Kami menerima tulisan, artikel, laporan kegiatan dan saran-saran untuk dipublikasikan ke blog Pdt. Pahala J. Simanjuntak,MTh dengan mengirim e-mail ke: psh06simanjuntak@yahoo.com .

20 September 2008

Ringkas Kehidupan Nommensen Bagian 2

(Perjumpaan Nommensen dengan masyarakat Batak adalah perjumpaan Barat dan timur)

Tahun 1834, tanggal 6 Februari

Ingwer Ludwing Nommensen lahir di Nortdstrand, pulau kecil di panatai perbatasan Denmark dan Jerman. Dia anak pertama dan lelaki satu-satunya dari empat orang bersaudara. Ayahnya Peter dan ibunya Anna adalah keluarga yang sangat miskin di desanya. Sejak kecil, dia sudah tertarik dengan cerita gurunya Callisen tentang misionar yang berjuang untuk membebaskan keterbelakangan, perbudakan pada anak-anak miskin.

Tahun 1846 pada umur 12 tahun
kedua kakinya sakit parah karena kecelakaan kereta kuda pulang dari sekolah. Selama setahun lebih tidak dapat berjalan, kakinya hampir diamputasi. Dia berjanji kepada Tuhan bahwa akan menjadi misionar apabila kedua kakinya sembuh kembali. Dia akan pergi jauh untuk membebaskan anak-anak miskin yang budak karena hutang orang tuanya, dia akan memberitakan Firman Tuhan kepada pelbegu yang sangat terbelakang sebagaimana sering diceritakan gurunya Callisen yang sangat dikaguminya.
Tahun 1847
Kedua kakinya sembuh secara ajaib, dia dapat berjalan seperti sediakala. Dia kembali ke sekolah pada musin winter (musim dingin) karena pada musin summer dia akan menjadi gembala domba untuk menerima upahan karena orangtuanya sangat miskin.
Tahun 1848, tanggal 2 Mei
Ayahnya Peter Nommensen meninggal dunia. Ingwer Ludwing Nommensen sebelumnya bermimpi akan kehilangan ayahnya, maka ia tidak terkejut ketika orang membawa ayahnya ke rumah yang meninggal di tempat kerjanya.
Tahun 1849
Pada umur 15 tahun (suatu pengecualian), dia mendapat sidi. Biasanya, orang akan diijinkan mendapat sidi pada umur 17 tahun. Namun, karena Ingwer Ludwing Nommensen sudah tidak obahnya seperti ayah dari dari segi tanggung jawab kepada keluarga maka diberi pengecualian kepadanya. Dia mendapat sidi setelah setahun belajar Alkitab.
Tahun 1854
Ibu Ingwer Ludwing Nommensen merestui anaknya, satu-satunya lelaki diantara empat orang bersaudara, menjadi seorang misionar.
Tahun 1857
Ingwer Ludwing Nommensen masuk sekolah pendeta di RMG Barmen setelah menunggu sekian lama.
Tahun 1858, JanuariIbunya meninggal dunia di Nordstrand.
Tahun 1859
4 orang Misionar RMG Barmen serta 3 orang isteri misionar terbunuh di Borneo, berita itu semakin menggugah hati Ingwer Ludwing Nommensen untuk pergi ke daerah pelbegu.
Tahun 1861, 7 Oktober
berdiri HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di Praosorat Sipirok, sebagai permulaan Misi Kongsi Barmen di Tanah Batak. Hari itu terjadi kesepakatan 4 orang Misionar Belanda dan Jerman yaitu:
H (Heine)K (Klammer)B (Betz) danP (Van Asselt)
menjadi penginjil atas tanggung jawab Rheinische Missionsgeselshaft dari Barmen, Wupertal, Jerman, yang lazim diebut Kongsi Barmen.
Tahun 1861, Oktober
Ingwer Ludwing Nommensen ditahbiskan sebagai pendeta dan langsung diberangkatkan oleh Missi Barmen menjadi misionar ke Tanah Batak, tetapi selama 2 bulan dia masih belajar Bahasa Batak dan Budaya Batak dari Dr. Van Der Tuuk di Belanda.
Tahun 1861, Desember
Ingwer Ludwing Nommensen berangkat dari Amsterdam menuju Sumatera dengan kapal Pertinar. Pelayaran itu memakan waktu selama 142 hari.
Tahun 1862, 14 Mei
Setelah mengalami banyak cobaan di lautan, Ingwer Ludwing Nommensen mendarat di Padang . Selanjutnya dia tinggal di Barus. (Kapal Pertinar kemudian tenggelam dalam lanjutan pelayaran kea rah timur di sekitar Laut Banda dekat Irian Barat).
Tahun 1862, November
Bersama beberapa orang Batak, mengadakan perjalanan ke pedalaman Sumatera melalui Barus dan Tukka. Dari Barus, Ingwer Ludwing Nommensen pergi ke Prausorat dan kemudian tinggal dengan Van Asselt di Sarulla.
Tahun 1863, November
Ingwer Ludwing Nommensen pertama kali mengunjungi Lembah Silindung. Dia berdoa di Bukit Siatas Barita, di sekitar Salib Kasih yang sekarang. “Tuhan, hidup atau mati saya akan bersama bangsa ini untuk memberitakan FirmanMu dan KerajaanMu, Amin!”
Tahun 1864, Mei
Ingwer Ludwing Nommensen diijinkan memulai misinya ke Silindung, sebuah lembah yang indah dan banyak penduduknya.
Tahun 1864, Juli
Ingwer Ludwing Nommensen membangun rumahnya yang sangat sederhana di Saitnihuta setelah mengalami perjuangan yang sangat berat.
Tahun 1864, 30 Juli
Ingwer Ludwing Nommensen menjumpai Raja Panggalamei ke Pintubosi, Lobupining. Raja Panggalamei beserta rombongannya 80 orang membunuh Pendeta Hendry Lyman dan Samuel Munson (missionar yang diutus oleh Zending Gereja Baptis dari Amerika) di sisangkak, Lobupining pada tahun 1834, bertepatan dengan tahun lahirnya Ingwer Ludwing Nommensen di Eropa.
Tahun 1864 , 25 September
Ingwer Ludwing Nommensen mau dipersembahkan ke Sombaon Siatas Barita dionan Sitahuru. Ribuan orang datang. Ingwer Ludwing Nommensen akan dibunuh menjadi kurban persembahan. Ingwer Ludwing Nommensen tegar menghadapi tantangan, dia berdoa, angin puting beliung dan hujan deras membubarkan pesta besar tersebut. Ingwer Ludwing Nommensen selamat, sejak itu terbuka jalan akan Firman Tuhan di negeri yang sangat kejam dan buas. Ingwer Ludwing Nommensen pantas dijuluki “Apostel di Tanah Batak”
Tahun 1865, 27 Agustus
Pembaptisan pertama di Silindung terhadap empat pasang suami-istri beserta 5 orang anak-anaknya. Diantara keluarga yang dibaptis pertama adalah Si Jamalayu yang diberi nama Johannes dengan istrinya yang dibawa dari Sipirok sebagai pembantu Ingwer Ludwing Nommensen diberi nama Katharina.
Tahun 1866, 16 Maret
Ingwer Ludwing Nommensen diberkati menjadi suami-isteri dengan tunangannya Karoline di Sibolga. Karoline datang dari Jerman beserta rombongan Pdt. Johansen yang dikirim Kongsi Barmen untuk membantu Ingwer Ludwing Nommensen di Silindung.
Tahun 1871
Ingwer Ludwing Nommensen mengalami penyakit disentri yang sangat parah, dia pasrah untuk pergi menghadap Tuhannya tetapi dia tidak rela misinya berhenti begitu saja. Dia dibawa Johansen berobat ke Sidimpuan.
Tahun 1864
Karoline melahirkan anak pertama diberi nama Benoni, namun beberapa hari kemudian meninggal dunia.
Tahun 1872
Pargodungan Saitnihuta yang disebut Huta Dame pindah ke Pearaja. Setelah Gereja baru hampir selesai dibangun, putri pertama Ingwer Ludwing Nommensen yang bernama Anna meningal dunia. Keluarga Ingwer Ludwing Nommensen telah kehilangan dua anak pertama, sungguh suatu ujian berat bagi misionar dalam memulai misinya.
Tahun 1873
Sikola Mardalan-dalan (Sekolah dengan tempat tidak tetap) diciptakan Ingwer Ludwing Nommensen agar Orang Batak bisa secepatnya menjadi guru. Siswa mendatangi Ingwer Ludwing Nommensen di Pearaja, Johansen di Pansurnapitu dan Mohri di Sipoholon dimana para misionar tersebut bertugas. Atau, misionar mendatangi siswanya ditempat tertentu.
Tahun 1875
Misionar Ingwer Ludwing Nommensen, bersama Johansen dan Simoneit bekunjung ke Toba.
Tahun 1876Telah dibaptis lebih dari 7000 orang di Silindung.
Tahun 1876
Ingwer Ludwing Nommensen selesai menterjemahkan Perjanjian Baru ke dalam Bahasa Batak Toba.
Tahun 1877
Ingwer Ludwing Nommensen dan Johansen mendirikan Sekolah Guru Zending di Pansurnapitu. Tempat berdirinya sekolah tersebut adalah tempat yang dulunya dikenal sebagai Pasombaonan (tempat angker), yang sekarang tempat berdirinya STM Pansurnapitu dan Gereja HKBP Pansurnapitu.
Tahun 1877
Raja Sisingamangaraja ke-XII mengancam akan membumihanguskan kegiatan missioner, ancaman ini tidak menjadi kenyataan.
Tahun 1878Silindung masuk kolonisasi Belanda.
Tahun 1880
Ingwer Ludwing Nommensen beserta istri dan anak-anaknya pergi ke Eropah. Mereka diantar oleh banyak orang smpai ke tengah hutan. Mereka berjalan kaki selama dua hari dari Silindung ke Sibolga, menjalani jalan setapak yang sangat sulit. Mereka menungu keberangkatan dari Sibolga ke Padang selama dua minggu.
Tahun 1881
Menjelang Natal, Ingwer Ludwing Nommensen kembali ke Pearaja. Dia kembali sendirian, isterinya tinggal di Jerman karena masih perlu perawatan. Anak-anaknya juga tinggal di sana agar bisa sekolah dengan baik.
Tahun 1881
Kongsi Barmen menetapkan Ingwer Ludwing Nommensen menjadi Ephorus pertama HKBP, dia digelari ‘Ompu i’
Tahun 1887
Karoline isteri Ingwer Ludwing Nommensen, meninggal di Jerman, sebulan kemudian baru Ingwer Ludwing Nommensen mengetahuinya.
Tahun 1890
Ingwer Ludwing Nommensen memulai misinya ke Toba, dia pindah ke Sigumpar.
Tahun 1891 bulan Mei

Christian, anak ompu Ingwer Ludwing Nommensen, mati terbunuh di Pinang Sori oleh lima orang kuli China di areal perkebunan.

Tahun 1892

Bersama Pendeta Johansen yang juga sudah menduda pergi ke Jerman untuk berlibur, menjenguk anak-anaknya, dan mencari pasangan baru untuk masing-masing misionar yang telah menduda. Ingwer Ludwing Nommensen mendapatkan jodohnya anak Tuan Harder yang bernama Christine, Johansen mendapatkan jodohnya anak Tuan Heinrich yang bernama Dora. Mereka kembali ke Tanah Batak dengan masing-masing pasangan barunya.
Tahun 1900Permulaan Zending Batak.
Tahun 1903Permulaan misi Zending ke Medan

Tahun 1904

Fakultas Theologi Universitas Bonn , Jerman, menganugerahkan gelar Doktor Honouris-Causa di bidang Theologi kepada Ingwer Ludwing Nommensen. Dalam pengukuhan tersebut, Ratu Wilhelmina dari Belanda ikut diundang sebagai tamu.

Tahun 1905

Berkunjung ke Eropah bersama Tuan Reitze, dia mengunjungi Misi Zending di Belanda dan berkunjung kepada Ratu Wilhelmina.

Tahun 1909

Christine Harder, isteri Ingwer Ludwing Nomensen meninggal dunia, setelah melahirkan tiga orang anak. Dia dimakamkan di Sigumpar. Dua anak perempuannya tinggal di Jerman dan belum menikah sewaktu Ompu Ingwer Ludwing Nommensen meningal pada umur 84 Tahun.

Tahun 1911

Pesta jubileum 50 tahun HKBP. Pesta besar di onan Sitahuru dihadiri puluhan ribu orang, di tempat dimana 47 tahun sebelumnya Ingwer Ludwing Nommensen mau dibunuh dan dipersembahkan kepada Sombaon Siatas Barita.

Tahun 1911

Ratu Wilhelmina dari belanda menganugerahkan Bintang Jasa ‘Order Of Orange Nassau’ kepada DR. Ingwer Ludwing Nommensen, sebuah bintang jasa yang hanya diberikan kepada orang yang dianggap luar biasa jasanya di bidang kemanusiaan.

Tahun 1912

Berlibur ke Eropah, kembali ke Tanah Batak bersama tuan Pilgram yang telah lama bertugas di Balige.
Tahun 1916Nathanael anak Ingwer Ludwing Nommensen, mati tertembak di arena Perang Dunia I di Perancis.

Tahun 1918, Tanggal 23 Mei

Pukul enam pagi Hari Kamis, Ompu Ingwer Ludwing Nommensen pergi menghadap Tuhannya di Sorga. Dia menutup mata untuk selama-lamanya setelah berdoa ‘Tuhan kedalam tanganMu kuserahkan rohku, Amin’.

Pada Jumat sore, 24 Mei 1918

Ompu Ingwer Ludwing Nommensen dikubur di Sigumpar. Puluhan ribu datang melayatnya untuk mengucapkan salam perpisahan. Ada orang berkata : Inilah kumpulan manusia yang paling banyak yang pernah terjadi di Tanah Batak.
Ringkasan ini diambil dari buku:DR. I.L. Nommensen – Apostel di Tanah Batak oleh Patar M. Pasaribu

Created by : ppksi TEAM

Baca Selengkapnya.....

Profile Dr. I. L. Nommensen (Bagian 1)

DR. INGWER LUDWIG NOMMENSEN dilahirkan di pulau Nordstrand antara Denmark dan Jerman pada tanggal 6 Februari 1834. Dia berikrar untuk menjadi misionaris ketika dia sakit keras, dan memang inilah yang merupakan satu-satunya tujuan hidupnya. Setelah dididik oleh Rheinische Mission Gesselschaft (RMG), dan ditahbiskan pada bulan Oktober 1861, beliau berangkat ke Sumatera. Ia tiba di Padang pada tanggal 14 mei 1862. Rencananya adalah bekerja di kalangan orang Batak. Kesulitan yang dihadapai pada awalnya yaitu adanya larangan untuk bekerja di daerah pedalaman dan adanya komitmen sesama misionaris untuk memusatkan perhatian pada daerah Tapanuli Selatan. Setelah berusaha keras, Nommensen diizinkan bekerja di daerah barus, dan mulailah beliau melayani beberapa orang batak dan belajar bahasa mereka.

Nommensen melakukan perjalanannya ke daerah pedalaman pada tanggal 25 oktober 1862. Perjalanan tersebut dianggap sangat berhasil. Lalu beliau pindah ke Sipirok dan disana bertugas untuk mendirikan sebuah sekolah. Pada bulan Nopember 1863, dia mengunjungi daerah Silindung. Disini dia menghadapi masalah sifat permusuhan dari raja-raja didaerah tersebut. Namun dia sudah bertekad untuk dapat tinggal disana, mengenal sifat orang batak dan melayani mereka. Keteguhan hatinya untuk hidup sederhana yang bersifat penyangkalan diri, ketekunan dan kepandaiannya dibidang pengobatan menyebabkan dia dapat tinggal dengan orang Batak dan melayani mereka, jasmani maupun rohani. Rencananya adalah untuk hidup jauh dari kehidupan perekonomian setempat dan akhirnya mendirikan suatu koloni Kristen yang dapat memenuhi kebutuhan sendiri.

Orang - orang yang pertama, empat lelaki, empat wanita dan lima anak-anak, dibaptis oleh Nommensen pada tangal 27 Agustus 1865. Dia juga mendirikan Huta Dame (Kampung Pardamean) dengan sebuah gereja sederhana, sekolah dan beberapa rumah lain. Tantangan demi tantangan yang datang dari masyarakat, raja-raja dan bahkan dari lembaga zending di Barmen dihadapi Nommensen dengan tabah dalam merealisasi cita-citanya.

Dalam sepucuk surat yang dikirimkannya ke Barmen, dia berbicara tentang suatu penglihatan yang dia perolah tentang hari depan masyarakat yang dilayani ini :
"Dalam roh saya melihat dimana-mana jemaat-jemaat Kristen, sekolah-sekolah dan gereja-gereja kelompok orang Batak tua dan muda yang berjalan ke gereja-gereja ini. Di setiap penjuru saya mendengar bunyi lonceng gereja yang memanggil orang-orang beriman datang ke rumah Alah. Saya melihat dimana-mana sawah-sawah dan kebun-kebun yang telah diusahakan, padang-padang penggembalaan dan hutan-hutan yang hijau, kampung-kampung dan kediaman-kediaman yang teratur disalamnya terdapat keturunan-keturunan yang berpakaian pantas. Selanjutnya, saya melihat pendeta-pendeta dan guru-guru orang pribumi Sumatera berdiri di panggung-panggung dan di atas mimbar-mimbar, menunjukkan cara hidup Kristen kepada yang muda maupun yang tua. Anda mengatakan bahwa saya seorang pemimpi, tetapi saya berkata : tidak, saya tidak. Saya tidak bermimpi. Iman saya melihat ini semua; hal ini akan terjadi, karena seluruh kerajaan akan menjadi milikNya dan setiap lidah akan mengetahuibahwa Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa. Karena itu, saya merasa gembira, walaupun rakyat mungkin menentang firman Allah, yang mereka lakukan tepat seperti mudahnya mereka mencegah firman Allah dari hati mereka. Suatu aliran berkat pastilah akan mengalir atas mereka. Hari sudah mulai terbit. Segera cahaya terang akan menembus, kemudian Matahari Kebenaran dalam segala kemulianNya akan bersinar atas seluruh tepi-langit tanah Batak dari Selatan bahkan sampai ke pantai-pantai Laut Toba"

Menurut berbagai sumber, penglihatan tersebut diperolehnya ketika beliau berdoa di Siatas Barita, Tarutung, tempat Salib Kasih sekarang.
Ketika Nommensen meninggal pada tanggal 23 Mei 1918, gereja telah bertumbuh dan mencakup kurang lebih 180.000 orang anggota yang dibaptis, sekolah-sekolah yang berjumlah 510 buah itu mempunyai 32.700 orang murid yang terdaftar dan gereja yang dipimpin oleh 34 orang Batak yang ditahbiskan , 788 orang guru Injil dan 2.200 orang penetua.

dikutip dari :
(Pedersen, P.B 1979 Daerah Batak dan jiwa Protestan)

Baca Selengkapnya.....

18 September 2008

Pelantikan Pimpinan HKBP 2008-2012

Sinode Godang HKBP ke-59 di Seminarium Sipoholon telah berakhir, Sabtu (6/9) kemarin. Sinode yang belangsung aman dan lancar berhasil. memilih Ephorus, Sekjen, Kepala Departemen dan 26 Praeses untuk periode 2008-2012, Hari ini, Minggu (7/9) seluruh Pucuk Pimpinan HKBP tersebut dan 26 Praeses akan dilantik di Gereja HKBP Pearaja Tarutung. Sebagai Ephorus Pdt Dr Bonar Napitupulu, Sekjen Pdt Ramlan Hutahaean MTh, Kepala Departemen Koinonia Pdt Dr Jamilin Sirait, Kepala Departemen Marturia Pdt Dr Binsar Nainggolan dan Kepala Departemen Diakonia Pdt Nelson Siregar. Sedangkan 26 Praeses yang pemilihannya dilakukan, Sabtu (6/9), hingga tengah malam masih berlangsung penghitungan suara. Ada 52 orang calon Praeses yang diajukan Ephorus terpilih untuk dipilih, namun yang dipilih hanya 26 orang, di antara calon itu ada tiga orang calon pendeta perempuan.

Hasil pantauan SIB, selama berlangsung penghitungan suara untuk pemilihan Praeses, tampak masing–masing calon tidak sabar menunggu hasilnya dan mereka berulang kali beranjak dari tempat duduk melihat lebih dekat ke papan penghitungan. Sehingga berulangkali panitia mengumumkan untuk sabar. Walaupun pemilihan telah selesai dilakukan jam 15.30 WIB, namun hingga pukul 19.00 WIB penghitungan masih berlangsung dan diperkirakan akan sampai tengah malam. Seluruh calon masih tetap bertahan di tempat duduknya, namun para peserta sudah banyak yang meninggalkan ruangan dan bahkan sudah banyak yang pulang kampung karena agenda Sinode Godang telah selesai.

Sejak hari pertama hingga hari terakhir Sinode Godang di Seminarium Sipoholon, makanan peserta dihidangkan makanan “namarmiak-miak.” Hal tersebut juga diakui salah seorang Seksi Akomodasi Pdt Kardi Simanjuntak STh. “Kita berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh peserta sinode ini. Dan dengan makanan “namarmiak-miak” alias B2 ini kita harapkan hasil sinode pun “marmiak-miak” sehingga menjadi garam dan terang dunia,” jelas Simanjuntak. Hal yang sama diakui salah seorang peserta sinode Pdt J Simangunsung dan melihat pelaksanaan Sinode Godang ke-59 itu sangat baik Bukan hanya makanannya yang enak, tetapi juga suasana di sinode berlangsung damai penuh suka cita. “Puji Tuhan sinode kita berlangsung dalam damai,” ucapnya.

Acara kebaktian pelantikan dirangkai dalam satu ibadah parmingguon di HKBP Pearaja Tarutung, demikian penjelasan Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh seksi ibadah kepada SIB.

Sumber : Harian SIB

Baca Selengkapnya.....

Arsip Sejarah HKBP (1824 - 1952)

1824

Untuk
pertama kalinya Misionaris bekerja di Tanah Bata, yaitu Pdt. Ward dan
Pdt Burton yang diutus oleh Gereja Baptis Inggris.

1825 - 1829 Perang Bonjol. Tuanku Rao menyerang bangsa Batak
1834

Pdt
Samuel Munson dan Pdt Henry Lyman diutus Bandan Zending Boston, Amerika
Serikat menginjili di tanah Batak. Kedua Missionaris tsb mati martir
di Lobu Pining (Tapanuli Utara)

1840

Seorang
ilmuwan, Junghun mengadakan ekspedisi ke tanah Batak. Melalui
perjalananya kabar tentang tanah dan orang Batak sampai ke Eropa

1849

Van
der Tuuk, yang diutus Lembaga Alkitab Belanda mempelajari Bahasa Batak.
Sebagian dari Alkitab diterjemahkannya ke dalam Bahasa Batak dengan
menggunakan aksara Batak

1853

Pdt
DR Fabri, pemimpin Badan Zending Rheinshe (RMG) setelah melihat karya
Van der Tuuk di Negeri Belanda, merasa tertarik untuk mengutus
missionaris yang terhambat pekerjaannya di Kalimantan ke tanah Batak.

1857

Pdt Van Asselt yang diutus oleh Pdt Witteven dari Ermerlo Holland bekerja di Tapanuli Selatan

1861

31 Maret

7 Oktober

Orang
Batak Pertama menerima Baptisan Kudus, yakni Simon Siregar dan Jakobus
Tampubolon yang dilayani oleh Pdt van Asselt di sipirok

Rapat
4 orang Missionaris di Sipirok membicarakan pembagian wilayah
penginjilan. Keempat Missionaris tsb adalah : Pdt Heine, Pdt Klammer,
Pdt Betz dan Pdt van Asselt. Tanggal 7 Oktober menjadi hari dimulaikan
RMG bekerja di Tnah Batak dan sekaligus menjadi hari kelahiran HKBP

1862 Jemaat di Pangaloan dan Sigompulon Pahae (Tapanuli Utara) berdiri

1864

Mei

20 Mei

29 Mei

25 Desember

Berdiri jemaat di Sipirok

Pdt I.L. Nommensen mendirikan perkambungan Huta Dame di Saitnihuta Ompungsumurung (Tapanuli Utara)

Kebaktian
Pertama di Hutadame. Hari ini menjadi hari jadi Jemaat di Dame di
Saitnihuta dan Pearaja, dan sekaligus merupakan jemaat
yang pertama
didirikan Pdt I.L. Nommensen

Baptisan
Kudus untuk pertama kalinya dilayankan di Gereja Sipirok. Mereka yang
menerima Baptisan Kudus tsb adalah: Tomas Siregar, Pilipus Hutabarat
dan Johannes Hutabarat

1865

27 Agustus

13 orang pertama dibaptis di lembah Silindung (Tapanuli Utara)

1867

29 Maret

Jemaat HKBP Pansurnapitu berdiri

1868

Sekolah
Pnedeta di Parausorat Sipirok dibuka. Murid yang pertama dari sekolah
tsb adalah: Thomas, Paulus, markus, Johanes dan Epraim. Sedangkan guru
sekolah pendeta tsb adalah : DR A. Screiber dan Leipold

1870

Jemaat di Sibolga dan Sipoholon berdiri

1872

Jemaat di Bahalbatu Humbang berdiri

1877

Seminarium Pansurnapitu berdiri dengan murid pertama sebanyak 12 orang

1878

Pdt I.L. Nommensen menterjemahkan Perjanjian Baru ke dalam Bahasa Batak dengan aksara latin dan Batak

1879

Diterjemahan Dr, A. Scrieber Perjanjian Baru ke dalam Bahasa Batak angkola

1881

Jemaat di Balige (Tobasa) berdiri

Aturan Gereja (konstitusi) yang pertama diberlakukan

Pdt I.L. Nommensen terpilih menjadi Ephorus yang pertama

1883

Sekolah
Pendeta dibuka untuk orang Batak. Murid yang pertama yakni : Johannes
Siregar, Markus Siregar, Petrus Nasution dan Johannes Sitompul.
Johannes Sitompul meninggal dunia sebelum menyelesaikan pendidikan

1885

19 Juli

Penahbisan Pendeta Batak yang pertama di HKBP Pearaja, yakni Johannes Siregar, Petrus Nasution dan Markus Siregar

1889

13 April

Pelayanan terhadap Perempuan dimulai

Nn Hester Needham diutus RMG melayani di Silindung dibantu oleh Nn Tora dan Nn Nieman di Toba

1890

1 Januari

8 Januari

Terbit untuk pertama kalinya Surat Parsaoran Immanuel (Majalah Gereja)

Nn
Hester Needham bekerja di Pansurnapitu melayani anak-anak dan perempuan
serta membantuk di sekolah Pendeta Pansurnapitu

1893 Sekolah Zending menerima subsidi dari pemerintah
1894

Pdt P.H. Johannsen menterjemahkan Perjanjian Lama ke dalam Bahasa Batak

1895

16 Juli

Nn Hester Needham berangkat ke Muarasipongi Kotanopan bersama seorang putri Mandailing yang bernama Domi

1896

3 Mei - 26 Juli

Juli

Nn
Hester Needham bekerja di Melintang mencoba untuk mengabarkan Injil
kepada pemeluk agama yang lain dengan sangat hati-hati di Mandailing na
Metmet

Nn
Hester Needham bekerja di Maga dan meninggal dunia serta dikebumikan
disana. Pada tahun 2002 tulang belulang Nn Hester Needham dipindahkan
ke Kompleks Gereja HKBP Aek Bingke

1898

Kalender HKBP terbit untuk pertama kalinya

1899

Mission Batak yang dipimpin Pdt Henok Lumbantobing mulai bekerja di Pulau Samosir, Simalungun dan Dairi

1900

2 Juni

5 September

Berdiri
Sekolah Anak Raja dengan bahasa pengantar Bahasa belanda di Narumonda.
Guru Sekolah tsb adalah: Pohling dan Pdt Otto Marcks. Di tempat yang
sama juga berdiri Sekolah Tukang

Rumah Sakit Pearaja dibuka, pada tahun 1928 pindah ke Tarutung

Perkampungan penderita Kusta berdiri di Huta Salem Laguboti

1901

Seminarium Pansurnapitu pindah ke Sipoholon

1903

Perkabaran Injil di Simalungun dimulai

1905

7 Oktober

Sekolah Anak Raja Narumonda berubah menjadi Seminarium

Perayaan Hari Jadi HKBP yang pertama kali dirayakan di seluruh HKBP

1907

HKBP Pematangsiantar berdiri

1908

27 April

Hari lahirnya HKBP Sidikalang

1911

HIS berdiri di Sigumpulon Tarutung

Berdiri
Distrik Angkola (Tapanuli Selatan), Silindung, Humbang, Toba Samosir
(menjadi Toba) dan Simalungun-Ooskust (menjadi Sumatera Timur)

1912

Pendeta HKBP pertama melayani di Medan

1915

Tapanuli Menjadi kedemangan

1917

Berdiri Hatopan Christen Batak (HChB), ormas Batak di Tapanuli

1918

23 Mei

Ompu i Pdt DR. I.L. Nommensen meninggal dunia di Sigumpar

1918-1920

Ds V Kessel menjadi Ephorus

1919

HIS Zending berdiri di Narumonda

1920

Pdt DR Johannes Warneck terpilih menjadi Ephorus

1922

20 Juni

Zending Batak mengutus Pendeta ke Jakarta dan Guru ke Padang

Sinode Godang HKBP yang pertama

1923

3 Desember

Pelayanan Diakonia dimulai di Hepata yang ditangani oleh Zending Batak

1927

MULO berdiri di Tarutung

Pelayanan
kepada kaum muda yang dipimpin oleh Pdt DR E Verwiebe. Pada Rapat
Pemuda pada bulan Juni 1950 dibentuk wadah pelayanan kaum muda yakni :
NHKBP (Naposo Bulung HKBP) dan menjadi permulaan kebangkitan Pemuda

1928

Rumah Sakit HKBP berdiri di Balige

1930

1 Mei

Aturan TAHUN 1930 resmi diberlakukan

1931

11 Juni

HKB menjadi satu Badan Hukum (rechtperson) yang distujui Pemerintah Hindia Belanda

1932

Pdt P Landgrebe menjadi Ephorus

1934

Sekolah
Tinggi Theologia (HTS) berdiri di Jakarta. Mahasiswa dari HKBP yang
pertama adalah TS Shimbing, K. Sitompul, O Sihotang dan PT Sarumpaet

Pendeta HKBP mulai melayani di Kutacane (Aceh Tenggara)

Sekolah Bibelvrouw berdiri di Narumonda yang dipimpin oleh Elfrieda Harder

1935

15 Agustus

Penahbisan Bibelvrouw yang pertama

1936

Sekolah Bibelvrouw dipindahkan dari Narumonda ke Laguboti

Perayaan Jubileum 75 tahun HKBP dipusatkan di Sipirok

Pdt DR. E Verwiebe menjadi Ephorus

1940

10 Mei

Mei - Juli

10 - 11 Juli

Semua orang Jerman yang melayani di HKBP ditangkap Pemerintah Hindia Belanda

Pdt HF de Kliene menjadi Pejabat Ephorus

Sinode
Godang - Pdt K. Sirait terpilih menjadi Voorzitter (Ephorus) yang
pertama dari orang Batak. Hari tsb menjadi hari kemandirian HKBP

Distrik Jawa Kalimantan berdiri

1942

25 Nopember

Sinode Godang - Pdt Justin Sihombing terpilih menjadi Ephorus.

Distrik Samosir berdiri

1945

17 Agustus

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1946

Agustus

Distrik Dairi berdiri

Sekolah Guru Huria dibuka kembali di Seminarium Sipoholon

1947

Sekolah Pendeta dibuka kembali di Seminarium Sipoholon

1950

4 Nopember

Sekolah Theologia Menengah (SThM) berdiri di Seminarium Sipoholon

Pdt
Justin Sihombing terpilih kembali menjadi Ephorus dan Pdt Karimuda
Sitompul menjadi Sekretaris Jenderal yang pertama.

1951

29 Oktober

Penganugerahan gelar Doctor Hnoris Causa (Dr.Hc) kepada Ephorus Pdt Justin Sihombing oleh Universitas Bonn

Konfesi HKBP disahkan Sinode Godang

Distrik Sibolga dan Medan Aceh berdiri

1952

SMA dan SGA HKBP berdiri di Tarutung

HKBP menjadi anggota LWF

Baca Selengkapnya.....

Mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP Sambut Gubsu dan amankan Sinode Godang

Penulis : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Gubsu: Yudas Harus Diusir Dari Sinode
Mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP Sambut Gubsu dan amankan Sinode Godang

Sinode Godang Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) ke-59 di Seminarium Sipoholon, Tapanuli Utara, Selasa (2/9) dibuka Ephorus Pdt DR Bonar Napitupulu dengan berbagai agenda diantaranya, menetapkan rencana induk HKBP empat tahun ke depan dan memilih fungsionaris (pucuk) pimpinan HKBP.

Acara pembukaan dihadiri Gubsu H Syamsul Arifin Silaban SE, Ketua Umum Persatuan Gereja-geraja Indonesia (PGI) Pdt AA. Yewangu, Ephorus GKPS, utusan gereja-gera tetangga, Bupati Taput Torang Lumbantobing, Bupati Humbahas Drs Maddin Sihombing MSi, Bupati Tobasa Drs Monang Sitorus MBA, Bupati Samosir Ir Mangindar Simbolon, Walikota Sibolga Drs SP Panggabean MM, para Ketua DPRD, anggota DPR-RI Nurdin P Tampubolon, drh Jhonny Allen Marbun, tokoh agama/adat, tokoh pemuda dan pejabat serta Muspida Plus Taput.

Pembukaan Sinode Godang diawali dengan kebaktian rohani yang dirangkai dengan perjamuan kudus. Kebaktian dipandu oleh Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh ketua seksi ibadah dibantu Mahasiswa sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon. Kebaktian diikuti ribuan sinodestan yang datang dari berbagai resort HKBP se-Indonesia. Selanjutnya, Ketua Umum Panitia Pdt WTP Simarmata MA (Sekjen HKBP) dalam laporannya menyampaikan ucapan terimakasih HKBP kepada Gubsu H Syamsul Arifin Silaban SE yang hadir pada pembukaan Sinode Godang HKBP.

“Gubsu H Syamsul Arifin Silaban SE merupakan sosok nasionalis sejati yang dekat dengan semua agama, menghargai kemajemukan dan sahabat semua suku. Tiga hal yang terpenting kami sampaikan bahwa ini yang pertama kunjungan Gubsu ke HKBP. Selamat atas terpilihnya H Syamsul Arifin Silaban SE menjadi Gubsu, doa HKBP menyertainya untuk memimpin Sumut untuk mengedepankan kepentingan rakyat. Selamat menunaikan ibadah puasa,” ujar Simarmata. Disebutkan, Seminarium HKBP Sipoholon merupakan tempat sejarah dan pertama menjadi pusat pendidikan di tanah Batak. Sinode Godang bertemakan “Beritakan Injil Kepada Seluruh Mahluk” mempunyai makna penting untuk direnungkan. Kita bersyukur karena HKBP dapat hadir dengan bermutu. Melakukan evaluasi apa yang dilakukan dan akan dilakukan ke depan. Salah satu agenda sinode ini, untuk memilih fungsionaris HKBP.

“Tanpa kehilangan daya kritis dalam sinode ini, kita boleh berbeda pilihan tetapi harus satu persepsi dengan ikatan tali kasih dalam tubuh HKBP. Kita tidak mau lagi mengulangi masa-masa lampau HKBP. Marilah kita bergembira tanpa menyakiti. Siapapun yang terpilih adalah merupakan pilihan Tuhan. Yang tidak terpilih bukanlah kalah tetapi suara yang kurang,” ujar Pdt WTP Simarmata MA yang juga kandidat diunggulkan menjadi Ephorus HKBP. Sedangkan utusan gereja-geraja federal Pdt DP Dahusa, Ketua Umum PGI Pdt AA W Wangin pada intinya, meminta HKBP melalui pelaksanaan sinode godang dapat menjadi contoh bagi gereja Lutheran di Indonesia. HKBP sebagai gereja tertua dan memiliki jemaat yang besar, berarti punya tanggungjawab besar bagi masyarakat. Maka HKBP harus menjauhkan diri dari fundamentalistik, ujar Ketum PGI.

Gubsu H Syamsul Arifin Silaban SE dalam arahannya mengatakan, hendaknya Sinode Godang HKBP ke-59 dapat berjalan dengan damai dan aman. Semua orang berebut menjadi pemimpin, menjadi Bupati/Walikota, Gubernur. Padahal menjadi pemimpin itu merupakan pekerjaan yang amat sangat menyusahkan. Resiko juga sangat banyak. “Dengan cinta kasih dan pekabaran injil maka yang namanya si Yudas harus dapat dihalau dan tidak hadir pada Sinode Godang ini. Memang Yudas selalu hadir dimana-mana sehingga membuat suasana kacau balau. Namun semua agama menyebarkan kasih sayang. Cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu. Jika ini kita laksanakan, semuanya akan aman dan damai. Dalam Al-Quran juga diajarkan tidak ada perkelahian. HKBP pun juga begitu,” ujar Gubsu disambut aplus sinodestan.

H Syamsul Arifin Silaban SE berpesan, sinodestan hendaknya memilih pemimpin HKBP sesuai kehendak Tuhan. Pilihlah siapa yang mau dipilih. Jangan terperangkap dengan masalah-masalah kecil. Sinode Godang HKBP berlangsung selama tujuh hari. Ini merupakan proses pemilihan atau munas terlama di Indonesia. Padahal untuk memilih legislatif ataupun presiden, hanya butuh satu hari. “Dapat dibayangkan dengan 5 juta jemaat HKBP sudah sangat luar biasa. Kalau Rp2 ribu saja menyumbang sudah terkumpul uang Rp10 miliar. Satu tahun bisa mengumpul dana Rp1 triliun. Maka tidak usah ada pertengkaran lagi,” tandas Gubsu. Ephorus HKBP Pdt DR Bonar Napitupulu menyatakan, penyelenggaraan Sinode Godang HKBP harus dengan kasih, kesungguhan dan satu kesepakatan untuk mensyukuri berkat dan anugerah yang diberikan Tuhan, untuk memikirkan serta memutuskan perjalanan HKBP ke depan. “Damai sudah semakin nyata di HKBP dengan konsoliasi yang terus berjalan dengan baik, dimana HKBP telah membuang masa lalunya. Kita sedang berada pada masa sulit dengan naiknya harga kebutuhan pokok, BBM, kerusakan lingkungan, adanya bencana alam dan berbagai penyakit sosial lainnya. Semuanya itu dapat mengancam. Bersama kita bisa supaya ada perubahan,” ujar Ephorus.

Unjuk Rasa
Sejak pagi sebelum berlangsungnya pembukaan Sinode Godang, seratusan massa yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak jemaat HKBP Resort Bandung Riau, Banda Aceh melakukan aksi unjuk rasa dengan membawa berbagai spanduk dan poster-poster yang mengecam kebijakan Ephorus HKBP Pdt DR Bonar Napitupulu. Spanduk-spanduk yang dipampangkan di depan pintu gerbang HKBP Seminarium Sipoholon itu antara lain bertuliskan, “Putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur No 194/Pdt.G/2007/PN Jaktim tanggal 21 Agustus 2008 menyatakan Pdt DR Bonar Napitupulu melakukan melawan hukum dan diputus membayar ganti rugi Rp26 juta, Cabut SK Ephorus No 569/L.08/2007, Penghapusan HKBP Bandung Riau adalah pelecehan Sinode Godang”.

Karena kesal tidak ada tanggapan dari pimpinan maupun sinodestan, para pengunjuk rasa mencoba menerobos pintu gerbang Seminarium Sipoholon, namun petugas aparat kepolisian dan mahasiswa sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon yang tergabung dalam seksi keamanan melarang massa memasuki lokasi sionode. Di luar pagar, beberapa ibu-ibu berorasi dan berteriak-teriak agar Ephorus HKBP segera keluar untuk menemui mereka. Selain itu, seorang ibu dengan memakai alat pengeras suara, suapaya para pendeta peserta sinode tidak memilih dan membela pimpinan pendusta dan pencuri. Yang terjadi di tubuh HKBP sudah banyak peristiwa yang membuat luka hati jemaat di Resort Bandung Riau dan Banda Aceh. Pelecehan seksual pun juga ada dilakukan oknum pendeta. Begitu juga dana tsunami yang tidak jelas keberadaannya. Tidak pernah ada kami terima. Dana itu dikemanakan, Ephorus HKBP Pdt DR Bonar Napitupulu? Tanya seorang ibu mengaku bermarga Manurung.

“Kami datang dari Bandung untuk menyampaikan tuntutan ini. Jika tidak ada tanggapan kami sudah siap menginap di sini,” ujar ibu tersebut. Sementara diluar pagar, massa sambil berteriak-teriak juga menyanyikan lagu-lagu rohani sehingga membuat suasana semakin ramai. Dan diantara pengunjuk aras ada yang meneteskan airmata sambil menyanyikan kidung jemaat. Hingga berita ini diturunkan, Sinode Godang HKBP ke-59 masih berlangsung dengan agenda rapat-rapat sinodestan. Sementara pengunjukrasa masih bertahan diluar pagar seminarium HKBP Sipoholon.

Baca Selengkapnya.....

13 September 2008

Panitia Sinode Godang HKBP ke-59 Resmi Dibubarkan !

Pearaja, Berakhir sudah tugas-tugas kepanitiaan yang diemban Panitia Sinode Godang HKBP. Rasa capek, lelah dan letih bercampur sukacita dirasakan oleh seluruh panitia sinode godang HKBP dalam mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan Sinode Godang HKBP di Seminarium Sipoholon 1-7 September 2008. Namun semuanya itu tidak terasa, karena sinode godang berlangsung dengan baik, penuh kedamaian dan kesejukan. Kini saatnya Panitia dibubarkan. Bertempat di ruang sidang kantor pusat HKBP Jumat 12 September 2008 mulai pukul 10.00. Diawali dengan kebaktian singkat dipimpin oleh Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh ketua seksi ibadah. Hadir dalam pembubaran ini Panitia sinode godang yang sudah terbentuk bulan Maret 2008. Ketua Umum Panitia Pdt. W.T.P. Simarmata, MA mengucapkan terimakasih kepada seluruh panitia yang telah berupaya melaksanakan kegiatan selama kegiatan ini. Juga kepada mahasiswa sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon yang membantu seluruh Panitia.

Pdt. B.M. Siagian mewakili ephorus mengatakan kesaksesan sinode godang tentu tidak terlepas dari kerja keras panitia yang sudah bekerja secara maksimal .

Sebelum pembubaran Pdt. W.T.P. Simarmata, MA Ketua Umum Panitia menyampaikan laporan umum kegiatan sinode godang yang dibacakan oleh Sekretaris Umum Panitia Pdt. Maulinus U.W. Siregar, STh (Laporan singkat) dan dilanjutkan oleh Pdt. Nekson Simanjuntak, MTh (Laporan Global Kegiatan Sinode Godang) serta laporan keuangan disampaikan oleh Bendahara Panitia Pdt. R.J. Simamora, STh. Berikut petikan laporan Ketua Umum Panitia Sinode Godang HKBP:

"Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus, raja Gereja yang telah menyertai pelaksanaan Sinode Godang HKBP yang berlangsung pada tanggal 1-7 September 2008. Kita menyadari sesungguhnya hanya oleh karena penyertaan Dialah kita dapat melaksanakan tugas-tugas kepanitiaan baik sebelum dan hingga saat berlangsungnya Sinode Godang HKBP ke 59. Selain dari pada itu, terlaksanannya Sinode Godang HKBP ke 59 berjalan sesuai dengan agenda yang telah direncanakan, hal itu terwujud tentu tidak terlepas dari kerjasama panitia baik pengurus Harian maupun pengurus lengkap di setiap seksi. Dalam kesempatan ini saya sebagai ketua Umum menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh Panitia yang bekerja keras tanpa mengenal lelah demi terwujudnya pelaksanan sinode Godang HKBP ke 59 dengan baik, aman dan damai. Dalam kepanitiaan tugas utama kita adalah mempersiapakan pelaksanaan sinode godang HKBP dengan aman, damai dan kondusif hingga menghantarkan terpilihnya fungsionaris baru di HKBP. Kita menyadari bahwa sekalipun ada pilihan yang berbeda-beda dalam sinode godang, kita mesti dan harus dapat mebedakan pilihan kita dengan tugas yang diamanatkan kepada kita pribadi lepas pribadi sebagai panitia. Kita ucapkan selamat kepada mereka yang terpilih dalam sinode godang tersebut"

Acara pembubaran Panitia ini diakhiri dengan bimbingan dan pengarahan dari Pdt. B.M.Siagian, STh mewakili ephorus dilanjutkan dengan doa penutup oleh Pdt. M.H. Sihite, STh dan dilanjutkan dengan makan bersama.

Terpujilah Tuhan Raja Gereja atas terselenggaranya Sinode Godang HKBP dengan sukses !!!

Penulis : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Baca Selengkapnya.....

Pesta Gotilon di HKBP Dame Janji Angkola dan HKBP Hasahatan

Sipoholon, Direktur Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon pimpin Pesta Gotilon di HKBP Dame Janji Angkola dan HKBP Hasahatan. Pesta Gotilon: Tradisi gereja yang sudah lama dan punya nilai spiritual

Barangkali sebutan Pesta Gotilon (Pesta Panen) bagi jemaat perkotaan tidak sering di dengar. Paling ketika pulang ke kampung halaman istilah ini agaknya di dengar. Namun bagi jemaat di bona pasogit Pesta Gotilon ini merupakan tradisi gereja lama yang dari tahun ke tahun ke tahun tetap diwariskan. Buktinya HKBP Dame Janji Angkola Distrik II Silindung Kec. Pahae. Tepatnya Minggu 24 Agustus 2008 menyelenggarakan pesta tersebut dengan sederhana dan penuh sukacita. Demikian juga halnya di HKBP Hasahatan Ressort Pangombusan Distrik II Silindung, Tobasa. Mahasiswa sekolah Pendeta menyaksikan pesta gotilon ini dengan sangat baik. Pesta Gotilon ini dilaksanakan seiring dengan penjemaatan mahasiswa sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon ke gereja ini. Warga jemaat yang berjumlah 89 KK (baca: Kepala Keluarga) dengan senang hati membawa persembahan berupa padi sebagai bukti hasil panen yang mereka dapatkan dalam musim tanam. Tidak ketinggalan juga kaum bapak membawa persembahan di dalam amplop dan Naposobulung membawa silua berupa makanan ringan, termasuk sekolah Minggu (SM).

Pelaksanaan Pesta Gotilon di HKBP Dame Janji Angkola berbeda dengan pesta gotilon di gereja-gereja lain. HKBP Dame ini setiap mengadakan Pesta Gotilon selalu mengadakan acara makan bersama dengan seluruh warga jemaat. caranya demikian: Pihak gereja menyediakan lauk dan setiap warga jemaat membawa nasi masing-masing. Makan bersama di dalam gereja. Hal itu dilakukan sebagai ucapan syukur dan sukacita sekaligus memohon berkat kepada Tuhan pemberi anugerah. Tradisi makan bersama di HKBP Dame menurut Japaris Nainggolan (mantan Guru Huria, yang saat ini melanjutkan studi di Sekolah Pendeta) sudah 9 tahun. Cara seperti itu dianggap sebagai langkah untuk memupuk kebersamaan dan persekutuan yang indah dengan warga jemaat.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pesta gotilon ini sebuah tradisi gereja yang sudah lama, tetapi mempunyai nilai-nilai spritual. Pada pesta ini jemaat diajak untuk bersyukur kepada Tuhan serta menyaksikan kuasa Allah di dalam setiap pekerjaan. Sebagaimana nyanyian BE HKBP 337:1 "Mangula hita jolma manabur boni i alai anggo jadina di Debata do i"

Selanjutnya pesta gotilon bukan hanya untuk kalangan jemaat di pedesaan tetapi bagi semua gereja baik di kota dapat mengadakan pesta ini. Namanya pesta syukuran. Bersyukur kepada Tuhan atas apa yang sudah kita terima dari Dia.

Penulis : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Baca Selengkapnya.....

11 September 2008

Kunjungan Mahasiswa Munster dan Neundeltessau

Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Sungguh sebuah kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar Lembaga Sekolah Pendeta HKBP dan Sekolah Guru Huria atas kedatangan rombongan Mahasiswa theologi Universitas Munster dan Universitas Neundeltessau, Jerman Kamis, 11 September 2008. Sebelum ke Sipoholon rombongan berkunjung ke Kantor Pusat HKBP yang diterima oleh Kadep. Diakonia Pdt. Nelson Siregar. Rombongan ini berjumlah 13 orang yang merupakan mahasiswa dari Prof Dr. Reinhard Achenbach dan Prof. Dr. Dieter Becker. Beliau ini adalah mantan Dosen STT-HKBP tahun 80-90-an. Salah satu Mahasiswa beliau adalah Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh. Rombongan tiba di Seminarium disambut hangat oleh seluruh mahasiswa sekolah pendeta dan mahasiswa sekolah Sekolah Guru Huria serta dosen.

Menurut Prof. Dr. Reinhard Achenbach kedatangan mereka ke Seminarium adalah dalam rangka studi perbandingan di beberapa teologi di Indonesia , khususnya di lembaga pendidikan teologi Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Fokus utama studi itu adalah Exegese Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru termasuk masalah criticismn Old Testamen dan New Testament.

Turut bersama rombongan ini adalah Pdt. Ginda Rajagukgu, M.Lit, Pdt. Anna Vera Pangaribuan, MSi , Ny . Darwin Tobing-Siahaan, dan RE Bakara bersama 3 orang mahasiswa STT-HKBP P. Siantar.

Untuk memperkenalkan lembaga ini kepada rombongan, Pdt. Pahala J. Simanjuntak dan Pdt. Thomson Sinaga memberikan informasi dan profil kedua lembaga ini.

Kepada mahasiswa teologi di Seminarium Prof Dr. Achenbach pakar Perjanjian Lama berpesan agar selalu menekankan keimaman sebagai calon pelayan. Umat Israel sangat dekat dengan Allah sehingga mereka mendapat berkat. Keimaman itu diwujudkan melalui kedekatan dan komunikasi dengan Tuhan. Sehingga dengan keimaman tersebut sekularisasi dan rasionalisasi dapat diimbangi, sebagaimana dilakukan oleh Mahasiswa Teologi di Jerman.

Sebelum berakhir pertemuan yang akrab ini uninguningan dan gondang Batak diperdengarkan mahasiswa SGH dan seluruh rombongan terlibat dalam tortor-manortor, termasuk Reinhard dan Becker. Koor mahasiswa sekolah Pendeta juga dikumandangkan sebagai tanda akhir pertemuan.



100_4659.JPG

Tidak terasa perjumpaan selama 2 jam ini berakhir dan rombongan kembali ke kantor pusat HKBP Pearaja Tarutung untuk mengadakan pertemuan dengan Ephorus HKBP sekaligus mengucapkan selamat atas suksesnya sinode godang dan berhasil memilih pimpinan HKBP. Setelah itu rombongan akan bertamasya ke Salib kasih di Siatas Barita dan selanjutnya kembali ke Pematangsiantar.


IMG_0011_1.JPG

Tampak dalam gambar Rombongan berphoto bersama dengan Direktur dan Mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP

Baca Selengkapnya.....

Kunjungan Tim Doa Syafaat HKBP Tebet

Sipoholon, Pada hari Rabu, 10 September 2008, rombongan Tim Doa HKBP Tebet Jakarta mengunjungi Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon sekaligus menyerahkan 1 unit keyboard. Sebelum menyerahkan 1 unit keyboard ini lebih dulu bernyanyi dan berdoa dipimpin oleh Ginto Robinson, salah seorang mahasiswa.

Kunjugan ini merupakan rangkaian acara HKBP Tebet dalam rangka tahun Marturia HKBP 2008. Menurut Ny. Silitonga-br Tobing selain mengunjungi Sekolah Pendeta HKBP rombongan juga telah mengadakan evanggelisasi dan kebaktian keluarga di HKBP Sipahutar. Setelah itu akan dilanjutkan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan penjemaatan ke HKBP Matio Res. Paindoan Distrik XI Toba Hasundutan-Toba Samosir. Sebelumnya koor AMA HKBP Tebet mengunjungi beberapa gereja di Samosir. Rombongan ini dipimpin oleh Pdt. David F. Sibuea, MTh berjumlah 18 orang semuanya ibu-ibu.

Selain menyerahkan keyboard Yamaha Pzr-S 700 kepada Sekolah Pendeta HKBP, alat peraga bagi anak-anak sekolah Minggu juga diberikan kepada HKBP Lumban Baringin. Alat peraga tersebut diterima secara langsung oleh Pdt. Maruhum Simangunsong, STh. Kepada 40 orang mahasiswa sekolah pendeta juga diberikan sejumlah uang untuk pembelian buku.

Pdt. David Sibuea, dalam bimbingannya mengatakan bahwa keyboard ini adalah pemberian bapak A.P. Batubara ketika berlangsung acara kebaktian syukuran ulang tahun beliau pada hari Minggu 31 Agustus 2008 di Jakarta. Kiranya sumbangan ini dapat dipergunakan dengan baik. "Hupaboa tu amang A.P.Batubara tingki acara ulang tahun nasida, ala didok amanta Direktur Pdt. Pahala Simanjuntak porlu keyboard tu sikola on"

Pantun Toho Lumban Toruan mewakili Mahasiswa sekolah Pendeta mengucapkan terima kasih kepada Bapak AP Batubara sekaligus ucapan selamat ulang tahun dan kiranya bertambah berkat. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Tim Doa dan kepada Pdt. Sibuea atas sumbangan tersebut. Dalam kata sambutan yang disampaikan oleh mahasiswa tak lupa mengucapkan selamat atas terpilihnya Pdt. David Sibuea menjadi Praeses HKBP pada Sinode Godang lalu. "selamat ma amang, dipargogoi Tuhan i ma hamu"

Sebuah koor pujipujian dikumandangkan mengakhiri acara pemberian sumbangan. Selanjutnya doa dipimpin oleh Pdt. David F. Sibuea,MTh pertanda acara selesai. Pdt. Pahala J. Simanjuntak mengajak sekolah Pendeta melambaikan tangan untuk memberangkatkan rombongan menuju Balige. Setelah terlebih dahulu photo bersama.

Terimakasih ibu-ibu Tim Doa HKBP Tebet, sukses selalu. Terimakasih buat Bapak A. P. Batubara, selamat ulang tahun dan panjang umur. Tuhan memberkati...

Penulis : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Baca Selengkapnya.....

Sipoholon Pasca Sinode Godang HKBP

Sipoholon, Syukur bagi Tuhan, Sinode Godang HKBP telah selesai dilaksanakan. Pimpinan HKBP yang baru juga telah terpilih. Berita ini tentu membuat semua jemaat atau warga HKBP bersukacita. Apalagi bagi lembaga Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon, Sukacita seperti ini bukan hanya bagi jemaat HKBP tetapi bagi warga Kristen pada umumnya. Kenapa tidak? Sinode godang yang dikabarkan ribut ternyata aman tentram. Sejuk....ada kesejukan ....sebagaimana diharapkan Panitia dan Pimpinan HKBP sebelumnya. Saat ini kompleks Seminarium sipoholon sudah mulai sepi di banding dengan keadaan sebelumnya. Umbul-umbul dan spanduk sudah mulai diturunkan, sampah-sampah dibersihkan sehingga keindahan Seminarium kembali tampak bagi para pengunjung. Tidak ketinggalan juga mahasiswa sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon turut membersihkan ruang belajar (RB) mereka, sebab tempat ini dipergunakan sebagai tempat pendaftaran bagi peserta Sinode Godang. Demikian juga tenda-tenda tempat jualan sudah mulai dibongkar dan disimpan di satu tempat. Itu artinya akan dipergunakan kembali ketika kegiatan akbar terjadi Bukan hanya itu saja. Masyarakat Simanungkalit sangat merasakan hasil yang sangat baik dari sinode godang ini. Selain kampung mereka dikunjungi tetapi jualan mereka habis terjual. Ketika salah seorang pemilik warung selama sinode ini ditanya berapa keuntungan yang didapat. Jawabnya: " Rp 3 juta....." Ha...., gaji sebulan seorang pegawai kantor Bupati. Jual apa saja rupanya? Ada Juice, makanan khas Batak, mie gorong, pokoknya semua jenis jualan diserbu peserta.

Tony Wakson Pakpahan dan Jungjung Sibarani mahasiswa sekolah Pendeta Seminarium Sipoholon tidak ketinggalan memanfaatkan sinode godang ini untuk menjual aneka makanan dan minuman. Coba tanya keuntungan mereka.....berapa.. 5 bulan biaya asrama. Bah...

Penulis : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Baca Selengkapnya.....

04 September 2008

Pdt. Willem T.P. Simarmata,MA Dukung Ephorus Terpilih

Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Pemilihan Ephorus periode 2008-2012 pada sinode godang HKBP ke 59 di Seminarium Sipoholon, kamis 4 September 2008, berlangsung dan berakhir dengan baik dan penuh sukacita. Pemilihan tersebut berlangsung dalam 2 kali putaran karena tidak dapat mencapai 1/2N+1 sesuai dengan tata cara pemilihan. Sebelum diadakan pemilihan terlebih dahulu diadakan ibadah pemilihan ephorus oleh Seksi Ibadah. Pada putaran pertama 3 calon ephorus yang sebelumnya sudah dipilih dalam sinode distrik bulan Juli 2008 lalu. Ketiga calon tersebut adalah: Pdt. Dr. Bonar Napitupulu, Pdt. Willem T.P. Simarmata, MA dan Pdt. Dr. Jamilin Sirait. Pada putaran pertama Pdt. Bonar Napitupulu memperoleh 602, Pdt. Willem T.P. Simarmata, MA, 474 suara dan Pdt. Jamilin Sirait, 192 suara.

100_4579.JPG

Setelah Ketua Pemilihan Pdt. Syarif Nababan, STh mengumumkan hasil pemilihan putaran pertama, sesuai dengan tata tertib pemilihan dua calon akan maju ke dalam putaran kedua yakni Pdt. Bonar Napitupulu dan Pdt. Willem T.P. Simarmata, MA. Jumlah pemilih dalam putaran kedua ini terdiri dari 1267 orang. Dari jumlah suara tersebut jika calon memperoleh 1/2N+1 akan menjadi pemenang.

Pemilihan dan penghitungan suara pada putaran kedua ini berlangsung selama 2,5 jam dan menghasilkan kemenangan bagi Pdt. Dr. Bonar Napitupulu dengan perolehan suara 682. Sedangkan Pdt. Willem T.P. Simarmata, MA memperoleh suara 585, 1 suara batal.

100_4586.JPG

Selanjutnya Panitia pemilihan mengumumkan nama pemenang dalam putaran kedua ini, yakni Pdt. Dr. Bonar Napitupulu. Sinodesten menyambut dengan tepuk tangan dan tawa pertanda dukungan kepada ephorus terpilih, sekaligus ucapan syukur kepada Tuhan.

Pdt. Bonar Napitupulu dan Pdt. Willem T.P. Simarmata tampak saling merangkul dan saling mencium (cipika-cipiki) dan spontan sinodesten menyerukan hidup HKBP....!

Pdt. Willem T.P. Simarmata, MA mengucapkan sepatah kata kepada seluruh sinodesten yang sudah memberikan hak pilihnya kepada dirinya. Sekalipun tidak memperoleh suara terbanyak tetapi tidak akan mengurangi rasa syukur dan terimakasih kepada peserta dan kepada Yesus Raja Gereja. "Saya mendukung dan mendoakan ompui ephorus HKBP terpilih Pdt. Dr. Bonar Napitupulu untuk memimpin HKBP periode 2008-2012. "Yang telah memilih saya kiranya penuh mendukung Pdt. Dr. Bonar Napitupulu" tandasnya dengan senyum ramah. Sinodestenpun memberikan aplaus yang meriah secara spontan.

Pemilihan pada putaran kedua ini diakhiri dengan ibadah syukur atas terpilihnhya ephorus HKBP.

Selamat kepada ephorus HKBP yang baru. Mari kita dukung dan doakan selalu

Baca Selengkapnya.....

03 September 2008

Barita Jujur Taon (BJT) Ephorus dan Laporan Pelayanan Sekjend dan Kepala Departemen

Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Salah satu tugas pokok sinode godang HKBP sebagaimana tertuang dalam Aturan-Peraturan HKBP (AP) 2002 adalah menerima Barita Jujur Taon (BJT) atau Bericht Ephorus HKBP dan Laporan Pelayanan Sekretaris Jenderal dan Laporan Pelayanan Kepala Departemen Koinonia, Marturia dan Diakonia (LP) HKBP.


100_4531.JPG

Oleh sebab itu, salah satuagenda sinode godang HKBP 1-7 September 2008 ini yang dibuat oleh Panitia adalah sessi penyampaianBJT dan LP periode 2004-2008. Memasuki hari ketiga pelaksanaan sinode godang HKBP Rabu, 3 September 2008 setelah kebaktian pagi yang dipimpin oleh Pdt. David F. Sibuea, MTh (Pendeta HKBP Ressort Tebet), Ephorus, Sekjend dan Kadep memberikan BJT dan LP yang dipandu oleh Majelis Ketua Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing (Ketua STT-HKBP) salah satuMajelis Ketua Persidangan. Penyampaian BJT dan LP ini disampaikan secara terpisah, singkat padat dan jelas karena disertai dengan lampiran dari setiap unit pelayanan dan lembaga HKBP. Baik Ephorus maupun Sekjend dan Kadep

Sekalipun melalui pembahasan yang sangat panjang dan disertai dengan berbagai tanggapan serta pertanyaan yang disampaikan kepada pimpinan HKBP ini, seluruh peserta sinode godang menerima Barita Jujur Taon dan Laporan Pelayanan tersebut. Penerimaan BJT dan LP itu ditandai ketika Majelis Ketua mengetok palu sidang selanjutnya sinodesten memberikan aplaus secara spontan dan penuh sukacita. Ephorus HKBP dalam BJTnya menyebutkan bahwa selama periode 2004-2008 HKBP memulihkan dan mempertahankan jati diri HKBP, serta mempersiapkan diri dalam menyambut Jubileum 150 tahun HKBP tahun 2011.

Selamat bersinode, kita berdoa untuk tetap tercipta kesejukan selama sinode godang HKBP ke 59 ini. Tuhan Yesus memberkati

Baca Selengkapnya.....

Silaturahmi Himpunan Dharma Kasih dengan Mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP

Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Di sela-sela berlangsungnya sinode godang HKBP Selasa 2 September 2008 di seminarium Sipoholon, Himpunan Dharma Kasih Jakarta menyempeatkan diri untuk bertemu dengan mahasiswa sekolah Pendeta HKBP. Pertemuan ini merupakan acara 'silaturahmi' pengurus Himpunan Dharma Kasih dengan mahasiswa sekolah Pendeta. Rencana bertemu dengan Himpunan Dharma Kasih (HDK) oleh Mahasiwa sekolah Pendeta sudah sejak lama dirindukan, namun karena kesempatan yang belum ada kerinduan ini belum tercapai. Untunglah melalui Sinode godang ini silaturahmi dapat berlangsung. Perlu diinformasikan bahwa sejak Januari 2008 Himpunan Dharma Kasih memberikan Beasiswa kepada mahasiswa yang langsung diterima oleh mahasiswa lewat rekening pribadi. Pertemuan 2 jam ini membawa kesan tersendiri kepada HDK dan lembaga Sik Pendeta.

020920082322__Medium_.jpg

Para pengurus yang hadir dalam pertemuan ini adalah Ny. D. Pardede -br. Sitorus (Bendahaar Umum), Ny. Tampubolon-br. Sirait (wkl Bendahara), Ny. Siregar-br. Napitupulu (seksi Dana intern), St. Rajagukguk-br. Simatupang (ketua harian bidang Intern), Ny. Sirait-br. Napitupulu, St. Ny. Buty Pangaribuan-br.Tambunan (Sekretaris I). Ny. O.H. Panggabean-br. Siahaan (Ketua bidang Sosial), Ny. I. Tampubolon-br. Girsang (seksi sosial) dan Pdt. Hotma A.T. Pasaribu, MTh (Pendeta HKBP Ressort Menteng).

Rombongan ini berharap komunikasi dan tukar informasi dapat berlangsung selama studi dan hinga melayani di jemaat nantinya. Sebelum pertemuan ini berakhir mahasiswa menitipkan salam kepada ibu M. Panggabean-br. Tambunan sebagai ketua Himpunan Dharma Kasih.

020920082320__Small_.jpg

Mewakili mahasiswa Julianus Sitorus mengucapkan terimakasih atas pertemuan ini sekaligus mengucapkan terimakasih atas bantuan pendidikan (beasiswa) hingga berakhir program ini.

Doa penutup dipimpin oleh Pdt. Hotma A. P. Pasaribu, MTh setelah mahasiswa memperdengarkan koor puji-pujian.

Terimakasih Himpunan Dharma Kasih, teruskan pelayananmu...

Baca Selengkapnya.....

Sekolah Pendeta HKBP awali Tahun Ajaran 2008/2009

Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh.

Tak terasa satu bulan telah berlalu dari masa liburan semester sekolah Pendeta HKBP 2007/20087 Seminarium Sipoholon. Waktu libur tersebut dipergunakan untuk bertemu bersama dengan keluarga masing-masing. Yang lainnya mengambil kesempatan untuk praktek lapangan di gereja-gereja asal. Kini mahasiswa telah memulai perkuliahan kembali di Tingkat/Semester III/V TA 2008/2009. Mengawali kuliah ini sebagaimana biasa ditandai dengan Kuliah Umum yang berlangsung pada hari Selasa, 4 Agustus 2008. Satu hari sebelumnya telah diadakan teken kontrak mata kuliah dengan dosen: dengan melunasi kewajiban administrasi menyangkut uang asrama dan uang kuliah semester. Kuliah Umum ini akan menghantar mahasiswa kepada satu topik pembahasan dalam satu semester ke depan. Adapun topik Kuliah umum kali ini adalah UEM dan Pelayanan JPIC. Hadir sebagai penceramah adalah Ir. Eliakim Sitorus. MSi tenaga fulltimer (Organizer Program) JPIC di UEM Asia . Penyajian yang singkat padat dan jelas dengan menggunakan LCD/power point ini membuat mahasiswa terlibat dalam diskusi hangat. Bagaimana gereja menyikapi maraknya pengrusakan lingkungan hidup, pencemaran, global warming, serta keadilan dan perdamaian yang mulai diabaikan segelintir orang. Apa dan bagaimana, siapa dan mengapa semua hal itu terjadi? Tentu tidak tuntas dalam pertemuan selama 3 jam ini. Selanjutnya, jawaban akan digumuli/dibahas oleh mahasiswa dalam penyajian seminar Dogmatika dan Etika di ruang Kuliah di semester V ini.


Selama kuliah umum berjalan nampak mahasiswa dengan serius dan tekun menerima pemaparan pak Sitorus yang dulunya bergerak di bidag LSM, konsultan hingga diangkat sebagai Konsultan di JPIC UEM Asia berkeduduksan di Medan . Tanya jawabpun berlangsung antara mahasiswa dengan pembicara dimoderatori oleh Pdt. Pahala J. Simanjuntak. Sekalipun dalam awal penyampaiannya pak Sitorus merngaku tidak ada pengalaman mengajar namun selama berlangsung Kuliah tak ubahnya Pak Sitorus sebagai seorang guru besar. Beliau adalah warga jemaat HKBP Sarjana Pertanian dan melanjutkan studi Pasca Sarjana di Universitas Satyawacana Salatiga jurusan Sosiologi Agama.


Dari 40 orang jumlah Mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP, yang hadir dalam kuliah umum ini sebanyak 37 orang. Tiga orang diantaranya (Ganda M Tambunan, Aren Toni Situmorang dan Nelson Sirait) tidak dapat hadir dikarenakan belum masuk asrama. Ketiga mahasiswa ini selanjutnya akan berurusan ke bagian kemahasiswaan untuk diminta alasan kenapa tidak hadir dalam Kuliah Umum yang sangat berharga ini.
Kuliah umum berakhir dengan sukacita, koor pujipuan menandai selesainya kuliah umum selama 3 jam. Setelah photo bersama dilanjutkan dengan makan siang. Kemudian Mahasiswa melambaikan tangan untuk memberangkatkan Pak Sitorus kembali ke Medan.


Thanks Pak Sitorus! Kemesraan ini janganlah cepat berlalu. GBU

Baca Selengkapnya.....

Lembaga Sekolah Pendeta HKBP mengadakan acara Penghiburan kpd Kel. Drs. Jasman Sinaga

Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Informasi sampai kepada Mahasiswa Sekolah Pendeta bahwa telah Meninggal dunia Ibu Tio Sepri br. Sihaloho (Nai Luciana Angelina ), tutup umur 38 tahun, isteri dari Bapak Drs. Jasman Sinaga, kepala Sekolah SMK I HKBP Sipoholon. Meninggal dunia di Rumah SakitHarapanPematang Siantar pada hari Minggu 10 Agustus 2008, pukul 22.00 wib. Senin, 11 Agustus pukul 02.00 dini hari jenazah telah tiba di rumah duka di Jl. Tarutung Kec.Sipoholon- Tap. Utara. Menurut rencana acara penguburan dan acara gereja akan diadakan Selasa 12 Agustus 2008.

Sejak kedatangan jenazah di rumah duka seluruh handai tolan dan kerabat dekat seperti: Keluarga besar SMK I HKBP Sipoholon, SMK II HKBP Sipoholon, SD Latihan HKBP Pearaja, TK Pelita HKBP. SMK Neg Pansurnapitu, Parsahutaon Sipoholon dan guru-guru/dosen HKBP Seminarium Sipoholon, serta warga jemaat/parhalado HKBP Palmarum Res Pearaja, Lembaga Sekolah Pendeta HKBP, Sekolah Guru Huria HKBP turut memberikan kata-kata penghiburan (pangapulion). Demikian juga dengan Pimpinan HKBP melalui Kadep Diakonia Pdt. Nelson Siregar, STh tadi pagi bersama rombongan dari kantor pusat HKBP mengadakan acara penghiburan. Pdt. Nelson Siregar menyampaikan turut berdukacita dari Ompui Ephorus HKBP, Sekjend HKBP dan Kepala Departemen HKBP serta seluruh pelayan HKBP.

Ibu Tio Sepri br. Sihaloho meninggalkan seorang suami dan 4 orang anak yang masih kecil-kecil (sansam mardum)

Mari kita doakan keluarga Bpk Drs Jasman Sinaga, kiranya Tuhan memberikan penghiburan dan ketabahan kepada mereka.

Baca Selengkapnya.....

Simposium Nasional ISBI 2008

Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Ikataan Sarjana Biblika Indonesia disingkat dengan ISBI tengah mengadakan sebuah acara yang disebut dengan Simposium Nasional (SimNas ISBI) pada tanggal 04-07 Agustus 2008 di Sopo Toba Hotel Pulau Samosir. Simposium Nasional ini terlaksana berkat kerjasama Fak Filsapat UNIKA St. Thomas, Medan, STT-HKBP Pematangsiantar, STT-Abdi Sabda Medan dan STT ITA Bandar Baru sebagai tuan dan nyonya Rumah. Untuk tahun 2008, inilah kegiatan yang kedua dilaksanakan oleh Sarjana Biblika dari seluruh perguruan Tinggi Teologi di Indonesia yang tergabung dalam persekutuan ini. Tanggal 30 Mei 2008 yang lalu juga telah diadakan Seminar Internasional di Universitas Kristen Dutawacana Yogyakarta .Simposium Nasional kali ini memilih Topik Literatur Intertestamental Kitab-kitasb Non Kanonis. Untuk menuju kepada Literatur intertestamental Kitab-kitab Non Kanonis, dalam pembahasan ini dimunculkan topik-topik diskusi penting di antaranya: Dead Sea Scrolls dan Perjanjian Baru, LXX dalam Perjanjian Baru, Filsafat sebagai preparation Evanggelica (selayang Pandang Peranan Filsafat Hellenisme pada awal Pewartaan Kekristenan), Deuterokanonika dan Perjanjian Baru, Jewis Messianism in the Second Temple Period,Yudas dan Henokh

ISB2.JPG


Seluruh topik-topik tersebut di atas dibahas dengan penuh persahabatan yang akrab tanpa perdebatan pendapat yang memicu kepada persoalan yang tidak berakhir. Sebagai Sarjana Biblika yang tentu sedikit mengetahuai persoalan teologi selalu menyadari dirinya sebagai orang yang masih perlu mendapat penyegaran dan masukan-masukan untuk tetap mempertahankan Teologis Alkitabiah. Back to the Bible. Salah satu pokok pembahasan dalam Simposium ini adalah:LXX dalam Perjanjian Baru- Sebuah Tinjauan terhadap beberapa persoalan metodologis, disampaikan oleh Pdt. Dr. Anwar Tjen). "Umumnya para peneliti PB menyadari pentingnya Septuaginta (seterusnya LXX) dalam PB. Adalah LXX, bukan Alkitab Ibrani, yang merupakan konteks teologis dan literer yang digunakan para penulis PB dan umat Kristen mula-mula. Akan tetapi, seperti yang diakui Hengel, studi Septuaginta sindiri merupakan suatu terra incognita bagi banyak peneliti PB. Terutama kutipan-kitipan dan acuan-acuan tersirat (allusions) dari PL dalam PB memang tidak asing lagi baagi semua pembaca PB, tetapi segera muncul pertanyaan yang sangat mendasar: Teks mana yang dikutip oleh para penulis PB? Apakah mereka mengutip mdari tekd Yunani atau menerjem,ahkan teks Ibrani? Sejauhmana mereka mengikuti teks sumbernya? Sejauhmana mereka mengolahnya untuk kepentingan tulisan mereka? Apa pengaruh penggunaan teks sumber ini dalam proses berteologi yang dilakukan? Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang menarik perhatian dalam tinjaun LXX dalam Perjanjian Baru (PB)" demikian menurut Anwar Tjen Doktor Teologia dari Lembaga Penerjemah Alkitab Indonesia (LAI).

Sebelum Simposium ini berakhir telah terbentuk pengurus baru ISBI dua tahun kedepan (2010), sebagaimana diaturkan dalam aturan ISBI ini.

ISB3.JPG

Demikian dilaporkan tim website HKBP sekaligus anggota ISBI langsung dari Pulau Samosir, Pdt. Pahala J. Simanjuntak.

Selamat kepada anggota ISBI selamat kepada Pengurus, Sarjana Biblika Indonesia bergabunglahdengan ISBI.


Baca Selengkapnya.....

Ephorus HKBP bertemu dengan Gubsu

Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh

Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pdt. Dr. Bonar Napitupulu mengadakan pertemuan dengan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Syamsul Arifin, SE. Pertemuan tersebut berlangsung pada hari Selasa 12 Agustus 2008 di lantai 10 kantor Gubernuran Sumatera Utara-Jl. Diponegoro No 30 Medan. Dalam pertemuan ini Ephorus memulai pembicaraan dengan mengucapkan selamat dan sukses kepada Gubernur yang terpilih secara langsung pada Pemilu bulan April lalu. Kedua, Kepada Gubernur yang baru ini Ephorus juga memberitahu tentang Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) menyangkut visi, misinya sebagai gereja di Tanah Air Republik Indonesia ini. Apa dan bagaimana peranannya dalam membangun bangsa dan negara RI, termasuk pembangunan di Sumatera Utara. Ketiga, Ephorus mengundang Gubernur Sumut untuk menghadiri acara pembukaan Sinode Godang HKBP yang akan berlangsung 1-7 September 2008 di Seminarium Sipoholon. Maksud kedatangan gubsu dalam pembukaan sinode godang ini adalah untuk memberikan kata sambutan di acara pembukaan tersebut. Gubsu Syamsul Arifin, SE menyambut gembira kedatangan Pimpinan tertinggi HKBP dan mengucapkan terimakasih atas kunjungan sekaligus pertemuan yang pertama ini. Sekalipun sudah pernah bertemu dengan Ephorus ketika ada acara adat di Tapanuli ketika itu, tandas gubsu. Gubsu mengajak semua umat Kriten untuk selalu bergandengan tangan dalam mewujudkan pembangunan di propinsi Sumatera Utara ini. Mengajak semua pimpinan gereja di sumatera Utara untuk memberikan kontribusi pemikiran terhadap pembangunan di Sumut. Tanpa peran serta pimpinan gereja di Sumut pembangunan bisa timpang. Untuk tujuan pembangunan itu masyarakat Sumatera Utara menurut Gubsu harus : taqwa (beriman), sejahtera, sehat, cerdas dan memiliki masa depan. Gubsu juga menyalahkan tindakan sekelompok orang yang membuat kerisuhan di HKBP Binjai Baru. Dan menurut gubsu pelaku-pelaku seperti itu akan ditindas tegas dan diberikan sanksi sesuai dengan aturan perundang-undangan. Mengenai undangan ephorus HKBP dalam pembukaan Sinode Godang HKBP, Gubsu sangat senang dan mengusahakan datang. "Mudah-mudahan, pak Ephorus saya usahakan datang" demikian Gubsu merespon dengan senyum ramah. Pertemuan yang berlangsung selama 45 menit ini berjalan dengan penuh keakraban dan keramahan satu dengan yang lain kemudian diakhiri dengan salam-salaman dan photo bersama rombongan Ephorus dan Gubsu.

Turut hadir dalam pertemuan ini Pdt. M.H. Sihite, STh Kadep Marturia, Pdt. Midian K.H. Sirait, MTh , Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh, Pdt. S.M. Marpaung, STh Pendeta HKBP Ressort Sudirman Medan, Pdt. DR. Deonal Sinaga Kepala Biro Oikumene HKBP, Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh Direktur Sekolah Pendeta HKBP dan Cln. Pdt. Feri Siregar, STh staf khusus Ephorus.

Gubsu didampingi Kakanwil Depag Sumut Drs H. Syariful M Bandar, MAP, Asisten Ketataprajaan Hasiholan Silaen, SH, Asisten Binhukos Drs H. Rahudman Harahap, Kepala Kesbang Linmas Sumut Oloan Sihombing, SH, M.Hum dan Kabid Humas Drs. Maringan Tobing.



Baca Selengkapnya.....