Profosal Rapat Pendeta HKBP 2009
Tema : Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. (Lukas 6:3b)
Sebagai gereja, HKBP sedang berada ditengah dunia yang berubah dan berkembang dengan cepat, baik secara komunal maupun secara individual. Arus informasi yang sangat cepat telah mendukung penyampaian berbagai budaya terhadap seluruh aras kehidupan masyarakat. Semakin besar sentuhan berbagai budaya kepada suatu masyarakat maka akan semakin cepat pula perubahan yang akan terjadi. Proses globalisasi telah menghantar dunia sekarang menghadapi berbagai krisis seperti: semakin dalamnya kemiskinan, semakin parahnya pengrusakan lingkungan hidup dan terjadinya disintegrasi sosial.
Demikian juga ditengah kehidupan bangsa Indonesia. Dengan melihat perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini di dalam masyarakat ada banyak kegelisahan yang menimbulkan pertanyaan besar. Tampak betapa rapuhnya disiplin manusianya dan sangat mudah jatuh ke dalam tindakan-tindakan kekerasan dan anarkis, dan meninggalkan sikap hidup kegotongroyongan. Globalisasi yang ditandai dengan cepatnya perkembangan arus dan tehnologi informasi ditengah bangsa kita juga telah memicu suburnya pertumbuhan paham pluralisme yang berdampak pada lahirnya gerakan agama baru dan kontra pluralis yang ditandai dengan menguatnya fundamentalisme agama. Kedua paham tersebut dapat mengancam kehidupan gereja.
Oleh sebab itu, sebagai bagian integral dari masyarakat dan bangsa, HKBP ikut merasakan bahwa solusi terhadap persoalan yang terjadi saat ini juga merupakan sebuah tanggung jawab. HKBP tidak mungkin melarikan diri dari kenyataan itu dan menjadikannya hanya sebagai urusan pemerintah. Udah tentu bahawa Peran HKBP sangat dibutuhkan, dengan mengajak para pendeta untuk ikut menggumuli dan melakukan hal-hal positip secara kritis dan obyektip serta tidak terjebak dengan tindakan yang akan memperparah keretakan hubungan masyarakat. HKBP turut bertanggung jawab untuk menjadi wadah perekat bangsa dan ikut membantu pemerintah menciptakan masyarakat yang sejahtera, sebagaimana tertuang dalam motto Tahun Diakonia HKBP 2009, “Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja”.
HKBP juga ditantang untuk memahami jaman yang cepat berubah HKBP harus senantiasa berbenah diri untuk memasuki era dan arena baru misi, agar pelayanan HKBP tidak larut dalam bentuk pelayanan yang bersifat kolosal melainkan turut mendampingi kehidupan jemaat agar mampu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya. Hal ini sebenarnya telah digumuli para pendeta HKBP sejak Rapat Pendeta HKBP 2001 dimana Pendeta HKBP terpanggil untuk membaharui diri dalam rangka memberdayakan jemaat dan masyarakat dengan terang tema Rapat Pendeta, “Aku Memilih Kamu untuk Menghasilkan Buah”, Yohanes 15:16) Melalui Rapat Pedeta HKBP pada tahun tersebut, para pendeta HKBP diajak untuk merenungkan sebuah komitmen pembangunan jemaat bukan hanya dari sisi spiritual tetapi juga dari segi ekonomi sesuai dengan tuntutan perkembangan pada jamannya. Demikian juga pada Rapat Pendeta HKBP 2003, dengan tema “Menjadi Kesembuhan Bagi Bangsa-bangsa”, para pendeta HKBP menggumuli perannya sebagai pendamping setia jemaat dalam tantangan dan pergumulannya yang selalu diterpa derita sebagai akibat dari berbagai persoalan sosial yang dihadapinya serta berkomitmen untuk memelihara bumi dan menjaga keutuhan ciptaan. Juga pada Rapat Pendeta HKBP 2005 dengan tema “Berubahlah oleh pembaharuan budimu” (Roma 12:2b), para pendeta HKBP dituntut untuk lahir kembali, hidup baru dengan membudayakan budi yang baru serta mengembangkan akal yang berdaya kritis untuk mengerti dan melakukan kehendak Allah.
Melihat banyak hal yang menjadi kenyataan dan sekaligus menjadi tantangan bagi gereja dan dalam lanjutan terang tema rapat pendeta 3 (tiga) kali sebelumnya yang dipadukan dengan program Tahun Diakonia HKBP 2009, para pendeta HKBP merenungkan kembali dan memperbaharui komitmen panggilannya sebagai pelayan Tuhan untuk menata ulang pelayanan melalui pelayanan Diakonia. Prinsipnya adalah “Murah Hati” dan ini akan menjadi ciri khas yang hadir pada setiap pendeta HKBP. Kejatuhan manusia ke dalam dosa mengakibatkan sirnanya sifat murah hati, karena telah menjadi manusia yang egoistis. Tetapi berkat kemurahan Allah dalam penebusan Tuhan Yesus Kristus, telah menjadikan orang percaya hidup dalam kemurahan Allah. Dalam karya penebusan Allah, orang percaya dibaharui dan diangkat menjadi anakNya. Oleh karena itulah, sebagai Anak-anak Allah maka orang percaya harus hidup dalam kemurahan.
Kemurahan adalah belas kasih Allah, karena Tuhan mencintai dan menyalurkan berkat kepada ciptaanNya secara holistik, yang meliputi seluruh ruang lingkup kehidupan manusia. Oleh karena itu, seorang yang masuk dalam proses murah hati, padanya teridentifikasi bahwa Tuhan telah hadir. Inilah yang menjadi salah satu orientasi pelayanan pendeta HKBP, yaitu mampu menyatakan kehadiran Tuhan dalam dirinya yang tampak dalam sikap, kebijakan, dan tindakan. Hal ini sangat perlu, melihat sisi buruk dari era global bahwa tidak semua pihak diuntungkan olehnya, melainkan banyak yang terlena, bingung skeptis dan ragu-ragu melihat kejutan perubahan yang sangat cepat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini ditengah bangsa kita. Sehingga Rapat Pendeta HKBP 2009 ini, merupakan kegiatan strategis untuk menggali solusi konseptual dalam mencari jawab atas persoalan yang timbul dari era global, serta menelaah landasan teologis, titik tolak pelayanan partisipatif terhadap beban bangsa, masyarakat, jemaat dan sesama pelayan.
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya Rapat Pendeta HKBP 2009 ini adalah untuk memberikan arah teologis bagi perjalanan HKBP dan seluruh pendeta HKBP dalam visi dan misi HKBP, sehingga dengan demikian HKBP dapat hadir sebagai gereja yang “Berbelas kasih” dan “Bermurah hati” ditengah-tengah kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, melalui rapat pendeta ini para pendeta HKBP diharapkan akan:
1. Mengevaluasi pelayanan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir setelah Rapat Pendeta HKBP 2005.
2. Memantapkan landasan teologis dalam mengantisipasi masalah-masalah yang diakibatkan oleh dampak negatif dari globalisasi dan krisis multi dimensi sehingga jemaat merasa didampingi dan dimampukan untuk memberi jawab terhadap persoalan yang dihadapi.
3. Adanya kesamaan pemahaman teologis dan penyeragaman tehnis pelaksanaan pelayanan pendeta.
4. Penyegaran kembali akan tugas panggilan, serta meningkatkan integritas pelayanan. Menumbuhkan kesadaran kebersamaan sesama pelayan HKBP untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemui para pelayan dalam tugas pelayanan
Materi
Rangkaian materi acara para Rapat Pendeta HKBP 2009 untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1. Orietasi Rapat dari Panitia Rapat Pedeta
2. Pembukaan Rapat Pendeta dalam bentuk ibadah yang dipadu dengan khotbah Tema Rapat Pendeta, Pidato Pembukaan dari Ketua Rapat Pendeta, Bimbingan Pastoral Ephorus, dan kata-kata sambutan lainnya.
3. Penelaahan Alkitab:
4. Ceramah Tema Rapat Pendeta HKBP 2009
5. Ceramah Sub Tema
6. Topik Khusus:
- Tema : Teologi Persembahan HKBP
- Tema : Pemahaman HKBP Tentang Perkawinan
- Tema : Pemahaman HKBP Tentang Sakramen
- Pelayanan Holistik dan Transformatif Dalam Rangka Perwujutan Visi dan Misi HKBP
7. Laporan Ketua Rapat Pendeta HKBP
8. Laporan dari komisi Teologi dan Liturgi
9. Informasi Kesejahteraan Pendeta
10. Pembahasan Sidang Kelompok
11. Pleno Pembahasan Keputusan
12. Pemilihan Ketua Rapat Pendeta
13. Penutupan
Pengorganisasian
Penanggungjawab : Ephorus HKBP dan Ketua Rapat Pendeta
Pelaksana : Sebuah Panitia yang dibentuk dan diangkat oleh Ephorus beserta Ketua rapat Pendeta
Tempat dan Waktu : Seminarium HKBP Sipoholon, 03-08 Agustus 2009
Peserta : 1500 orang
Anggaran : Ditentukan kemudian
Ketua Umum Sekretaris Umum
dto dto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar