Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh
Kadangkala kita salah beranggapan bahwa pembangunan sebuah gereja mutlak didanai oleh donateur alias anak rantau (parserahan), seolah-olah warga jemaat setempat tidak mempunyai tanggungjawab dalam pembangunan sebuah gereja di bonapasogit ini. Memang betul dan tidak dapat dipungkiri hampir 80-90% dana pembangunan gereja di bonapasogit dibiayai oleh para anak rantau. Namun jikalau diteliti lebih lanjut lagi, warga jemaat setempatpun kalau diikutkan dalam setiap pembangunan pasti mampu, bisa. Apa alasannya, mana buktinya?
Salah satu contoh adalah HKBP Situmeang Hasundutan Ressort Sipoholon VI, pembangunan gereja mereka sudah dimulai sejak tahun 2005 dan hampir 75% selesai. Namun karena kekurangan dana pembangunan tidak dilanjutkan. Selain menunggu cucuran dana dari anak parserahan warga jemaat setempat berusaha menghimpun dana untuk kelangsungan pembangunan berbiaya 200 juta ini. Pengumpulan dana tersebut dilakukan dalam satu acara Pesta Pembangunan Minggu, 24 Agustus 2008. Ibadah minggu dipimpin oleh Pdt. Welman Tampubolon, STh (Praeses HKBP Distrik II Silindung) dan Liturgi oleh Pdt. Johnson Aritonang, STh. Khotbah disandarkan dari Bilangan 12L1-16 mengajak seluruh orang kristen untuk bersyukur kepada Tuhan. Orang yang tidak bersyukur kepada Tuhan biasanya selalu bersungut-sungut. Sekitar 500 jemaat menghadiri acara kebaktian dan pesta ini berharap pembangunan tersebut cepat selesai.
Bupati Taput, Bapak Torang Lumban Tobing bersama ibu Elli br. Manalu diundang panitia menghadiri acara tersebut. Kehadiran Bupati dan rombongan dari Pemkab Taput disambut baik warga jemaat termasuk Panitia. Dalam bimbingan pengarahannya Bupati mengajak seluruh masyarakat Taput, khususnya jemaat HKBP Situmeang supaya bergandengan tangan untuk melaksanakan setiap pembangunan, di tengah gereja dan di masyarakat. Tanpa kebersamaan rerncana pembanguna akan pupus.
Menurut Pdt. Aritonang, undangan disampaikan kepada anak parserahan leweat surat dan lewat telepon. Mereka merespon dengan positif, dan memberikan dukungan lewat daya dan dana pembangunan. Harapan anak ranto kepada warga jemaat di bona pasogit supaya tetap bersatu dan saling menghormati, jangan ada pertikaian ysng mengarah kepada konflik. Demikian pesan anak ranto yang disampaiklan oleh Pdt. Aritonang dalam kata sambutannya.
Yang luar bisa dalam pelaksanaan pesta kali ini adalah bahwa setiap warga jemaat memberikan partisipasinya secara konkrit untuk pelaksanaan pesta (tenaga, waktu, materi, tumpak). Pesta berbiaya 50 juta ini semua ditanggung lewat partisipasi warga jemaat. Itu berarti bahwa panitia tidak menyediakan dana khusus untuk keperluan pesta. Mulai dari beras, cabe, lauk, teh, peralatan pesta termasuk dekorasi merupakan sumbanganlangsung jemaat lokal. Bagus juga seperti itu yah?
Memang kebersamaan akan mengawali segala usaha dan keberhasilan rencana. Filosofi orang Batak: "Aek godang tu aek laut, dos ni roha do sibahen na saut"
HKBP Situmeang Hasundutan, Yes...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar