Kami menerima tulisan, artikel, laporan kegiatan dan saran-saran untuk dipublikasikan ke blog Pdt. Pahala J. Simanjuntak,MTh dengan mengirim e-mail ke: psh06simanjuntak@yahoo.com .

28 Agustus 2010

Panti Karya Hephata

Strategic Planning Panti Karya Hephata

Strategic Planning atau lebih mudah dipahami rencana stratgis, disingkat dengan renstra merupakan sebuah evaluasi terhadap kinerjaq dalam sebuah program di masa lalu sebelum menetapkan sebuah program. Baik program jangka panjang maupun jangka menengah dan panjang. Istilah serta kegiatan strategic planning ini sudah biasa dilakukan oleh unit-unit pelayanan di tengah-tengah masyarakat. Dengan memperhatikan hala-hal yang dituangkan dalam strategic planning itu seperti analisa SWOT menentukan Visi, Misi, Goal, strategi terhadap sebuah program tentunya dapar terwujud.
Hal itulah yang dilakukan oleh Panti Karya (PK) Hephata Laguboti Kab.Toba Samosir selama dua hari. kegiatan ini berlangsung pada 27-28 Agustus 2010 di ruang rapat lembaga tersebut. Kegiatan seperti ini baru pernah terlaksana dalam 10 tahun terakhir ini. Hadir pada kegiatan SP ini Kadep Diakonia Pdt. Nelson Siregar, STh sebagai keynot speaker. Pdt. Osten Jhon Matondang, STh pimpinan PK Hephata juga mengundang para pimpinan unit lainnya seperti Carytas Emergency, Sekolah Pendeta, Komite HIV/AIDS HKBP. Dari keseluruhan yang hadir berjumlah 30 orang termasuk para pegawai, satf dan pelayan di lembaga ini. Pertemuan yang diwarnai dengan diskusi kelompok dapat menampung keinginan yang diharapkan panitia Pelaksana. Sebelum masuk dalam kelompok terlebih dahulu diberi penjelasan singkat dari Panitia. Dalam hal ini disampaikan oleh Pdt. Alaris Sinaga, STh staf PK Hephata.
Tindak lanjut kegiatan ini akan dirumuskan kembali sebelum jadwal pelaksanaan diwujudkan.
Kegiatan yang dimulai pukul 9 wib ini berakhir pada pukul 17.00 pada hari sabtunya. Seluruh peserta kegiatan ini kembali ke tempat pelayanan masing-masing dengan sukacita. Demikian pula halnya dengan para penghuni PK Hephata sangat bersukacita tentunya.

Baca Selengkapnya.....

24 Agustus 2010

Selamat dan sukses

Kasmin Pandapotan Simanjuntak dan Liberty Pasaribu dilantik

Kamis 12 Agustus 2010 bertempat di ruang paripurna DPRD Toba Samosir Kasmin Pandapotan Simanjuntak dan Liberty Pasaribu dilantik menjadi Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Toba Samosir periode 2010-2015. Kedua pemimpin tertinggi di kabupaten ini dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara Ir. Syamsul Arifin SE. Hadir beberapa pejabat dari pusat, propinsi, anggota DPRD, tokoh agama dan adat dari kabupaten lainnya di wilayah Tapanuli. Termasuk Bupati dan wakil Bupati Tobasa 2005-2010 sekaligus menyaksikan acara pelantikan. Juga beberapa anak rantau yang tersebar di pelosok nusantara. Dalam pidato yang disampaikan Gubsu kedua pejabat yang dilantik ini dimohon kerjasama yang baik untuk meneruskan pembangunan yang telah dilaksanakan pendahulunya di daerah Batak ini. Mengingat Kabupaten ini masih tergolong muda sehingga diharapkan kerjasama yang baik di antara seluruh aparatur pemerintahan.
Hadir juga pimpinan HKBP dalam hal ini Sekjend HKBP Pdt. Ramlan hutahaean, MTh dan beberapa kepala Biro, Pimpinan Lembaga rombongan dari kantor Pusat HKBP serta beberapa Pendeta HKBP di lingkungan Toba Samosir atas undangan resmi dari Pemkab Tobasa.
Usai acara pelantikan dilanjutkan dengan acara kebaktian syukuran yang dipimpin oleh Sekjend HKBP dan beberapa Pendeta HKBP lainnya. Kebaktian syukuran ini bertempat di depan rumah dinas Bupati persis di samping kantor Bupati dan kantor DPRD Tobasa berlokasi di Soposurung Balige. Puluhan ribu masyarakat termasuk warga HKBP memadati lapangan dan mengikuti acara ibadah ini. Kehadiran masyarakat ini dianggap sebagai wujud sukacita dan ucapan syukur atas terpilihnya Kasmin Pandapotan Simanjuntak dan Liberty Pasaribu menjadi Bupati dan wakil Bupati di daerah ini. Mereka tidak lagi melihat masa lalu dalam ketika kampanye berlangsung akan tetapi yang terpenting adalah Pilkada Tobasa sukses dan lancar.
Dalam khotbah yang disampaikan Sekjend HKBP yang didasarkan dari kitab 1 Raja menandaskan bahwa acara sykuran ini sekaligus menjadi doa dan harapan masyarakat Toba Samosir akan kepemimpinan Bupati dan wakil Bupati ke depan. Sebagai warga jemaat HKBP bupati dan wakil Bupati tentu dapat menjalin kerjasama dengan gereja-gereja di Tobasa 5 tahun kedepan. Bukan hanya gereja HKBP tetapi semua gereja yang ada di daerah ini. Mengakhiri khotbahnya Sekjen mengatakan selamat dan sukses kepada Kasmin Pandapotan Simanjuntak dan Liberty Pasaribu.
Tidak kalah pentingnya juga kehadiran artis-artis ibukota seperti Lamtama Trio, Rita Butarbutar, Simanjuntak Trio, grup lawak Togeldo dan artis ibukota lainnya membuat hadirin bersukacita. Sebelum mengakhiri acara ini terlebih dahulu memberikan kata-kata sambutan dari mewakili masyarakat, pemerintah, DPRD dan Pidato sekaligus mangampu dari Bupati dan wakil Bupati. Dalam pidatonya Kasmin Pandapotan Simanjuntak mengajak semua elemen masyarakat untuk bersatu melaksanakan pembangunan demi terwujudnya Toba Samosir damai dan sejahtera dengan memiliki Kasih, Peduli dan bermartabat (KALIBER). Bupati Kasmin Pandapotan Simanjuntak yang juga Sintua (Majelis) di HKBP Simanobak ini mengaku bahwa pemilihan dirinya menjadi Bupati di Toba Samosir ini adalah kerena berkat dan anugerah Tuhan yang maha kasih. Untuk itu diharapkan dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Toba samosir dan warga HKBP secara khusus. Mengakhiri pidatonya atas nama Bupati dan wakil Bupati beserta keluarga Kasmin Pandapotan Simanjuntak mengucapkan terimakasih atas doa dan dukungan seluruh masyarakat Toba Samosir.
Selamat dan sukses Pak Bupati dan Wakil Bupati.

Baca Selengkapnya.....

Panitia Sinode Godang Amandemen AP HKBP 2010 (4)

Rapat Panitia Synode Godang Amandemen AP HKBP

Synode Godang Amandemen Aturan Peraturan (AP) HKBP sudah semakin dekat. Sesuai dengan jadwal akan berlangsung 14-16 September 2010 di Seminarium Sipoholon. Melalui rapat-rapat panitia yang dipimpin oleh Ketua Umum Panitia Pdt. Ramlan Hutahaean, MTh hampir 85 persen sudah rampung. Hal itu diketahui melalui laporan setiap koordinator seksi pada rapat Panitia Selasa, 24 Agustus 2010 di ruang sidang kantor pusat HKBP Pearaja Tarutung. Bagi para pembaca dan warga jemaat HKBP mohon doa dan dukungannya demi kelancaran kegiatan ini.

Baca Selengkapnya.....

20 Agustus 2010

Seminar Sehari

Narkoba NO…! HIV/AIDS NO…! Pemuda HKBP YES…!

Demikian yel-yel pemuda/pemudi HKBP Ressort Rantau Parapat Distrik XXVI Labuhan Batu selama mengikuti Seminar Sehari Penanggulangan HIV/AIDS dan bahaya Narkoba yang dilaksanakan Sabtu, 14 Agustus 2010. Yel-yel ini tidak hanya berlaku bagi Pemuda HKBP Rantau Parapat tetapi bagi seluruh pemuda dan Pemudi HKBP secara umum. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Sebab ketika sudah sempat dihinggapi sangat sulit mencegahnya. Apalagi obat penyembuh penyakit berbahaya ini sampai sekarang sulit ditemukan. Maka upaya-upaya yang digunakan adalah sejak dini memberikan penyuluhan kepada para Pemuda HKBP. Demikian yang terpikir bagi Parhalado HKBP Ressort Rantau Parapat untuk melihat masa depan para Pemuda HKBP di Ressort ini. Sebanyak 200 orang pemuda dan remaja diikutkan dalam seminar sehari penanggulangan HIV/AIDS dan bahaya Narkoba ini. Mereka terdiri dari remaja yang duduk di bangku kls VI SD hingga kelas III SMA bahkan sebahagian ada yang sudah lulus dari SLTA yang tergabung di ressort ini. Mereka didampingi para parhalado dan Uluan Huria dari masing-masing jemaat cabang. Pemuda adalah masa depan gereja dan penerus bangsa. Oleh sebab itu mereka harus diberi penyadaran dan pembinaan agar mereka memiliki kebijaksanaan dan kecerdasan untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Hal itu diungkapkan Pdt. Kaminter Hutagalung, STh Pendeta HKBP Ressort Rantau Parapat mengawali kegiatan melalui kebaktian singkat yang dipimpinnya. Memang tidak dapat lagi ditutup-tutupi bahwa di sekitar kehidupan pemuda-pemudi gereja saat ini banyak godaan-godaan yang membuat mereka akhirnya terjerumus kepada sebahagian penyakit sosial yang terjadi di masyarakat termasuk Narkoba dan HIV/AIDS. Hal itu sangat dikwatirkan dapat merusak jiwa dan mental para pemuda di kemudian hari yang membawa kerugian bagi gereja terutama bagi diri sendiri.
Untuk penanggulangan inilah HKBP Ressort Rantau Parapat menghadirkan Tim Komite HIV/AIDS HKBP yang terdiri dari dr. Basaria M Lumban Gaol, M.Kes, Diak. Nurhayati Silalahi, Pdt. Rikson Hutahaean, MTh dan Pdt. Pahala Jannen Simanjuntak, MTh. Dengan memberikan materi yang berbeda-beda para pemuda dibekali agar mampu menjaga dan menghindari diri dari bahaya HIV/AIDS dan Narkoba yang saat ini sudah meresahkan masyarakat. dr. Basaria M. Lumban Gaol, misalnya memberikan topik makalah mengenai Bahaya Narkoba. Kepada pemuda diingatkan agar tidak mencoba-coba menggunakan obat-obat terlarang yaitu Narkoba (Narkotika dan obat/bahan berbahaya) dan Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif). Sebab itulah yang akan merusak tubuh nantinya. Disusul dengan topik menghindari diri dari HIV/AIDS oleh Diak Nurhayati Silalahi. Penularan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus Acquired Immune Deficiency Syndrome) bisa terjadi melalui hubungan seksual, jarum suntik dan darah. Oleh sebab itu jangan melakukan hubungan seksual sebelum menikah secara resmi dengan pasangan yang diberkati oleh Tuhan. Sedangkan dua makalah berturut-turut disampaikan oleh Pdt. Pahala Jannen Simanjuntak dan Pdt. Rikson Hutahaean yakni mengenai Tinjauan Iman Kristen terhadap HIV/AIDS dan Integritas Pemuda Kristen.
Seluruh pemuda yang hadir mengikuti acara ini sangat antusias mendengar arahan-arahan yang diberikan para penceramah. Mereka menganggap seminar ini sangat bermanfaat dan dapat menolong mereka untuk tidak terjun lembah yang menghanyutkan ini. Antusias mereka terlihat ketika terjadi diskusi dan tanya-jawab dengan peserta yang menanyakan seputar bahaya HIV/AIDS dan Narkoba serta upaya-upaya pencegahannya. Pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan kepada penceramah cukup mengena dan mendapat jawaban yang memuaskan. Demikian kesan yang diungkapkan Diak Nurhayati Silalahi ketika berdiskusi di tengah perjalanan pulang dari HKBP Rantau Parapat menuju Balige. Seminar yang dimulai pukul 10.00 wib dan berakhir pukul 17.00 wib ini mereka ikuti dengan sukacita dan serius. Mudah-mudahan Seminar Sehari bermanfaat bagi Pemuda HKBP Ressort Rantau Parapat. Dan bagi gereja HKBP lainnya perlu juga diadakan kegiatan seperti ini guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang merusak pertumbuhan para Pemuda HKBP yang kita cintai. Hal itu menjadi tugas dan tanggungjawab gereja untuk peduli kepada Pemuda HKBP sekaligus membantu mereka mewujudkan motto NHKBP: “Marsiurupan, Marsihaposan dan Marsitangiangan” (3 M).
Hidup NHKBP Ressort Rantau Parapat.

Baca Selengkapnya.....

HUT RI ke 65

Perayaan HUT RI ke 65 di Seminarium Sipoholon meriah

Perayaan 17 Agustus setiap tahunnya tidak pernah dilupakan bagi segenap anak bangsa yang tergabung di Negara Republik Indonesia (NKRI). Perayaan ini ditandai dengan upacara penaikan bendera merah putih dan dilakukan di berbagai tempat seperti di lapangan umum, depan kantor pemerintah/swasta dan kompleks perumahan. Melalui perayaan ini seluruh peserta upacara tampak gembira sejak awal hingga berakhir upacara tersebut. Dari segi pembiayaan tidak begitu membebankan kepada panitia pelaksana yang mempersiapkan acara ini. Cukup dengan memberitahukan kegiatan ini kepada pihak tertentu untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini dana yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Pokoknya tidak mau ketinggalan untuk merayakan perayaan tahunan ini. Perayaan bersama ini kadang dipusatkan di satu tempat yang dianggap mampu menampung ribuan orang. Salah satu bahagian anak bangsa yang ikut merayakan pada 17 Agustus 2010 ini adalah masyarakat di kecamatan Sipoholon. Perayaan tersebut berlangsung di kompleks (parhutaan) Seminarium HKBP tepatnya di desa Simanungkalit kabupaten Tapanuli Utara. Bagi masyarakat kecamatan Sipoholon perayaan yang jatuh pada hari Selasa ini membawa sukacita tersendiri dibandingkan dengan perayaan di tempat lain. Alasannya adalah tempat Seminarium HKBP yang strategis dan dihuni oleh jemaat HKBP di antaranya para guru, dosen dan para anak didik yang terdapat di kompleks ini mampu menampung banyak orang. Acara perayaan ini dimulai pukul 10.00 wib dan dihadiri oleh seluruh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, veteran, PNS, instansi dan lembaga pendidikan serta unsur pimpinan Kecamatan (USPIKA) Sipoholon. Diperkirakan peserta upacara yang hadir ketika itu hampir 3000 orang mulai dari balita hingga yang tua-tua. Bendera merah putih dinaikkan oleh siswa SMU Negeri Sipoholon yang tergabung dalam PASKIBRAKA Kecamatan dibawah pimpinan Serka M. Sihombing anggota Polsekta Sipoholon. Penaikan bendera merah putih yang dianggap sebagai duplikat bendera sangsaka merah putih pertanda resminya perayaan detik-detik kemerdekaan HUT Kemerdekaan RI ke 65. Camat Sipoholon Sasmiduk Situmeang, BA bertindak sebagai Inspektur Upacara dan memimpin hening cipta dan di akhir acara membacakan amanat Bupati Taput. Mengakhiri acara perayaan ini Pdt. Pahala Jannen Simanjuntak, MTh Direktur Sekolah Pendeta memimpin doa sebagai ucapan syukur dan permohonan atas berkat dan anugerah Tuhan setelah perayaan ini. Usai perayaan detik-detik kemerdekaan dilanjutkan dengan acara hiburan yang melibatkan anak-anak sekolah, lansia dengan menampilkan tari-tarian dan tortor. Tidak ketinggalan juga tari-tarian khas Batak yang sejak lama telah membudaya bagi masyarakat kita yakni ”martumba”. Ketika berlangsung hiburan ini para orangtua memberikan sumbangan dan ’saweran” kepada anak-anaknya yang sedang berjoget. Eh, tidak ketinggalan juga anggota Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (DPRD) Taput yang sengaja datang pada perayaan ini. Di antaranya Charles Simanungkalit dan Maulana br. Lumban Gaol datang dengan busana upacara resmi. Mereka adalah anak bagsa yang duduk di legislatif perwakilan kecamatan Sipoholon. Usai seluruh rangkaian acara dilaksanakan, para anak bangsa meninggalkan kompleks seminarium HKBP dan sore harinya dilanjutkan dengan penurunan bendera. Perayaan HUT RI 65 di Seminarium HKBP Sipoholon ini benar-benar meriah sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan. Sukacita ini tentu lahir dari akibat sebutan kata ”merdeka”!

Baca Selengkapnya.....

02 Agustus 2010

Budaya

MANJAE

Manjae: sebuah istilah bagi satu keluarga yang baru terbentuk.Setelah 2-3 bulan mereka tinggal bersama orangtua akhirnya harus memilih untuk Manjae. Artinya berdiri sendiri. Tanpa melihat status dan pekerjaan si suami dan isteri, mau tidak mau manjae harus dilakukan. Keputusan ini dilakukan dengan tidak ada unsur paksaan dan desakan dari pihak manapun juga. Biasanya orangtua memberangkatkan mereka dengan biaya hidup satu minggu. Selebihnya terserah mereka. Kebisaan ini dilakukan bagi keluarga yang tidak suka bergantung kepada orangtuanya sekalipun orangtuanya orang berada. Hampir semua suku di dunia mewarisi tradisi budaya yang baik ini. Itu berarti bahwa hidup penuh dengan perjuangan.

Baca Selengkapnya.....