Mungkin tak banyak orang tahu bahwa bisnis pers adalah bisnis yang speku-latif. Dalam arti, keuntungannya sangat sulit diperkirakan. Padahal, modalnya relatif besar. Maka, ja-ngan heran jika banyak pers baru yang bermunculan dalam beb
Begitu pula yang dialami sejumlah pers kristiani, yang beberapa di antaranya kini “mati enggan hidup mudah-mudahan”. Artinya, dikira sudah mati, eh… kok ternyata ma-sih terbit juga – sekonyong-ko-nyong beredar kembali. Kepengin-nya sih hidup terus, tapi apa daya dana tak ada dan tenaga pun kian loyo.
Dana, itulah soalnya. Pers kris-tiani, meskipun diperuntukkan bagi pelayanan, toh tetap membutuh-kan duit untuk biaya cetak dan biaya-biaya operasional lainnya. Tapi, selain dana, ada juga hal lain yang tak kalah pentingnya. Yakni, jejaring atau networking. Dengan jejaring yang luaslah niscaya kele-mahan dalam hal dana dapat ter-atasi. Jejaring yang dimaksud bu-kan saja yang berkait dengan duku-ngan dana, tetapi juga pihak-pihak yang menjadi pendukung distri-busi, sumber berita dan informasi, juga para pembaca setia yang sekaligus menjadi pendukung pro-aktif semisal dalam hal membantu mempromosikan, memberi masu-kan, dan lain sebagainya.
Pembaca yang budiman, REFOR-MATA menyadari betul arti jejaring dan pentingnya berjejaring. Maka, dalam berbagai kesempatan yang baik, REFORMATA pernah bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Bukan saja dalam menyeleng-garakan acara seminar maupun iba-dah, bahkan menggelar acara “jual sembako” bagi masyarakat umum pun kami pernah. Tak heran juga jika awak media ini telah kerap diundang ke berbagai daerah dan event. Yang teraktual, 6 Agustus lalu, Pemimpin Redaksi Victor Si-laen diundang untuk memberikan “kuliah umum” di Lembaga Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipo-holon, Tarutung, Tapanuli Utara. Senin pagi di kota kecamatan yang sejuk itu, Victor Silaen membahas tema “Demokrasi, Kristen, dan Ge-rakan Sosial Baru” di hadapan 30-an calon pendeta gereja HKBP dan beberapa dosen di sekolah pen-deta maupun sekolah guru huria yang terletak di kompleks Semi-narium Sipoholon itu. Acara dibuka dengan doa oleh Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh, direktur sekolah tersebut, sementara yang menjadi moderator diskusinya adalah Pdt. Ir. Thomson Sinaga, STh, MM, salah seorang dosen.
Usai “kuliah umum” yang diakhiri dengan makan siang bersama itu, REFORMATA turut diperkenalkan kepada para calon pendeta dan dosen sekolah pendeta dan sekolah guru huria itu. Memang, Sipoholon terletak agak jauh dari Medan, ibukota Sumatera Utara. Mungkin belum banyak pembaca REFORMATA di sana. Tapi, mudah-mudahan kelak terbuka jejaring untuk menjangkau daerah ini. Untuk itulah bantuan para pem-baca sekalian kami butuhkan.
Akhirnya, selamat membaca. Ba-nyak isu menarik yang dibahas da-lam edisi ini. Jangan lupa, ceritakan kepada sanak-saudara dan handai-taulan tentang media kristiani yang menyuarakan kebenaran dan keadilan ini. Mau kritik atau memberi masukan, silakan.
sumber : Reformata Edition 65/V/August 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar