HKBP adalah salah satu dari anggota UEM yang aktif berpartisipasi dalam perkembangan kerjasama di tiga benua. HKBP dan UEM telah dan akan melakukan banyak bentuk kerjasama yang dapat mengembangkan diri secara spiritual, moral dan material.
Dalam rangka kemitraan inilah, Pdt. Dr. Uwe Hummel datang ke Sumatera untuk mengunjungi gereja-gereja anggota UEM. Pdt. Dr. Uwe Hummel dulu adalah misionaris di daerah Nias selama 7 tahun sebagai dosen di STT Sunderman-Nias, oleh sebab itu tidak heran jikalau dia sangat fasih berbahasa Indonesia . Isteri bapak Uwe adalah orang Indonesia suku Ambon yaitu Sonia Parera Hummel, yang juga melayani di UEM sebagai sekretaris untuk Asia (Job Sharing). Dalam kunjungannya, bapak Uwe mengunjungi STT HKBP, Lembaga Pendidikan Diakones, Rumah Sakit HKBP dan Akper, Komite Aids HKBP, HKBP Lobu Siregar (berkhotbah dan sharing dengan jemaat) dan BPM Distrik Humbang Habinsaran, Sekolah Tinggi Guru Huria, Sekolah Pendeta, SMK HKBP Sipoholon, Kantor Pusat HKBP yang bertemu dengan para staf dan pegawai dan juga Pimpinan HKBP, yaitu Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Koinonia.
Dalam kunjungannya, banyak hal yang dapat disharingkan oleh Pdt. Dr. Uwe Hummel menyangkut kerjasama antara HKBP dengan UEM, termasuk di dalamnya tentang Pastor Help Pastor, Scholarship, Rencana Pengadaan Center for Mission Studies yang akan dibentuk di tiga benua: Asia, Afrika, Eropa, Capacity Building, Personel Exchange yang lebih dikenal dengan sebutan program South to South dan program lainnya . Selain itu, beliau juga menyampaikan tentang adanya perubahan di UEM sesudah General Assembly UEM pada bulan Juni lalu berlangsung, dan telah dipilih seorang diakones yaitu Diakones Regina Bushman sebagai moderator UEM yang baru. "Jadi UEM itu bukan Pastor Centris", ujar Uwe.
Pada perjalanannya di Huta Seminarium, Hummel banyak mendengar dan menerima informasi mengenai perkampungan Seminarium dan informasi dua lembaga Pendidikan Teologia HKBP di Seminarium Sipoholon. Kedua lembaga teologia milik HKBP tersebut adalah Sekolah Pendeta dan Sekolah Guru Huria HKBP. Informasi mengenai Sekolah Guru Huria disampaikan oleh Pdt. T. Willi Rumapea, STh (pembantu Direktur III bidang kemahasiswaan) didampingi Pdt. Tomson P. Sinaga, MM dan Diak Rolla Silitonga. Sedangkan informasi Sekolah Pendeta disampaikan oleh Pdt. Pahala J. Simanjuntak,MTh didampingi Effendy Nainggolan. Dalam kesempatan ini mahasiswa memperdengarkan uninguningan dan gondang Batak (musik khas Batak) yang dimainkan oleh Mahasiswa Sekolah Guru Huria. Hummel terkagum-kagum menyaksikan keahlian mahasiswa memainkan gondang Batak tersebut.
Seusai berbincang-bincang dengan mahasiswa dan dosen, Rev. Hummel menyempatkan diri juga mengelilingi kompleks Seminarium sambil mengabadikan ruangan-ruangan sebagai bangunan peninggalan Jerman lewat Camera yangh dia pegang. Seperti ruangan makan yang diberi nama "Gr. Manase Simanungkalit", kantor bertingkat "Pdt. Otto Marks" dan tidak luput dari pandangannya gedung NCC dan auditorium serta menza baru. Hummel berkomentar bahwa tempat seperti ini jarang dimiliki oleh gereja, termasuk di Jerman. Beliau berpesan agar tempat ini dilestarikan dan selalu diabadikan menjadi tempat bersejarah dan tempat wisata rohani. "Selama saya dosen di STT-Sunderman, saya sudah lama mendengar nama Seminarium Sipoholon dan baru kali ini dapat berkunjung, wah indah sekali tempat ini, pasti setiap orang betah tinggal di sini", ucap Hummel dengan bangga.
Penulis : Pdt. Pahala J. Simanjuntak, MTh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar