Kalimat pendek tersebut merupakan sebuah sapaan yang kita ucapkan dan kita terima bila kita telah tiba di Tahun Baru. Ucapan Selamat Tahun Baru (STB) ini masih tetap menyapa kita selama bulan Januari. Sepertinya kurang pas ketika kita bertemu dengan seseorang yang kita kenal kalau tidak mengucapkan selamat tahun baru. Bukan? Sapaan tersebut kita terima lewat layanan pesan singkat atau SMS, telepon genggam atau HP atau juga lewat telepon secara langsung. Bahkan hingga saat ini kita masih mendapat kartu selamat tahun Baru yang mungkin terlambat di kantor pos atau tersimpan di kantor. Hebatnya, perayaan tahun baru 2009 ini dilakukan secara bergantian oleh seluruh pihak. Mulai dari keluarga, kantor, gereja, Wijk, parsahutaon, kumpulan arisan, Lembaga dan instansi swasta dan Pemerintah. Sekalipun dengan istilah yang bermacam-macam, seperti open house, syukuran tahun baru, kebaktian atau partangiangan Bona Taon, intinya adalah menyambut dan merayakan Tahun Baru. Di kota-kota misalnya perayaan tahun baru disebut dengan istilah Tutup Taon (TT) dan Buka Taon (BT) oleh marga-marga dan baru selesai dilaksanakan pertengahan Maret.
Makna Selamat Tahun Baru!
Seandainya kita bertanya, kenapa kita ingin disapa dan menyapa dengan ucapan Selamat Tahun Baru itu? Kalau kita gali secara mendalam sedikitnya ada 3 makna didalam sapaan selamat tahun baru ini:
Pertama: Evaluasi, perenungan kembali.
Sebagaimana falsapah orang Batak berkata: “nilangkahon tu jolo sinarihon tu pudi, bandingkan pula dengan pepatah Inggris “Look before you live”, artinya lihat sebelum engkau tinggalkan. Kedua perkataan ini hendak mengajak kita untuk merenung sejenak, intropeksi diri, evaluasi (rujiruji haporseaon) apa yang kita perbuat dalam tahun 2008 yang sudah kita lalui. Simaklah syair nyanyian BE HKBP No 64:1 “Aut alusanku Debatangku, ra tung maila au disi, marningot salpu ni rohangku ro di sude ulaonki, ai dosa do binaen tangan, gok dosa nang rohangku pe, nang pat nang mata nang pamangan luhut marsala do sude”. Perhatikan pula syair BE No 68:3 “Ra naung tarrimas Debata, marnida pambaenanku, ra naung didok tinaba ma hau on na so dihangku, ndang olo marparbue i, tu aha be hasea i? Renungkanlah!
Kedua: Mensyukuri berkat Tuhan.
Atas perenungan di atas kita patut bersyukur kepada Tuhan dan memuji/memuliakan nama-Nya. Mengucap syukur kepada Tuhan itulah salah satu yang dikehendaki Tuhan. Mengapa kita harus bersyukur? Sebab Tuhan telah menyertai kita di tahun 2008 yang lalu. Tuhan telah menghantar kita memasuki tahun 2009. Dan kita meyakini semua tahun diberikan Tuhan sebagai tahun anugerah. Tidak terjebak dengan perkiraan orang lain, yang menyebut tahun 2009 sebagai tahun kerbau? Tentu di dalam perjalanan kita di sepanjang tahun 2008 yang lalu, banyak hal yang kita alami, rasakan, nikmati, hadapi. Ada kenikmatan, ada sukacita, ada nilai plus. Tetapi sebaliknya ada kegagalan, ada rasa sakit, pahit, kemunduran, dampak krisis ekonomi global dan lain-lain. Tetapi kita dapat melewatinya dengan selamat. Terpujilah nama Tuhan.
Ketiga: Menghidupkan keyakinan, pengharapan dan semangat.
Setelah kita memasuki tahun 2009 tentu di depan kita sudah banyak agenda kerja yang harus kita lakukan. Program kerja mulai dari hal yang kecil hingga program yang besar Segudang program yang akan kita jalankan. Pocket diary kita sudah tersusun jadwal dengan rapi, mulai dari hari, jam, tempat sudah tertera. Agenda pribadi, keluarga, kantor dan pelayanan kita tertulis di papan kerja kita. Secara nasional agenda penting akan kita laksanakan bersama. Pemilihan anggota legislative (DPR/BPD) dan pemilihan Presiden (Pilpres). Kita tidak usah kwatir sebab Tuhan menuntun kita. Mari kita doakan Perang Israel dan Palestina yang terus berkecamuk agar segera berakhir dengan damai. Kita tentu berharap bahwa tahun 2009 akan lebih baik dari tahun 2008. Oleh sebab itu kita harus memiliki keyakinan, pengharapan dan semangat bahwa agenda tersebut dapat kita lakukan jika kita bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Barak Obama presiden terpilih Amerika Serikat sebelum menjadi presiden tetap punya harapan dan keyakinan serta semangat dalam hidupnya. Sejak tahun 1964, Marthin Luther King mencita-citakan agar kulit hitam boleh menjadi presiden di negeri paman Sam ini. Ternyata dreaming Marthin Luther King akhirnya terwujud. Sejarah membuktikan kulit hitam akan memimpin Amerika Serikat 4 tahun ke depan. Sebagai orang Kristen kita harus punya cita-cita, punya pengharapan dan keyakinan kepada Tuhan bahwa tahun 2009 akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Serta punya semangat di dalam menjalankan tugas tersebut. Yakinlah!
Allah memilih kita dan mengutus kita supaya berbuah
Ketiga makna Selamat Tahun Baru di ataslah kita jadikan sebagai titik berpijak menyambut dan memaknai tahun 2009. Dan selanjutnya kita diperhadapkan dengan firman Tuhan dari Yoh 15:16, tentang Panggilan Allah sebagaimana Yesus memanggil para murid-Nya. Selengkapnya ayat ini berbunyi: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”
Ada dua kata kunci (key words) dalam ayat ini. Yakni kata memilih (chosen) dan menghasilkan buah (produced fruit) Kata memilih sering dipahami dengan sebuah inisiatif seseorang, tidak ada intervensi pihak lain, tidak ada pengaruh luar, tetapi hak mutlak si pemilih. Pemilihan Allah kepada kita tidak dipengaruhi oleh siapapun. Allah memilih kita tidak ada pertimbangan lain, yang ada hanya pertimbangan kasih. Kemudian Kata menghasilkan buah. Kata buah dianggap sesuatu yang baik, berguna, indah dapat diperjualbelikan, semua orang menghendaki dan selalu positif.
Dipilih untuk berbuah
Dua orang sahabat bertemu dalam suatu pertemuan setelah sekian lama mereka tidak saling bertemu. Katakan saja Alponso dan Alpian. Alponso menanyakan Alpian setelah mengetahui bahwa Alpian adalah seorang yang selalu sakses dalam karir/pekerjaannya. Apa rahasia Anda selalu mendapat pekerjaan dan jabatan yang selalu baik dan “basah”? Tanya Alponso dengan lantang. Lalu Alpian menjawab: “I do my best (saya melakukan yang terbaik). Di setiap tugas, di setiap waktu, aku selalu memberikan yang terbaik dari diriku untuk tugas itu”
Dalam tahun 2009 ini kita tetap dipilih dan ditetapkan Tuhan untuk berbuah, bukankah demikian? Oleh sebab itu, dalam pemilihan dan penetapan tersebut kita tidak boleh lengah, tidak boleh bermalas-malasan, jangan cuek. Tetapi sebaliknya kita harus tanggap dan siap selalu dengan bekerja keras, optimis. Dari hidup kita dibutuhkan sinergitas, kreatifitas, dan kinerja yang baik. Didukung dengan sebuah integritas yang baik. Dengan memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien segala pekerjaan yang diberikan kepada kita akan kita lakukan. Di samping itu tidak kalah pentingnya kita juga harus menjalin kerjasama (tim work) dengan orang lain. Menjalin mitra dengan orang lain serta mau belajar dari orang lain.
Pemilihan itu tidak terbatas kepada satu orang. Akan tetapi pemilihan itu menyeluruh kepada semua orang. Tujuannya supaya kita menghasilkan buah.
Kisah sebuah Pensil
Saya akan akhiri renungan ini dengan mengangkat sebuah kisah yang dituliskan oleh Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing dalam bukunya “Kasih itu gratis”. Menurut Darwin Tobing ide cerita ini dari Ir. Johanes A. Gianto, Stephen Covey Instructur fir Seven Habits
“Konon di sebuah perkampungan tua, seorang pembuat pensil memberikan petuah kepada pensil hasil pekerjaannya yang sudah siap dijual. Sebelum pensil itu dijual dan dipasarkan, tukang pembuat pensil itu memberi pesan kepada pensil.
Ada lima hal yang perlu kau perhatikan dan kau laksanakan agar engkau menjadi alat yang berharga dan berguna dalam kehidupanmu, katanya memulai memberikan petuahnya.
Pertama, engkau harus berada tepat di antara jari-jemari tangan manusia yang memakaimu. Itu pertanda bahwa dialah yang memiliki engkau dan engkau adalah miliknya.
Kedua, engkau harus menuruti gerakan-gerakan yang telah ditentukan pemilkiku, mengikuti arah kemana engkau digoreskan, Turutilah dengan senang hati kemauan pemilikmu. Tidak boleh menolak, apalagi melawannya. Sebab hanya dengan demikian engkau dapat dipergunakan sesuai dengan kehendaknya.
Ketiga, suatu ketika engkau akan tumpul, tidak tajam, sehingga goresanmu di atas kertas tidak jelas dan tidak terbaca. Oleh karena itu, engkau pasti akan diasah, bahkan akan diarit. Badanmu akan dikikis dan diperuncing. Tetapi semua itu terjadi agar goresanmu semakin tajam dan tulisanmu semakin jelas kelihatan.
Keempat, pensil yang sudah pendek adalah pertanda sudah berjasa bagi pemiliknya. Ia telah banyak dipakai untuk menyalurkan ide, pemikiran dan isi hati pemiliknya. Sekalipun suatu ketika nanti engkau terpaksa akan dibuang karena dianggap tidak berguna lagi, tetapi jasamu telah tersimpan di berbagai lembaran kertas dokumen penting. Goresan-goresan yang engkau keluarkan akan selalu dipelihara dengan baik.
Kelima, sepanjang engkau masih dipergunakan, berusahalah meninggalkan goresan dan jejak yang jelas dan yang dapat dibaca orang. Itulah kenangan yang sangat berharga atas dirimu sebagai pensil. Ingat manusia mengenal sebuah perumpamaan: Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan nama. Lalu kau pensil, bila sudah dan tidak dipakai lagi, harus meninggalkan jejak dan goresan tulisan yang bermakna, yang berguna dan berharga bagi tuannya dan bagi masyarakat banyak.
Kisah sebuah pensil di atas menurut Darwin Tobing adalah gambaran kisah kehidupan manusia yang bermakna dalam kehidupan ini.
Penutup
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Kristus, kita telah dianugerahkan Tuhan tahun 2009 ini, ingatlah bahwa kita tetap dipilih oleh Allah untuk tugas dan pelayanan yang lebih berguna lagi. Tentunya untuk menghasilkan buah yang baik dan berguna. Bagi diri sendiri, keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara terlebih di hadapan-Nya.
Tuhan memberkati kita semua.
Selamat tahun baru 2009.
Penulis adalah Direktur Sekolah Pendeta HKBP
Seminarium-Sipoholon
psh06simanjuntak@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar