Oleh : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh.
Ephorus HKBP Pdt. Dr. Bonar Napitupulu Kamis, 17 Juli 2008 pkl 19.00 Wib, membuka secara resmi Konferensi dan pertemuan Raya Guru-guru sekolah HKBP. Pembukaan tersebut dirangkai dalam satu ibadah khusus untuk meneguhkan komitmen Guru-guru HKBP untuk meningkatkan pelayanannya di bidang pendidikan. Kebaktian dipimpin oleh Pdt. Thomson Sinaga sebagai Liturgis dan Pdt. Pahala J. Simanjuntak sebagai pengkhotbah. Dengan mengangkat nas dari firman Tuhan yang tertulis dalam dalam Nehemia 9:20: "Engkau memberikan Roh-Mu yang baik untuk mengajar mereka". Acara pembukaan ini dihadiri 300 peserta dan tamu luar negeri. Ibadah pembukaan ini berjalan dengan hikmat, mengu,andangkan lagu puji-pujian bernafaskan pendidikan.
Ephorus mengawali kalimat pembukaan konferensi ini mengatakan : " Marilah kita memuji Allah, karena melalui Roh-Nya yang kudus, Dia telah memberikan kuasa pada lulusan sekolah-sekolah yang didirikan oleh gereja, sehingga tersebarlah pemimpin-pemimpin masyarakat, yang bergerak memotivasi masyarakat, memperjuangkan agar Universitas untuk orang Batak segera didirikan serta menuju kepada kemandirian dan semakin sungguh-sungguh dalam usaha memerangi kemiskinan dan kebodohan.
Seusai ibadah pembukaan dilanjutkan dengan kata-kata sambutan dari Bupati Tapanuli Utara diwakili Asisten III Drs. H. Pasaribu, mewakili BPP HKBP Pdt. Binar Lumban Tobing.
Kemudian dilanjutkan dengan ceramah Tema yang disampaikan oleh Ephorus HKBP. " Spritualitas Pendidikan HKBP. Spritualitas pendidikan HKBP menjadi bagian dari Pengembangan sumber daya manusia. Ephorus mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia, agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, berarti menguasai IPTEK dan dikuasai oleh Firman Allah. Dengan di kuasai oleh Firman Allah, manusia itu akan memiliki iman yang hidup dan utuh, moral yang tinggi dan dynamis dalam menyongsong masa depan. Kualitas manusia menurut Alkitab adalah "serupa dan segambar dengan Allah (Similitudo Dei dan Imago Dei, Kej 1:26-27). Memang kualitas ini telah rusak dengan jatuhnya manusia ke dalam dosa. Dosa membuat manusia itu jatuh kepada "broken personality" (Personalitas yang remuk, yang pecah dan tidak utuh lagi). Keserupaan dan kesegambaran dengan Allah telah rusak. Namun, Allah Mahapengasih dalam kasih dan kuasaNya menyelamatkan manusia dari dosa dan maut. Kualitas yang semula yang telah rusak akibat dosa, dikembalikan dengan kelahiran kembali oleh kebangkitan Yesus ( 1 Pet 1:3 ); sehingga manusia dimampukan mengenakan manusia baru yang diciptakan sesuai dengan kehendak Allah ( Efs 4:24 ). Manusia itu menjadi "duta besar berkuasa penuh" Allah di dunia ini untuk "menguasai, mengusahakan dan memelihara seluruh ciptaannya". Pendidikan yang mengembangkan SDM seperti itu hanya mungkin oleh Roh Kudus, Firman Allah yang diterima dan dihayati oleh semua elemen lembaga pendidikan itu. Sungguh sangat baik apabila di setiap aras pendidikan HKBP, proses belajar mengajar selalu didahului kebaktian pagi, atau setidaknya doa mengawali kegiatan belajar mengajar tersebut. Seharusnya elemen pendidikan HKBP khususnya para guru dan murid, siswa harus menjadi aktivis di gereja. Di setiap aras pendidikan HKBP harus ada alokasi waktu untuk mendengar/mempelajari Firman Tuhan.Mengembalikan "jati diri" HKBP juga harus tertuang dalam usaha mengembalikan "jati diri" pendidikan HKBP.
Bangkitlah pendidikan HKBP menjadi alat di Tangan Tuhan dan menjadi bagian dari "gereja" mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, bermoral dan beriman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar