Di HKBP Simangumban dan HKBP Sibulanbulan.
Dua hari setelah gempa di Simangumban, tepatnya Rabu, 21 Mei 2008 pukul 24.00 waktu setempat terjadi banjir bandang. Banjir bandang ini terjadi di desa Sipetang Kecamatan Purbatua Kab. Tapanuli Utara. Salah satu korban akibat bencana ini adalah gedung Gereja HKBP Sibulanbulan. Salah satu jemaat cabang (pagaran) HKBP Ressort Simangumban Distrik II Silindung. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini, semua penduduk dinyatakan selamat. Tanah longsor menembus gereja sehingga bangku dan peralatan kebaktian tertimbun tanah, sebahagian tidak dapat dipakai, sebahagian papan, seng/atap, tiang masihdapat dipergunakan.
Tampak dalam gambar, Mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon sedang membongkar dan mengangkat papan yang di bongkar dari bangunan gereja lama yang kena banjir bandang, pada Rabu, 21 Mei 2008 yang lalu.
Sehubungan dengan itulah rombongan Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon mengadakan gotongroyong membantu pemindahan gereja dari lokasi bencana ke tempat pendirian gereja baru. Secara bersama-sama mahasiswa dan warga jemaat tiba di lokasi kejadian dan melakukan pembongkaran bangunan gereja yang sudah ditimpa tanah longsor setinggi 2 meter itu. Acara gotongroyong ini berlangsung pada hari Rabu, 28 Mei 2008.
Pdt. Pahala J Simanjuntak, MTh saat memberi kata penghiburan kepada warga jemaat HKBP Sibulanbulan yang mengalami bencana alam banjir bandang.
Seusai bergotongroyong rombongan mengadakan acara singkat dengan memberikan kata-kata penghiburan. Julianus Sitorus mewakili Senat Mahasiswa mengatakan bahwa kedatangan rombongan Sekolah Pendeta di HKBP Sibulanbulan ini adalah menunjukkan kepedulian sosial Mahasiswa sekaligus menghibur, menguatkan iman serta memberi semangat kembali warga jemaatatas peristiwa yang mengejutkan ini. St. A Sihombing (Guru Huria ) mewakili parhalado dan warga jemaat yang berjumlah 20 Kepala Keluarga (KK) mengucapkan terimakasih atas kedatangan rombongan ini. St. A. Sihombing mengatakan:�Tung mansai las do rohanami di haroro ni angka amanami Singkola Pandita na tongon nuaeng marsiajar di Sipoholon, dilehon hamu tingkimuna dohot gogomuna laho mandulo dohot mangurupihami. Mauliate ma di amanami Direktur na munguluhon rombongan on�.Acara penghiburan ini diakhiri dengan nyanyian dari BE No 188:1 �Jahowa Siparmahan ahu ndang hurang manang aha� kemudian dilanjutkan dengandoa penutup dan salam-salaman.
Hal yang sama, Mahasiswa juga mengadakan gotongroyong di HKBP Simangumban. Gotongroyong ini dilakukan dengan meratakan pertapakan untuk tempat gereja baru persis di samping gereja lama. Sebab gedung gereja yang selama ini dipergunakan untuk kebaktian, kini tidak dapat dipakai lagi akibat gempa berkekuatan 6.1 SR Senin, 19 Mei 2008 lalu. Pada hari Selasa, 27 Mei 2008 diadakan peletakan batu pertama pembangunan rumah ibadah ini. Pembangunan dilaksanakan dengan swadaya jemaat. Seusai mengadakan gotongroyong acara dilanjutkan dengan acara penghiburan seperti yang dilakukan di HKBP Sibulanbulan. Mahasiswa diwakili Sathin Hutahaean mengungkapkan bahwa kehadiran Mahasiswa Sekolah Pendeta adalah sebagai wujud kasih dan persaudaraan di dalam Kristus sebagaimana tertulis dalam
Mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP bersama warga jemaat dan aparat uspika Simangumban sedang melakukan kegiatan gotongroyong dalam upaya meratakan tanah dimana gedung gereja akan didirikan.
Pdt. Rumantoh Sibarani, STh (Pendeta HKBP Ressort) dan Gr. Bongit Siahaan (Guru Huria) bersama dengan parhalado dan warga jemaat menyambut baik gotongroyong ini. Serta mengucapkan terimakasih atas kehadiran Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon di HKBP Simangumban ini. Pendeta Ressort menjelaskan gedung gereja tidak dapat dipakai akibat goncangan gempa tektonik ini. Sehingga membangun � parlapelapean� (tempat ibadah) dengan cepat. Kebaktian Minggu terpaksa diadakan di luar gereja dengan memakai tenda darurat. Sibarani menambahkan bahwa pembangunan tempat ibadah ini sebahagian dibiayai oleh kantor pusat HKBP yang diberikan olehOmpui Ephorus HKBP Pdt. Dr. Bonar Napitupulu pada kunjungan pastoral minggu lalu. Acara diakhiri dengan nyanyian dan doa, selanjutnya warga jemaat memberangkatkan rombongan Sekolah Pendeta dengan linangan air mata. Di wajah mereka terukirharapan dan keyakinan bahwagedung gereja ini cepat selesai. Turut dalam gotongroyong ini 15 orang mahasiswa dari Sekolah Guru Huria bersama Pdt.T.W. Rumapea, STh.
Dapat ditambahkan bahwa dua dari keluarga Mahasiswa Sekolah Pendeta HKBP yakni Aryen Toni Situmorang dan Japaris Nainggolan yang berdomisili di Janji Angkola dan Pahae turut merasakan kerugian akibat bencana tidak diduga ini. Aryen Toni Situmoarng misalnya, mengalami kerugian dimana sebahagian rumah bagian belakang (dapur) roboh.Terpaksa harus dibagun kembali dengan biaya sendiri. Melihat keadaan ini rombongan Sekolah Pendeta menyempatkan diri berkunjung ke rumah kedua mahasiswa ini. Mahasiswa memberikan kata-kata penghiburan dan memberikan pengganti �boras sipir ni Tondi kepada Keluarga dan diakhiri dengan nyanyian koor dan doa bersama.
Tampak dalam gambar, Mahasiswa dan pegawai Sekolah Pendeta HKBP Seminarium Sipoholon saat akan meninggalkan lokasi bencana banjir bandang, menyempatkan diri untuk diabadikan setelah seharian melakukan bakti sosial di Simangumban.
Wah�! Satu hari bersama korban gempa dan banjir bandang tidak terasa berlalu. Hingga rombongan tiba di kampus pada pukul 21.00 dengan guyuran hujan sebahagian mahasiswa mengendarai sepeda motor. Namun mahasiswa merasakan sukacita atas perkunjungan ini serta menyaksikan secara langsung kejadian akibat bencana tersebut.
Hendaklah imanmu kokoh dan teguh hai saudara-saudara seiman!Immanuel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar