merupakan satu kesatuan dengan ayat-ayat berikut, yang boleh disebut sebagi pengantar.
a. Memberikan keamanan (ay. 21-23a)
b. Membangun persekutuan dengan Allah (ay.23b-24)
c. Kerukunan di antara makhluk-makhluk. (ay.25)

a. Memberikan keamanan (ay. 21-23a).
Tahun 587 SM, rumah-rumah mereka dilunta-lantangkan penguasa Babel, kini kekuasaan itu tidak berdaya lagi. Ketika mereka di Babel mereka diperhamba di negeri orang, mereka tidak dapat mencicipi kesejahtraan karena mereka harus bekerja untuk penguasa. Namun sekarang Allah memberikan janji berkat yang akan diterima mereka. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga.

Bila mereka dahulu dipekerjakan untuk mengawasi, menjaga dan merawat kebun-kebun anggur tuan-tuan tanah yang berkuasa atas mereka, sehingga mereka hanya dapat melihat buah-buah tanaman yang indah saja tetapi tidak untuk mereka makan. Sekarang Allah menjanjikan kesejahtraan buat mereka dengan mengusahai kebun-kebun mereka dan memakan buahnya dengan bebas. Karena mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga. Allah tidak akan membiarkan keadilan dan kebenaran dirusak. Allah menegaskan lagi bahwa mereka tidak akan menanam sesuatu supaya orang lain memakan buahnya. Orang-orang pilihanku akan menikmati pekerjaan tangan mereka.

Kepandaian mereka membangun rumah yang indah dan menawan yang diperuntukkan bagi penguasa di Babel, kini mereka membangun rumah untuk didiami sendiri. Untuk itu Allah berfirman “Mereka tidak akan mendirikan sesuatu supaya orang lain mendiaminya”.

Dengan demikian keadilan dan kesejahtraan akan didapatkan oleh Umat Tuhan. Mereka akan mendapat umur yang panjang karena mereka bekerja dengan tidak bersusah-susah karena mereka memimpin diri sendiri dan bekerja untuk mereka sendiri artinya tidak untuk penguasa penjajah lagi. Untuk itu Allah berfirman “Umur umatku akan sepanjang umur pohon. Mereka tidak akan bersusah-susah dengan percuma”. Sehingga kekayaan Allah itu dinikmati oleh seluruh manusia. Dengan menjamin masa depan manusia itu sampai kepada anak cucunya. Allah berfirman; “tidak akan melahirkan anak yang akan mati mendadak”.

b. Membangun persekutuan dengan Allah (ay.23b-24)
Pemahaman yang mendasar yang diwarisi Umat Tuhan secara turun temurun adalah; bahwa mereka tidak sanggup berbuat apa-apa bila Tuhan (Tabut Tuhan) tidak berada ditengah-tengah mereka. Artinya, hanya dengan kehadiran Allah saja ditengah-tengah mereka maka kemenangan dan keselamatan ada di tengah-tengah mereka. Kini Allah menjanjikan kasih karunia; memberikan lebih dari apa yang diminta, mendengarkan seruan walaupun belum memanggilNya. Firman Tuhan berkata “Sebelum mereka memanggil Aku sudah menjawabnya”. Allah sendiri yang berinisiatif membangun persekutuan yang baik dengan UmatNya. Sebab Dia adalah Allah yang bukan pilihan manusia tetapi Allah yang menyatakan diriNya kepada manusia. Untuk itu Allah mempertegas dengan; “Ketika mereka sedang berbicara aku sudah mendengarkannya. Sebab, mereka itu keturunan orang-orang yang diberkati Tuhan. Anak cucu mereka ada beserta mereka”.

c. Kerukunan di antara makhluk-makhluk. (ay.25).
Kedamaian dan kesejahtraan telah dijanjikan untuk manusia. Kedamaian dan kesejahtraan itu juga akan kembali terpelihara oleh manusia sebagai “mitra” Allah untuk merawat dan menjaga serta melestarikan ciptaan Allah. Manusia yang olehnya diberi tanggungjwab itu harus mengolah alam untuk kemakmuran bersama, tanpa ada yang punah tetapi lestari di hadapan Allah. Tatanan alam yang baik akan selalu memberi hidup yang asri bagi umat manusia. Jadi bila Allah mengatakan “Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput. Singa akan makan jerami seperti lembu. Ular akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di gunug Allah”. Itu berarti bahwa segala sesuatunya diatur oleh Allah untuk UmatNya yang dipilih dan dikasihinya. Manusia dapat menikmati ciptaan itu dalam tanggungjawab dan suka cita yang dari Tuhan.

3. Bahan Diskusi.
a. Bagaimanakah tanggapan kita melihat dunia yang selalu menaruh permusuhan terhadap sesama? Adakah guna permusuh-musuhan itu untuk kehidupan manusia?
b. Apakah kita masih merasakan bahwa persekutuan yang baik bersama Allah selalu membangun kedamaian di dalam hidup sehari-hari dalam masyarakat?
c. Bagaimanakah usaha manusia untuk mempertahankan kedamaian di antara sesama ciptaan, sehingga tatanan kehidupan dapat berjalan dengan baik? Bagaimana pendapat kita bagi mereka yang tidak perduli kepada alam sekitar? Misalnya pembalakan dan penebangan hutan.


Baca Selengkapnya.....

Minggu ESTOMIHI

Keputusan mengikut Yesus
Markus 8:31-38

Sebuah kalimat dari sebuah nyanyian: "mengikut Yesus keputusanku ku tak ingkar, ku tak ingkar- I have decided to follow Yesus,I have decided to follow Jesus, I have decide to follow Jesus, No turning bac, no turning back" Kalimat nyanyian ini menggambarkan betapa berharganya mermbuat suatu keputusan untuk mengikut Yesus.

Namun untuk keputusan ini kita mengajukan dua pertanyaan: Kenapa kita mengikut Yesus? Dan Siapakah Yesus itu. Untuk jawaban yang pertama, mengapa kita mengikut Yesus? Mengikut Yesus beroleh sukacita, mengikut Yesus ada ketenangan, mengikut Yesus ada kebahagiaan. Dan untuk pertanyaan kedua Yesus adalah Putra Allah yang Tunggal sebagaimana dikatakan dalam Yoh 3:16.

Kembali soal mengikut Yesus. Mengikut Yesus tidak sama dengan mengikut manusia. Mengikut Yesus tentu mendapat pemenuhan janji-janji yang tepat dan pasti. Sedangkan mengikut manusia mungkin akan mendapat kekecewaan. Oleh sebab itu ikutlah Yesus agar engkau mendapat sukacita.

Hal mengikut Yesus itulah yang ditegaskan Yesus kepada para murid dan kepada orang banyak. Ada tiga syarat utama pengikut Yesus. Pertama: Memikul salib yang diberikan kepada kita. Kedua Menyangkal diri. Ketiga: Melakukan dengan segera.

Oleh sebab itu kalau kita mengatakan diri sebagai pengikut Kristus tentu harus kelihatan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak boleh malu menyaksikan Dia. Kapan dan dimanapun. Berani mengatakan kebenaran. Mengatakan ya kalau ya dan tidak kalau tidak. Mampu bertahan dalam penderitaan dan mencari solusi yang benar. "Win win solusion".
Mimggu Estomihi: Allah gunung batu. Sai Ho ma partanobatoan di ahu. Allah menjadi gunung batu bagi setiap pengikut Kristus untuk beroleh kesukacitaan.

Baca Selengkapnya.....

18 Februari 2009

Dipangido Debata naeng badia ngolum

Dipangido Debata naeng badia ngolum
1 TESALONIK 4:1-12

Ia buku 1 Tesalonika on dibagi do tu lima bindu, jala ganup bindu sai ditaringoti do paboa naeng ro ma Tuhan i. Sian ayat i boi botoonta paboa haroro ni Tuhan i tung mansai tangkas diondolhon di bagasan buku on. Bindu parjolo paingothon asa adong hamubaon ni roha ni halak kristen na di Tessalonik. Bindu paduahon, paingothon nasida, asa ndada holan marhamubaon, alai dohot pararat barita na uli . Bindu patoluhon, manaringoti parmahanion ni si Paulus di angka namarhaporseaon tu Jesus. Bindu paopathon taringot tu panatapan tu jolo i ma partingkian nanaeng ro i. Impolana i ma asa mangolu di bagasan parange hakristenon. Na dua bindu parpudi mangajarhon taringot tu ngolu na sintong. Jala turpukta on i ma manaringoti taringot tu parulaon domu tu panjouon siihuthon Kristus.

Parange, parulaon, ruhutruhur dohot angka rumang ni angka harohaon/ parrohaon sudena i ingkon masirainrainan di bagasan ngolu ni hajolmaon. Boasa porlu i ? Ala saihot do i di ngolu ni angka na porsea. Roha parbagasan i ma na mamereng angka na ummuli, na dumenggan, dohot na sumintong. Songon i ma si Paulus paingothon halak Tesalonik asa mangolu marhite na marparulan songon halak Kristen di bagasan ngolu parsaripeonna. Ala badia do parsaripeon i jala ndang mangihut tu hagiot ni daging na so tumanda Debata. Tatulak do pandapot ni si Demosthenes na mandok songon on: “Kita memelihara para pelacur demi kenikmatan, kita memelihara selir untuk kebutuhan tubuh sehari-hari, kita memelihara isteri untuk mendapatkan anak dan menjadi penjaga rumah kita yang setia”. Saleleng sahalak baoa marmuduhon pardihutana dohot angka ianakkonna, ndang tagamon adong siinsahan di ibana, manang songon dia pe pangalahona di duru ni parsaripeon i. Lapatanna, ndang ruhut na mangotapi hagiothagiot ni sadasada jolma. Horong ni angka baoa dohot angka parompuan ndang marharoroan sian hajolmaon i, ninna Apostel Paulus.

Hamu angka dongan sahuria ni Tuhanta, songon dia do pingkiranta memereng ragam ni angka parsoalan na mambahen menek jala metmet ruhutruhut ni pardonganon ni baoa dohot boru, tarlumobi di angka na umposo. Dipaingot Apostel Paulus do asa manjamothon habadiaon marhite na mambahen denggan parsaoran ni baoa dohot boru, asa sai gabe mardongan haporseaon na tangkas. Di buku Rom 12:2 didok: “alai gabe imbaru ma hamu, dung muba pingkiranmuna, asa tau hamu manimbangi lomo ni roha ni Debata”. Angka halak naung pinaimbaru ni Debata, dijou do ibana sian hagolapon asa mangolu di bagasan hatiuron huhut gabe siboan hatiuron muse di angka na humaliang ibana. Panjouon i tung mansai arga situtu do. Alani unang pinansuasaehon. Didok angka na pistar: “Kesempatan hanya datang satu kali saja”. Alani i ulahon hamu ma na boi ulahononmuna mangoloi panjuon ni Tuhan i laho pasangaphon Debata. Pangalaho na denggan, i ma pangalaho na pasidingkon harohaon na so turut dohot na so gabeak. Pangalaho i, martudutudu tu harohaon, parulan, pambahenan na boi nalnal idaon. Na niigil sian angka na porsea i ma, naeng mangolu di bagasan pangalaho na denggan maradophon dongan dohot di adopan ni Debata. Alani i ingkon pasidingon ni jolma do parange na maralo tu lomo ni roha ni Debata. Ulahon hamu ma na denggan hombar tu lomo ni roha ni Debata. Ai i do sihangoluhonon ni angka na porsea, asa ndang sae holan na mangkatahon alai ingkon dipatuduhon marhite parulan na tangkas. Marhite pangalaho i tarida ma hatiuron sinondangan ni Debata. Nalnal jala marpangkorhon di na humaliang hita, ala rade hita marparulan hombar tu lomo ni roha ni Debata. Halak na tarjou ingkon tangkas do ibana siulahon hata ni Debata, pasidingkon pangalaho na boi mambahen hita tartait tu angka ulaon na hinagigihon ni Debata.

5. Bahan Diskusi.
- Angka dia ma ulaon na boi paholang dirim sian holong ni roha ni Debata?
- Domu tu godang ni VCD porno na adong ni tongatonga ni masyarakat, boha do bahenonmu paholang diri sian i?
- Songon Naposobulung di HKBP, songon dia ma pandapotmu taringot tu pandohan: “gabe imbaru ma hamu dung muba pingkiranmuna”.

Pasiding hamu ma hajahaton
(MARKUS 14:43-53)

Boi do jumpang hita hape angka sisean na so satia tu guruna. Hape ia guruna i sai diajarhon do sian nasa rohana holong, hasatiaon dohot pangajaran na dumenggan tu angka siseanna. Tujuanna asa marparbue pangajarion i di pudian ni ari. Alai adong do sian angka sisean i na laos mangoloi pingkiranna sandiri. Marusaha laho paluahon diri jala mangalo sahat tu na manjehehon guruna i. Hape pangkorhonna ingkon jaloonna dipudian ni ari. Pangalaho sisongon i ma na binahen ni sahalak sisean ni Jesus na margoar Judas Iskariot. Marhite na hohom ibana manjehehon dohot marsangkap na roa laho pasahathon Jesus tu angka Malim, sibotosurat, parise, marhite na manjalo tuhor (imbalan) 30 hupang, jala mangaturhon tanda taringot tu Jesus i. “Ia i na huumma i ma Ibana”.

Ala nunga golap parnidaan ni si Judas Iskariot, jala mansai lomo rohana naeng marnampunahon hepeng na godang, dohot digohi pangantusion paboa Jesus margogo laho paluahon dirina sian sangkap nasida i. Marhite pingkiran i ma barani si Judas laho manjehehon Jesus guruna i. Sangkap ni si Judas Iskariot dijalo angka sintua ni malim di bagasan las ni roha, ala nunga tung mansai leleng disangkapi rohanasida laho manangkup Jesus. Alani i ma mansai hatop nasida mangalehon hepeng tu si Judas, domu tu las ni roha nasida i. Alai sude sangkap na roa na adong di bagasan roha ni si Judas Iskariot nunga diboto Jesus hian. Alai ndang diorai Jesus si Judas laho mangulahon i ala naeng jumpang do hata ni surat i na mandok: “Ingkon pasahatonna do Anak ni jolma tu tangan ni parjahat, laho manalesei utang dosa ni hajolmaon”.

Di tingki laho Jesus tu porlak Getsemane dohot angka siseanna, laos di tingki ima ro si Judas rap dohot torop halak na marpodang jala marlombutlombut laho manangkup Ibana. Pintor diumma si Judus Iskariot ma Jesus, songon tanda tu angka malim, huhut mandok: “Tabe di ho Guru”. Dungi di tangkup angka solidalu i ma Jesus, so mardongan biar dohot lomos ni roha. Alai Jesus ndang mabiar mangadopi na masa i, jala didok ai na dirimpu hamu do Ahu panamun, pola marlombutlombut hamu huhut marpodang laho manangkup Ahu ?. Hape na sai laonna tongtong do Ibana mangajari ganup ari di bagas joro, alai ndang ditangkup nasida Ibana. Hape marhite panjehehonon ni si Judas Iskariot i, lam barani ma nasida manangkup Jesus di bagasan pangaradeon ni diri na tangkas. Mamereng na masai mabiar ma angka sisean i huhut laho be paluahon dirina. Alai hombar tu na tarsurat di Mateus 26: 51-52, sada sian angka dongan ni Jesus mangalaluhon tanganna, disintak ma podangna, ditampulhon ma tu na poso ni sintua ni malim salahak, dipisik ma pinggolna, alai didok Jesus ma tu ibana, pasarung podangmi ! Laos dipasuang Jesus ma pinggol ni na poso nangkin, gebe sumuang songon na sai laon. Di bagasan pangalaho na songon i, ndang tarrimas Jesus nang pe naung dijehehon Ibana. Laos di tingki sisongon i boi do Ibana patuduhon asi ni rohana marhite na mangubati pinggol ni naposo na tinampul nangkin, jala ndang olo Ibana lari manang na lintun, martabuni maradophon na torop i. Satorusna diboan nasida ma Jesus tu jolo ni pamarenta marhite na manuhashon paboa sialo Kaiser Romawi Ibana. Dungi dituhashon ma dohot ragam ni hata tu Ibana; marhara angka situan na torop Ibana asa unang digarar beo tu negara. Sude angka na tinuhashon nasida i, holan pasombu tagas nasida do i. Alai laho pasauthon hata na tarsurat i do sude.

5. Sipahusorhusoron
Sude halak na mangulahon hatigoran ndang mabiar ibana tung manang aha pe na masa. Jala torus do i mangkatahon hasintongan nang pe ingkon mangadopi ancaman, hamaolon, manang hamatean pe. On ma na niulahon ni Jesus saleleng diajarhon Ibana angka hasintongan i tu siseanna dohot tu situan na torop. Marhite i ma di pudian ni ari lam tarida angka parbue ni hasintongan i gabe pola siingoton ni angka na mangkaporsea i Ibana. Alai balik do tu angka parjehe na so mangargahon pangajarion na jinalona, ingkon sipasidingon ibana sian parsaoran siganup ari songon tudos niulahon ni si Judas Iskariot. Ingkon sihasogohonon ibana sahat tu ajal ni ngoluna. Ditangkup nasida Jesus ndada ala ni pangalohoNa na so denggan. Alai naeng rade do Ibana maneahon hosaNa manjalo angka hata natinuhashon ni angka na torop, laho manobus jala paluahon jolma pardosa, alani i sude jolma angka namangihuthon pangajarionNa gabe taruli gogo dohot las ni roha nang pasupasu di ngoluna siganup ari. Ala ni i paloas ma ngolum songon Jesus na rade mangkatindangkon hasintongan jala so mabiar mangadopi ragam ni angka na masa gabe pasupasu ho tu na humaliang.

Hamu angka naposo bulung parhaseang hamu ma tingki haposoonmu tu angka ulaon na denggan. Naeng rade marpanindangion laho pataridahon hasintongan di sandok ngolu di tingki na une nang na so une, gabe goaron ma hamu angka anak ni Debata. Pasiding hamu ma ngolu dohot parange na olo majehehon dongan, alai mangolu ma hamu di ngolu na gok tanggung jawab tu Debata dohot tu dongan jolma di bagasan ulaon dohot ngolu siganup ari.

6. Bahan diskusi.
a. Aha do na mangonjar roha ni jolma umbahen olo manjehehon? Alusi ma jolo dohot denggan!.
b. Laho mangkaholongi dongan ingkon pataridahonon do marhite parulan dohot panghophopon, ndang sae holan na mandok. Dok ma jolo angka dia ma pangalaho sisongon i naung hea diula ho maradophon dongan.
c. Angka dia ma na mangonjar roha ni jolma na boi mangotapi sangkap panjehehonon i ? Patorang ma jolo dohot denggan!. Ayat emas Johanes 13:15 “Ai sitiruon do hubahen tu hamu, asa dibahen hamu songon naung hubahen I tu hamu”.

Baca Selengkapnya.....

13 Februari 2009

PILKADA TAPUT

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ulang Taput

Masyarakat Tapanuli Utara hari ini Jumat 13 Pebruari 2009 melangsungkan sebuah pesta Demokrasi. Seluruh Kantor dan Isntansi Pemerintahan di wilayah Taput sengaja diliburkan guna mensukseskan Pilkada Ulang Tersebut. Tapi lain dengan suasan Pilkada bulan Oktober 2008 yang lalu. Biasanya masyarakat berbondong-bondong ke TPS-TPS untuk mencoblos sesuai dengan keinginan masing-masing.

Tetapi kali ini banyak yang apatis,tidak memberikan perhatian sepenuhnya. Keadaan di kota tarutung sangat sepi yang biasanya lalu lintas lalu llang. Kenapa demikian? Mungkin karena kecewa dengan Pilkada I, atau mungkin dengan alasan lain. Namun terlihat suasana PEMILU ini berjalan dengan baik. Lima pasangan/kandidat mengikuti pertandingan yang menelan 14 M ini antara lain: Torang Lumbantobing-Bangkit Silaban, Roy Sinaga-Jungjung Hutauruk Syamsul Sianturi-Frans Sihombing, Sanggam Hutapea-Silitonga, Alva Simanjuntak-Sihombing. Dari huta Seminarium masyakat turut mengikuti pencoblosan ini termasuk para keluarga dosen dan mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP dan SGH. Demikian juga dengan para pegawai di kantor pusat HKBP Pearaja Tarutung turut memberikan hak pilihnya.

Pemilihan kali ini sulit diprediksi siapa yang menjadi pemenang. Yang jelas masyarakat akan menerima siapa saja orangnya yang menjadi Bupati sebagai hasil pemilihan langsung oleh rakyat. "Kita tidak mau daerah ini tidak aman, apalagi semua mata memandang ke Sumatera utara (orang Batak) atas meninggalnya ketua DPRD Sumut dalam unjuk rasa Protap" Demikian komentar salah seorang peserta pemili mengungkapkan optimismenya pemilu ini berakhir dengan baik.

Diperkirakan penghitungan suara akan dilakukan pada pukul 14.00 sekaligus penutupan Tempat Pemungutan Suara.
Kita doakan sakses....!

Baca Selengkapnya.....

12 Februari 2009

Laporan

LAPORAN SEKOLAH PENDETA HKBP SEMINARIUM SIPOHOLON

Pendahuluan

Puji Syukur kepada Tuhan Raja Gereja yang memberkati pelayanan lembaga Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon. Sejak Agustus 2006 program akademis berjalan dengan baik sesuai dengan buku panduan Sekolah Pendeta HKBP 2006-2009. Sehubungan dengan diadakannya Rapat Dewan Kuratorium Sekolah Pendeta HKBP (Kamis, 12 Pebruari 2009) yang dipimpin oleh Ompui ephorus HKBP, maka kami melaporkan keadaan Lembaga Sekolah Pendeta HKBP kepada Rapat Dewan Kuratorium yang terhormat.

1.Perkuliahan
Sejak Agustus 2006 hingga saat ini perkuliahan berjalan dengan baik dan saat ini telah memasuki di Semester akhir yakni semester keenam (VI). Sebanyak 40 orang mahasiswa yang diterima sejak awal hingga dapat saat ini dapat mengikuti perkuliahan dengan baik. Setelah melakukan evaluasi melalui ujian-ujian semester seluruh mahasiswa dinyatakan lulus dari evaluasi. Di samping kuliah-kuliah biasa, lembaga ini juga melaksanakan kuliah umum dengan memilih tema-tema penting. Serta seminar guna membicarakan perkembangan teologi yang kontekstual, seminar kepemimpinan dan management conflik menjadi bahagian akademis.

2. Kehidupan berasrama dan bermasyarakat serta aksi sosial
Seluruh mahasiswa tinggal di asrama Sekolah Pendeta di Seminarium Sipoholon. Mereka tidak diijinkan meninggalkan asrama tanpa seijin Direktur. Sekalipun tidak bersama keluarga (mardua tataring) mereka tetap tinggal di asrama. Mereka diijinkan pulang jika ada hal-hal yang sangat penting. Hal ini sangat membantu pembentukan spritualitas dan integritas para mahasiswa. Melalui kebaktian pagi dan malam serta bimbingan dan pengarahan dari Direktur/dosen mahasiswa benar-benar mempersiapkan diri menjadi calon-calon Pendeta nantinya. Sebagai bahagian dari masyarakat kecamatan Sipoholon dan penduduk desa Simanungkalit mahasiswa selalu aktif dalam kegiatan yang dilakukan di sekitar kampus dan luar kampus. Misalnya gotong royong, Natal oikumene dan penggunaan hak pilih dalam Pemilihan Umum (PEMILU). Demikian juga dengan aksi sosial melalui gotong royong. Misalnya perbaikan gereja HKBP di Simangumban dan HKBP Sibulanbulan akibat gempa dan banjir bandang.

3. Tenaga Pengajar dan staf.
Sejak awal Pimpinan HKBP menempatkan 2 orang Dosen yakni Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh sebagai Direktur dan Dosen, Pdt. Sahat Manullang, MTh sebagai Dosen. Dua orang tenaga Administrasi dan keuangan, dan 1 orang Sopir. Selain dosen full timer lembaga ini bekerjasama dengan lembaga teologi HKBP lainnya seperti STT-HKBP, SGH, Sik Bibelvrouw serta beberapa Praeses dan staf dari kantor pusat HKBP. Sejak Pebruari 2008 Pdt. Sahat Manullang, MTh pindah tugas pelayanan ke Australia dan hingga sekarang tidak ada penggantinya.

4. Penjemaatan dan kegiatan Distrik serta Tahun Koinonia 2007 dan Tahun Marturia 2008
Dalam rangka mensosialisasikan lembaga ini serta bahagian dari program akademis, lembaga ini mengadakan penjemaatan ke distrik-distrik terdekat di sekitar Tapanuli. Penjemaatan paskah 2007 dilakukan ke Distrik X Medan Aceh. Paskah 2008 dilakukan ke Distrik XV Sumbagsel dan XXV Jambi. Penjemaatan lainnya dilakukan ke Distrik IV Toba, Distrik III Humbang dan Distrik XI Toba Hasundutan dan Distrik XIV Tebing Tinggi Deli. Selain penjemaatan, lembaga ini juga mengikuti kegiatan gerejawi khususnya di Distrik II Silindung. Misalnya, Pesta Jubileum, Paskah Raya Perempuan, Youth Camp, Paskah Raya Sintua serta Ibadah Raya Tahun Koinonia 2008. Dengan ditetapkannya tahun 2008 menjadi Tahun Marturia HKBP, lembaga ini ikut berperan untuk mensosialisasikannya. Pensosialisasian itu dilakukan melalui perkunjugan jemaat (gerejawi) dan penjualan PIN MARTURIA.

5. Penulisan Buku, Khotbah dan Talk Show (interaktiv) di Radio Bonapit FM HKBP
Untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis, mahasiswa dilibatkan dalam penulisan bahan renungan dan mempersiapkan bahan PHD untuk SM, Remaja dan Perempuan/Lansia. Selama dua tahun ini 2 buah buku (Barita Mardongan Poda dan Kumpulan Renungan) telah dicetak dan didistribusikan ke jemaat. Buku tersebut diberi nama HERMENEUTIK 1 dan 2. Selanjutnya setiap hari Selasa pkl 06.00-.07.00 wib setiap mahasiswa menyampaikan renungan di Radio Bonapit FM HKBP. Demikian juga pada setiap hari Jumat jam 15.00-1700. Wib memandu diskusi interaktiv (talk show) seputar pelayanan gereja dan teologia kontekstual.

6.Gaji Pokok dan beasiswa.
Sejak dibukanya program ini, seluruh Mahasiswa menerima gaji pokok dari kantor Pusat HKBP. Tentu hal ini sangat membantu bagi kelancaran studi mahasiswa. Selain itu mahasiswa juga mendapat beasiswa dari perorangan dan donatur lainnya. Melalui Ompui Ephorus HKBP mahasiswa menerima beasiswa dari Yayasan Dharma Kasih Jakarta. Setiap bulannya mahasiswa menerima beasiswa sebanyak Rp 200.000,- mulai Januari 2008.

7. Kendaraan dinas (mobil) dan Internet/ website HKBP
Untuk menunjang program akademis di lembaga ini menyangkut sarana dan prasarana telah diupayakan secara bertahap terutama menyangkut transportasi. Pada bulan April 2007 lembaga ini telah membeli sebuah mobil jenis Kijang (SuperKijang 1996). Dana pembelian mobil dinas ini diperoleh dari donateur (Punguan Simanjuntak Jakarta). Lembaga ini juga menerima sumbangan satu unit komputer dari HKBP Kebayoran Lama Jakarta. Kemudian sejak Mei 2007 kantor sekolah Pendeta telah memiliki pasilitas jaringan Internet. Sehingga dosen dan mahasiswa dapat mengakses informasi dan bahan-bahan kuliah. Demikian juga kegiatan-kegiatan lembaga ini selalu dipublikasikan dalam website HKBP oleh mahasiswa dan dosen.

8. Praktek Lapangan dan Karya Tulis Akhir
Untuk semester keenam ini seluruh mahasiswa mengikuti Praktek Lapangan di Jemaat di Distrik II Silindung. Melalui kerjasama dengan Pendeta Ressort Praktek Lapangan ini dapat terselenggara. Sehubungan dengan itu pula mahasiswa telah mengikuti Penulisan Karya Tulis Akhir (KTA). Dalam penulisan ini mahasiswa diserahkan kepada dosen pembimbing untuk menyelesaikan Mata Kuliah ini.

9. Ujian Lisan dan Wisuda
Sesuai dengan jadwal akademis Sekolah Pendeta HKBP, mahasiswa akan mengikut Ujian Lisan tanggal 8-10 Juli 2009. Setelah mengikuti seluruh perkuliahan dan Karya Tulis Akhir (KTA). Bagi yang dinyatakan lulus dalam Ujian Lisan ini akan diwisuda pada tanggal 17 Juli 2009.

10. Keuangan
Sumber keuangan dalam pengelolaan Sekolah Pendeta ini berasal dari Kantor Pusat HKBP dan juga Uang Kuliah dari Mahasiswa sebesar Rp 1,5 juta satu semester

11. Saran-saran
Sesuai dengan keputusan rapat MPS dan Rapat Praeses 2005 yang dituangkan dalam Buku Panduan Sekolah Pendeta, Program sekolah Pendeta ini akan berakhir Juni 2009. Tentu kelangsungan lembaga ini tidak luput dari dukungan, saran, bantuan dari distrik-distrik melalui Bapak Praeses dan para pelayan HKBP menyangkut buku-buku dan dukungan dana yang dibutuhkan. Segala kritik dan saran yang sifatnya membangun lembaga ini tetap kami hargai dan terima untuk kemajuan lembaga pendidikan HKBP.

12. Penutup
Demikian yang dapat kami laporkan seputar pelayanan di lembaga Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon. Doa setiap warga jemaat dan seluruh pelayan HKBP akan membantu pelayanan yang bermutu di Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon ke depan terutama melalui Rapat Dewan Kuratorium.

Akhirnya kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Raja gereja atas pelayanan di Lembaga Sekolah Pendeta, kiranya pelayanan ini menjadi kemuliaan nama Tuhan.
Syalom.

Direktur

Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Baca Selengkapnya.....

Kuratorium

Rapat Dewan Kuratorium Sekolah Pendeta HKBP

Dewan Kuratorium Sekolah Pendeta HKBP 2006-2009, pada hari Kamis, 12 Pebruari 2009 mengadakan rapat diu kantor Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon. Rapat dipimpin oleh Ompui Ephorus HKBP Pdt. Dr. Bonar Napitupulu. Hadir pada acara rapat ini seluruh dewan Kuratorium yang juga sebagai Praeses HKBP. Antara lain: Pdt. Sahat M. Silitonga, MTh, Praeses HKBP Distrik II Silindung, Pdt. Bonar H. Nababan, DPS, Praeses HKBP Distrik III HumbangPdt. Parulian Sibarani, MTh Praeses HKBP Distrik IV Toba, Pdt. Piter Hutapea, MTh Praeses HKBP Distrik V Sumatera Timur,Pdt. Rich Janson Simamora, STh Praeses HKBP Distrik IX Sibolga dan Pdt. Sabam M. P. Marpaung, STh Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh. Adapun tujuan rapat ini adalah mengadakan evaluasi perkembangan sekolah Pendeta HKBP 2006-2009, serta memikirkan langkah-langkah baik di lembaga pendidikan ini sebagaimana diaturkan dalam Buku Panduan.

Dalam mengadakan evaluasi ini, terlebih dahulu Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh Direktur Sekolah Pendeta memaparkan/melaporkan keadaan Sekolah Pendeta hingga Januari 2009 (terlampi). Laporan dan pemaparan itu dapat diterima oleh seluruh peserta rapat sekalipun mendapat pertanyaan-pertanyaan mengenai beberapa tehnis pelaksanaannya. Misalnya: berapa pertemuan mahasiswa dalam satu semester? Siapa saja Dosen pengajar? Laporan ini dilengkapi dengan bukti-bukti pelayanan semenjak dibuka bulan Agustus 2006. Ompui Ephorus mengatakan bahwa pelaksanaan pendidikan di lembaga ini cukup baik, mudah-mudahan ke depan akan semakin baik lagi.

Karena Sekolah Pendeta 2006-2009 akan berakhir pada bulan Juli 2009, sehubungan dengan itu rapat menyetujui kalender akademis yang telah disusun sebelumnya dalam TA 2008/2009 (terlampir). Serta menetapkan biaya wisuda pada tanggal 17 Juli 2009 sebanyak Rp 500.000,-
Selesai agenda rapat mengenai evaluasi, peserta rapat masuk kepada agenda yang kedua. Yakni Rencana Penerimaan Mahasiswa Baru 2009-2012. Sebelumnya Pimpinan HKBP telah merekomendasikan kepada Direktur untuk menerima kembali mahasiswa sekolah Pendeta periode 2009-2012. Maka rapat ini membicarakan beberapa prinsip pelaksanaan. Sedangkan teknis pelaksanaan diserahkan kepada lembaga ini. prinsip tersebut adalah bulan Juli 2009 akan diadakan penerimaan Mahasiswa Baru sejumlah 30 orang. Masa pelayanan minimal 10 tahun dan usia maksimal 40 tahun. Tidak pernah mendapat hukuman adminstrasi dan RPP HKBP. Memiliki Ijazah Sekolah Guru Huria HKBP (artinya sekolah ini hanya untuk HKBP). Biaya yang dibutuhkan dalam program ini naik 25-50% dari biaya periode 2006-2009. Satu hal yang sangat perlu dalam penerimaan ini adalah surat rekomendasi dari dua orang Pendeta dan ditujukan kepada Praeses. Selanjutnya praeses mengirimkannya secara langsung kepada Direktur Sekolah Pendeta untuk diproses lebih lanjut.

Rapat yang berlangsung selama 4 jam ini berjalan dengan penuh sukacita dan damai sejahtera, tidak ada ketegangan, apalagi ompui selalu mengajak peserta rapat untuk tidak terlalu tegang.
Kita doakan seluruh program sekolah Pendeta ini dapat berjalan dengan baik demi kemuliaan Tuhan kita.

Baca Selengkapnya.....

10 Februari 2009

Ujian

Ujian penerimaan calon pelayan HKBP

Sebanyak 152 orang peserta ujian penerimaan calon pelayan HKBP di auditorium huta Seminarium Sipoholon. Ujian ini berlangsung mulai tanggal 9-10 Pebruari 2009. Ke 152 mahasiswa tersebut terdiri dari 89 orang lulusan Sekolah Tinggi Teologia (STT) 15 orang lulusan SGH dan 32 orang orang lulusan Sekolah Bibelvrouw serta 16 orang dari lulusan Pendidikan Diakones HKBP. Sebagaimana biasa penerimaan calon partohonan/pelayan tahbisan di HKBP telah ditetapkan HKBP, selain dari yang sudah ditetapkan tidak berhak melamar atau mengikuti ujian masuk.
Adapun lulusan teologia yang diterima selain STT-HKBP P. Siantar tersebut adalah STT Jakarta, UKDW Yogyakarta, UKSW Salatiga. Ketiga lulusan teologia di luar STT milik HKBP harus terlebih dahulu mengikuti orientasi selama 6 bulan di STT HKBP P. Siantar.
Hari Senin 9 Pebruari 2009 telah berlangsung ujian tertulis dan hari Selasa 10 Pebruari 2009 diadakan wawancara dengan pimpinan HKBP.
Menurut penurutan salah seorang Panitia Diak Florida Simanjuntak, SSi, jumlah calon pelayan yang diterima dalam kelulusan ujian ini tidak ditentukan. Tergantung kepada skor nilai yang diperoleh peserta ujian. Panitia telah menetapkan nilai 75 sebagai nilai terendah.
Di antara peserta ujian ini ada yang sudah mengukiti ujian 2-3 kali dan ada yang pertama kali mengikuti ujian penerimaan. Rogi (nama samaran) salah satu lulusan STT di Jawa mengungkapkan kekesalannya setelah dua kali mengikuti ujian 2 kali dan selalu kalah. Rogi berharap mudah-mudahan dalam ujian kali ini dirinya mendapat kelulusan. Lain halnya dengan Pontuk (nama samaran) ketika ditanya di sela-selai stirahat, dia mengungkapkan keyakinannya lulus dalam ujian ini, mengingat soal ujian hampir bisa dijawab dengan baik. Sebab menurut dia soal-soal ujian adalah pengulangan atas apa yang sudah diperoleh dalam bangku kuliah seperti Pengetahuan isi Alkitab dan pengetahuan umum. Tambahannya adalah pengenalan secara dengan kepada perangkat-perangkat HKBP. Para penguji dalam Ujian lisan atau wawancara ini adalah Pimpinan HKBP dan beberapa Praeses sekaligus sebagai dewan kuratorium dan pimpinan lembaga. Pengumuman hasil ujian ini akan diumumkan kemudian setelah pimpinan HKBP mengadakan rapat tertutup. Pelaksanaan ujian ini tidak ada unsur KKN. Kenapa saya katakan demikian sebab setiap peserta ujian diberi kode pada setiap lembar jawaban.
Selamat ujian adik-adik calon pelayan, pastikan diri anda menang. Bagi yang menang selamat datang di medan pelayanan dan bagi yang tidak menang sabar dong...!

Baca Selengkapnya.....

08 Februari 2009

Profil

HKBP Peatolong gunakan hari Minggu sebagai hari perhentian

HKBP Peatolong Ressort Hutabarat Distrik II Silindung terletak kira-kira 15 KM dari ibukota Kabupaten Tapanuli Utara di sebelah Utara daerah Salib Kasih. Warga jemaat berjumlah 45 KK dan dilayani 6 orang majelis (Parhalado).


Setiap hari minggu mereka mengadakan perhentian dari segala pekerjaan. Mengadakan kebaktian guna menaikkan puji syukur kepada Tuhan atas perlindungan-Nya kepada mereka. Sekalipun desa Peatolong terletak di sebuah lembah daerah Salib Kasih yang jauh dari pusat kota tidak ketinggalan dalam hal kemajuan dan perkembangan informasi komunikasi. Mereka cepat mendapat berita baik melalui media elektronik dan surat kabar.

Tidak jarang dari warga jemaat sudah memiliki HP untuk berkomunikasi jarak jauh. Anak rantau dari desa inipun sudah tersebar hampir seluruh Indonesia dengan propesi yang berbeda-beda. Sebagai pegawai swasta dan juga sebagai pegawai pemerintahan. Demikian disampaikan salah seorang parhalado sambil mengungkapkan kebanggaannya tinggal di daerah ini. Sayang jalan aspal ke desa ini belum selesai masih setengah jalan. Mereka mengharapkan Bupati yang baru akan menindaklanjuti pembangunan ini. Sehingga penduduk setempat dan dari luar tidak kewalahan mengunjungi desa ini.

Kebenaran berita tersebut terlihat secara jelas pada Minggu 8 Pebruari 2009 ketika kami melayani di jemaat ini.
Jemaat yang rata-rata hidup dari pertanian ini dipimpin oleh St. P. Hutabarat menggantikan St. L.Hutabarat yang sudah pensiun. Orangtua St. L. Hutabarat adalah pemilik pertapakan gereja berukuran 100x150 M dan telah menyerahkannya kepada HKBP pusat.

Pada saat kebaktian berlangsung seluruh warga jemaat tampak sukacita mengikuti ibadah dari awal hingga akhir sekaligus menyanyikan lagu puji-pujian. Tidak ketinggalan punguan Ama dan punguan NHKBP berpartisipasi dalam kebaktian dengan menyanyikan koor: "O Tuhan, o Tuhan, sai tatap hami on, O Jesus, o Jesus parasirohai, suru ma tondim tu nasa huriam, tondi porbadia singkat ni bohim, jala pargogoi sudena naposom di sandok portibion..."
HKBP Peatolong berdiri tahun 1913 dan sudah memiliki gedung gereja semi permanen 15x8 m dan mempunyai bilut parhobasan berukuran 3x4 m. Warga jemaat hidup dari hasil pertanian seperti kopi, kemenyan, ubi dan tumbuhan palawija.

Bagi warga jemaat HKBP Peatolong, hari Minggulah hari peristirahatan dari setiap kegiatan yang dilakukan dalam satu Minggu itu. Sehingga satu orangpun dari warga jemaat tidak ada yang absen dalam kebaktian kecuali karena sakit. Hal tersebut diakui oleh Pdt. Parulian Silitonga, STh Pendeta HKBP Ressort Hutabarat ketika berkunjung ke huta Seminarium Sipoholon di sela-sela kegiatan pelayanannya.

HKBP Peatolong pantas menjadi tiruan bagi jemaat lain, memanfaatkan hari Minggu sebagai hari perhentian dari kesibukan setiap hari sebagaimana dikatakan dalam Titah keempat. Ingat dan kuduskalah hari Minggu!

Baca Selengkapnya.....

JAMITA

Unang hamu manenganengahon na adong di hamu!
Jeremia 9:22-23

Hamu angka dongan na hinaholongan di bagasan goar ni Tuhanta Jesus Kristus, sude do jolma angka na di tano on manghirim/manghalomohon arta, sinamot, pangkat, parhuasoon dohot lan angka na asing. Jala ndang sala i, dilului halak do angka i sude. Ala ringkot do i jala sude jolma manghalomohon tontu dilului do cara boha asa dapotna i. Holan i tutu unang ma nian na so sian dalanna hita mangomo di natahirim.
Lapatanna marhite angka cara-cara natapingkiri hape nunga maralo tu hasintongan ni Debata. Isarani manangko,mamunu, mangarampas,paotootohon halak. Songon istilah naung somal tabege KKN. Alai taeahi ma saluhutna i marhite angka dalan na patut jala na denggan. Dia mai? Belaar keras, bekerja keras, mamangke tingki dohot denggan. Waktu itu adalah berkat. Udut tusi molo dapot ni jolma napinarsintasintanai talpe do jolma i tu ngolu ginjang ni roha, manganggarhon, mangasahon manang manenganengahon i tu halakna asing.
Pangalaho sisongon i do naingkon sipasidingon ni halak Israel songon bangso ni Debata sian parngoluon nasida siganup ari. Boasa? Ala tung manegai doi tu parsaoran dohot jolma nang tu Debata. Ai ndang dihalomohon Debata angka pangalaho sisongon i. Ndang dihalomohon Debata angka jolma na marginjang ni roha.
Jamita sadarion (Jeremia 9:22-23) paingothon bangso i manang huria ni Tuhanta asa unang madabu tu na manenganengahon. Unang ma ditengahon angka na bisuk habisuhonna, unang ma ditengahon na gogo hagogoonna, unang ma ditengahon na mora hamoraoonna. Ninna Tuhan Jahowa tu bangsona i marhite panurirang Jeremia.
Huria ni Tuhanta tapasiding pangalaho sisongon i. Marhite:
1. Mananda asi dohot holong ni Tuhan i di bagasan hasintongan. Molo taparhatopot do silehonlehon ni Debata do i, tung so adong do gunana hita manenganengahon i u manang ise pe taho. Molo adong pe di hita angka na agoari di ginang i, isarani, sinamot, hepeng, jabatan dohot pangkat ala tapahatopot ma i parbue ni asi ni roha ni Debata Jahowa.
2. Mandok maulite tu Debata. Halak na olo mandok mauliate tu Debata dipasiding i do ngolu kesombongan, ginjang ni roha. Manenganengahon na ang di ibana ndang parbue ni na mandok mauliate i tu Debata
3. Mamangke habisuhon, hamoraon dohot hagogoon na sian Debata laho pasangap jala mamuji Debata. Sian Debata do saluhutna i. Ala ni molo sian Debata do i tajalo, tontu ingkon pangkeonta doi laho mamuji huhut pasangaphon Debata. Molo songon i do ndang marisuang silehonlehon ni Tuhan i di hita ganup.
4. Taingot ma hata ni Tuhan Jesus na tarsurat di Mat 6:33:" Sai jumolo ma lului hamu harajaon ni Debata dohot hasintonganna, dungi tambahononna ma angka ondeng di hamu. Tapatudos tu BE No 255: Nang arta na sangap sude hamoraon ndang tau mangalehon di au hasonangan, alai molo dapot na sasada i tongtong las rohangku hinorhon ni i.

Baca Selengkapnya.....

07 Februari 2009

Pinggan Pasu Pdt. Dr. I.L. Nommensen

Pinggan Pasu Pdt. Dr. I.L. Nommensen ditemukan di Butar

Menurut tradisi orang Batak dahulu dikenal sebuah piring kerajaan yang disebut dengan Pinggan Pasu. Pinggan pasu ini dipergunakan ketika ada acara jamuan makan di antara raja-raja Batak ketika itu. Tidak semua orang dapat memiliki pinggan pasu ini. Salah satu yang memilikinya adalah Pdt. Dr.I.L. Nommensen. Piring tersebut sebagai pemberian raja-raja Batak yang menjadi sahabat-sahabatnya dalam penginjilan di Silindung. Ketika melayani di daerah Butar (sekarang Kec. Pagaran Taput) I.L. Nommensen memberikan sebuah pinggan pasu kepada Raja Balige Bosi Sihombing Lumbantoruan.

Piring kerajaan ini diberikan oleh Nommensen atas ”paralealeon” nya dengan Raja Balige Bosi ini. Sekaligus turut menghantar I.L. Nommensen ke Sigumpar daerah Toba Holbung ketika itu (sekarang Kec. Silaen –Kab.Tobasa). Demikian penuturan B. Sihombing-Lumbantoruan seorang keturunan Raja Balige Bosi Lumbantoruan kepada tim Napak tilas Nommensen (Tim Sigumpar dan Tim Samosir) di HKBP Parsaorannauli Banualuhu-Butar Distrik III Humbang, Kamis 5 Pebruari 2009. Menurut keturunan Raja Balige Bosi ini, Pinggan pasu tersebut masih tetap disimpan dan dijaga baik-baik dan saat ini piring tersebut disimpan di Medan oleh cucu Raja Balige Bosi. Atas penuturan cerita tersebut seluruh rombongan merasa heran dan takjub mengingat perjalanan Nommensen ke daerah ini. Bagi masyarakat Butar kehadiran Ompui I.L.Nommensen sangat berharga terutama membawa masyarakat menerima injil dan percaya kepada Yesus Kristus.

Di samping itu I.L.Nommensen memberikan pengajaran kepada masyarakat dalam hal bercocok tanam, beternak dan hidup bergotong royong. I.L. Nommensen juga mengajari para petani untuk menjadikan ubi kayu (gadong) sebagai makanan utama mengingat beras sulit didapat. Ditambah lagi daerah Butar tidak cocok menanam padi akibat tanah yang tidak subur. Oleh sebab itu masyarakat sekitar juga membuat ubi kayu tersebut menjadi ”tape” (ubi kayu yang dimasak dengan ragi) dan ”karipik” atau keripik.

Ketika I.L. Nommensen berangkat ke Sigumpar untuk misi penginjilan, masyarakat dan orang yang sudah menerima Injil merasa sedih maka sebagai tanda kenang-kenangan I.L.Nommensen memberikan sebuah Pinggan Pasu tadi. Akan tetapi yang paling dibanggakan adalah orang Kristen pertama di Butar telah hidup dengan sejahtera darihasil pertanian mereka dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat.

Menyinggung perjalanan Tim Sigumpar dan Tim Samosir dalam rangka Napak Tilas ini dapat dikatakan sakses. Sebelum menuju tempat ini terlebih dahulu melakukan ibadah dan penanaman pohon di Perkampungan Pemuda Jetun Silangit. Turut dalam acara ini St. BP.Nababan dari HKBP Siborong-borong, Camat P. Sormin, Dr.J. Situmeang Kapuskesmas Siborongborong serta Kapten Pol. P. Simanjuntak (Polsek). Perjalanan kedua Tim ini berakhir di Huta Dame Saitnihuta setelah melalui HKBP Hutaraja dan Pearaja Distrik II Silindung. Turut mendampingi rombongan ini Praeses HKBP Distrik XVI Humbang Habinsaran Pdt. Debora Sinaga, MTh dan Praeses HKBP Distrik II Silindung, Pdt. S. Manogari Silitonga, MTh bersama Koordinator Lapangan (Korlap) Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh Direktur Sekolah Pendeta HKBP dan Pdt. Rikson Hutahaean, MTh Kepala Biro Katwgorial SM dan Pemuda HKBP

Baca Selengkapnya.....

Ibadah 175 tahun Pdt. I.L. Nommensen

Ibadah Raya Peringatan 175 tahun Pdt. Dr. I.L. Nommensen

Dihadiri kurang lebih 1500 orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, guru, utusan pemerintah dan para pelayan serta tamu dari luar negeri mengikuti pelaksanaan ibadah Raya peringatan 175 tahun Pdt. Dr. Ingwer Ludwik Nommensen. Ibadah raya ini berlangsung di auditorium huta Seminarium Sipoholon-Tap Utara, Jumat 6 Pebruari 2009. Bertepatan dengan tanggal kelahiran apostel Batak sekaligus ephorus HKBP pertama tersebut acara ini dikemas dalam satu kebaktian.

Ibadah dipimpin oleh Pdt. S. Manogari Silitonga dan pelayanan Firman oleh Kadep Diakonia Pdt. Nelson Siregar, STh. Dalam ibadah raya ini sekaligus dilaksanakan Perjamuan Kudus dilayani oleh Pdt. Debora Sinaga bersama dengan beberapa Pendeta HKBP di Distrik II Silindung. Suasana kebaktian berlangsung istimewa melalui nyanyian, pujian dan penyembahan berbentuk responsorium. Koor raksasa SMA HKBP Tarutung beberapa kali diperdengarkan sehingga seluruh hadirin mengikuti acara kebaktian dengan suasan sukacita dan tidak terkesan monoton.

Dari sekian undangan turut hadir mewakili Pemkab Taput dan Muspika Sipoholon dalam hal ini diwakili oleh Asisten Bupati dan camat Sipoholon. Sehubungan dengan itu para undangan memberikan kata-kata sambutan sekaligus memberikan bantuan ternak babi kepada warga jemaat melalui Kadep Diakonia dan Kadep Marturia Pdt. Dr. Binsar Nainggolan.

Usai kebaktian dan pemberian kata-kata sambutan dilanjutkan dengan penanaman pohon di sekiar huta Seminarium. Menurut hemat kami selama bulan Januari dan Pebruari 2009 telah belangsung selama 3 kali penanaman pohon di huta Seminarium Sipoholon. Hal ini tentunya menjadi tanggungjawab penghuni huta Seminarium, agar penanamn pohon seperti ini tidak hanya sebuah tradisi yang simbolik tanpa ada follow up-nya, bukan?

Acara yang berlangsung mulai jam 09-13.00 wib ini diakhiri dengan acara jamuan makan siang yang dipersiapkan oleh Panitia Tahun Diakonia HKBP. Turut dalam acara makan siang ini seluruh penghuni huta Seminarium, mahasiswa Sekolah Guru Huria (SGH), Mahasiswa Sekolah Pendeta, siswa-siswi SMK 1, 2 Sipoholon beserta dengan para tamu dan undangan lainnya termasuk rombongan Yayasan Gema Kryasa (YGK) Jakarta. Yayasan Gema Kryasa Jakarta ini adalah sebagai mitra Departemen Diakonia HKBP dalam mensukseskan Napak Tilas Nommensen 3-5 Pebruari 2009.

Baca Selengkapnya.....

06 Februari 2009

Napak Tilas Nommensen

Mengenang perjalanan Pdt. Dr. I.L. Nommensen.

Salah satu rangkaian kegiatan tahun Diakonia HKBP 2009 adalah mengenang perjalanan (napak tilas) missionaris orang Batak sekaligus Ephorus pertama HKBP yakni Pdt. Dr. I.L. Nommensen. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya menghidupkan kembali semangat penginjilan di HKBP yang diwarisi dari apostel Batak tersebut. Untuk mengawali kegiatan itu Senin, 2 Pebruari 2009 empat tim inti Napak Tilas Nommensen diberangkatkan dari HKBP Pearaja Tarutung oleh pimpinan HKBP dalam hal ini diwakili oleh Pdt. Dr. Binsar Nainggolan Kadep Marturia HKBP. Keempat tim inti masing-masing beranggotakan 50 orang yang terdiri dari pelajar SMK/SMA HKBP, mahasiswa SGH, Sekolah Pendeta, Bibelvrouw, Diakones, AKPER dan Universitas HKBP Nommensen Medan serta pemuda/pemudi utusan Distrik. Keempat tim ini disebar ke dalam empat rute, yakni Siporok, Barus, Samosir dan Sigumpar.

Napak_Tilas_1__Small_.jpg

Khusus tim napak tilas Sigumpar sejak tanggal 3-4 Pebruari 2009 telah melakukan perjalanan dengan baik dari Gereja HKBP Sigumpar Kabupaten Tobasa. Pdt. Parulian Sibarani, MTh Praeses HKBP Distrik IV Toba bersama dengan Kadep Marturia HKBP memberangkatkan tim menuju Gereja-gereja yang ditetapkan Panitia. Pemberangkatan ini dilakukan dengan sebuah ibadah dipimpin oleh Pdt. Jahidin Banuarea, STh Pendeta HKBP Dr. I.L. Nommensen Sigumpar. Kemudian penyalaan obor Napak Tilas Nommensen. Hari pertama tim napak tilas Rute Sigumpar-Tarutung ini berhasil mengunjungi HKBP Sitoluama, HKBP Laguboti Habinsaran, PK. Hephata, HKBP Godung Laguboti, Lembaga Sekolah Bibelvrouw, HKBP Aruan, HKBP Tambunan, HKBP Tampubolon dan berakhir di HKBP Balige. Seluruh gereja yang dikunjungi melalui Pendeta dan Parhalado beserta warga jemaat dan pemuda/pemudi setempat menyambut seluruh rombongan dengan sukacita. Selain melakukan ramah tamah di setiap gereja rombongan tim berhasil melakukan penanaman pohon di pargodungan tersebut.

Napak_tilas_2__Small_.jpg

Pada hari kedua, Rabu 4 Januari 2009 rombongan melanjutkan perjalanan dari HKBP Balige menuju HKBP Tampahan, Tanggabatu, HKBP Sipintupintu hingga rombongan mengakhiri perjalanan di Perkampungan Jetun Silangit.

Napak_tilas_3__Small_.jpg

Di perkampungan Jetun Silangit 2 Tim yakni Tim Samosir dan tim Sigumpar bertemu untuk acara makan malam dan istirahat. Kedua rombongan ini disambut oleh Pdt. Debora Sinaga, MTh Praeses HKBP Distrik III Humbang Habinsaran. Masing-masing tim saling bercerita seputar keberhasilan mereka menapaki perjalanan 50 Km yang ditempuh dengan berjalan kaki. Mereka tidak menghiraukan panas terik dan kelelahan selama perjalanan berlangsung. Menurut penuturan salah seorang anggota tim Samosir, Gr. Lunard Siregar mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP mengatakan perjalanan tim ini sangat menyenangkan dan menggoreskan sejuta kenangan mengingat penginjilan I.L. Nommensen. Pemerintah Kab Samosir juga turut berpartisipasi dalam mensukseskan perjalanan Tim Samosir ini.

Sigumpar__Small_.jpg

Sesuai dengan rencana, Kamis 5 Pebruari 2009 kedua tim ini akan melanjutkan perjalanan ke HKBP Butar, Lumbantongatonga, Hutaraja, Peraja dan berkahir di HKBP Hutadame Sait ni Huta. Sore harinya seluruh tim akan bertemu di HKBP Dame Sait ni Huta dan arak-arakan menuju gedung serbaguna Tarutung untuk mengadakan malam pujipujian memperingati 175 tahun I.L. Nommensen.

Selamat bernapak tilas dan 175 tahun I.L. Nommensen.


Baca Selengkapnya.....

Rapat Pengurus Mitra (BPM) Distrik II Silindung

HKBP Distrik II Silindung sangat merasakan manfaat "paralealeon" atau mitra dengan Kirchenkreises Kuld-Sud Jerman. Manfaat tersebut nyata melalui berbagai kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dengan saudara-saudara di Jerman. Apakah itu? Pengadaan sarana air bersih (sumur bor), pengobatan massal secara gratis dan pembuatan buku ibadah keluarga. Serta kunjungan timbal balik kedua mitra ini. Kedepan hubungan kerjasama ini akan semakin nyata jika kedua hubungan ini saling menjalin komunikasi dengan baik. Untuk maksud dan tujuan itulah BPM Distrik II Silindung yang diketuai oleh St. Drs. Sitorus tetap menjaga keharmonisan di dalam kerjasama ini.


Jumat, 6 Pebruari 2009 di kantor distrik II Silindung telah diadakan sebuah pertemuan pengurus Mitra bersama dengan MPSD dipimpin oleh Pdt. S.Manogari Silitonga, MTh Praeses di distrik ini. Dalam pertemuan ini juga hadir Sekretaris Mitra HKBP Pdt. Debora Sinaga, MTh yang sekaligus menjadi Praeses Distrik XVI Humbang Habinsaran. Sekretaris Mitra ini berpesan kepada BPM Disttrik II Silindung agar tetap memberikan informnasi pelayanan badan ini di distrik Silindung. Hal itu sangat perlu guna menjaga images dan menjaga keutuhan kerjasama ini. Sebagaimana biasa setiap minggu pertama setiap bulan, ketua BPM selalu mengadakan kontak langsung melalui telepon. Hubungan komunikasi ini akan tetap dilaksanakan.
Pada bulan Desember 2008 yang lalu BPM telah melaksanakan kegiatan pengobatan Massal di HKBP Palmarum Tarutung. Jumlah pasien yang berobat sekitar 200 orang. Direncanakan bulan Maret juga akan dilakukan hal yang sama di daerah Pangaribuan. Demikian juga kunjungan Mitra Jerman ke Silindung akan berlangsung bulan Juni.
Demikian juga pengadaan air bersih di HKBP Sibingke, telah dilakukan pengeboran 3 kali namun tetap gagal. Menurut survei awal penggalian menunjukkan tanda-tanda baik, akan tetapi setelah dilanjutkan tiba-tiba air yang diharapkan ada ternyata nihil. Masalah lain adalah tempat pengeboran air ini complain dengan warga setempat yang melarang pengeboran itu dilakukan. Alasannya tidak jelas, kata tukang yang menangani proyek ini. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama pengadaan air bersih ini dapat berhasil. Kegiatan lain yang akan dilakaukan BPM adalah pelayanan kerohanian ke penjara.
Seluruh anggota BPM dan MPSD harus bersungguh-sungguh memanfaatkan kerjasama yang baik ini ke masa yang akan datang. Sehingga bantuan 400 US Dollar setiap tahun dapat dipergunakan dengan baik. Demikian salah satu kesimpulan dari pertemuan ini.
Salam buat saudara-saudara kami di Kuld-Sud.

Baca Selengkapnya.....

Pertemuan Dewan Redaksi SP Ina HKBP

Pertemuan Dewan Redaksi Surat Parsaoran (SP) Ina HKBP

Untuk meningkatkan minat pembaca Surat Parsaoran Ina HKBP sebagai majalah resmi kaum Perempuan di HKBP pengelola (Pemred) perlu melakukan upaya-upaya konkrit sehingga para pembaca khususnya kaum perempuan semakin mencintai majalah ini.
Demikian dikatakan Pdt. Dr. Jamilin Sirait Kadep Koinonia HKBP di depan peserta pertemuan para dewan redaksi SP Ina HKBP. Hal tersebut diungkapkan ketika memberikan bimbingan dan pengarahan kepada dewan redaksi hari Senin 2 Pebruari 2009 di Jetun Silangit. Pertemuan ini dipasilitasi Departemen Koinonia melalui Biro Kategorial Perempuan, Pemuda/Remaja dan Lansia HKBP. Biv. Sentiria Sitorus selaku kepala biro mengundang para dewan redaksi dan para penulis di SP Ina untuk bersama-sama berdiskusi dan memikirkan upaya-upaya bagaimana meningkatkan kualitas SP Ina ke depan.
Melalui pertemuan ini para dewan redaksi mencoba menetapkan rencana strategis SP Ina 4 tahun ke depan. Salah satu upaya dalam rencana strategis ini adalah menetapkan rubrik-rubrik spesial bagi kaum perempuan, Di antaranya rubrik, kesehatan, budaya, estetika, pastoral di samping rubrik PHD dan refleksi dan opini. Selanjutnya melalui pertemuan ini diusulkan pertambahan dewan redaksi sekaligus pengasuh/penanggungjawab setiap rubrik.
Surat Parsaoran Ina ditetapkan menjadi media komunikasi bagi kaum perempuan HKBP melalui surat izin terbit : 0409 RI No. 0409/SK/DPHMS/STT 1986 S.I.R. K.A-777/PS/5-6/IV terbit dua bulan sekali. Di harapkan ke depan SP Ina ini akan terbit sekali satu bulan jika pelanggan (partobo) semakin banyak dan tentunya rubrik-rubrik yang disajikan juga menarik.
Kendala lain yang dihadapi Pemred SP Ina dalam menampilkan Surat Parsaoran ini adalah jumlah pelanggan yang sangat minim. Bayangkan dari 5 juta warga jemaat HKBP, pembaca/pelanggan SP Ina hanya sekitar 1500 orang, sangat minim sekali bukan?
Sebaliknya pembaca dan pelanggan SP Ina akan semakin banyak jika seluruh partohonan, khususnya para Bibelvrouw turut mensosialisasikannya di jemaat-jemaat. Sebab para Bibelvrouwlah yang terlibat secara langsung dalam pelayanan kaum perempuan. Misalnya punguan memimpin punguan koor parari kamis, Ina Ester, Ina Debora, Ina Naomi dan punguan koor lainnya. Betulkah?

Baca Selengkapnya.....